Love
Pagi-pagi buta gue udah berangkat ke sekolah. Gue buru-buru dateng sebelum abang gue bangun dan ngerepotin gue dengan hal-hal nggak berguna.
Contoh aja nyuruh gue manasin motor dia di garasi, malah kadang disuruh ngeluarin. Lah gue mah ogah disuruh kerja rodi di pagi hari. Mending gue ke sekolah dan melaksanakan misi rahasia.
Haha, rahasia gak tuh!
Anak kelas satu SMA kayak gue masih semangat-semangatnya buat sekolah pagi.
Beuh beda lagi kalau udah jadi tetua kek abang gue. Jadi anak kelas dua belas, hawanya pengen bolos terus katanya.
Oke abaikan abang gue!
Dia emang bego sih. Gak pas kelas satu, gak kelas tiga kebiasaanya jeleknya gak niat sekolah selalu ada.
Beda sama gue dong!
Tapi gue rajin bukan karena gue anak kelas satu sih. Lebih tepatnya gue rajin ke sekolah pagi karena ada maksud dan tujuan tersembunyi.
Kan gue bilang tadi, ada misi rahasia hehehe!
Dan tadaa, disinilah gue berdiri - loker nomor 23 milik Julian Hestamma.
Gue buka loker itu pelan-pelan. Iya dong, takut lecet dan rusak.
Kebiasaan kak Julian selalu gapernah ngunci lokernya. Dan itu keuntungan tersendiri buat gue.
Dan juga cewek-cewek yang lain tentu saja. Krik.
Gue tersenyum melihat tatanan buku yang rapi juga raket dan bola kasti di pojok loker.
Kak Julian memang pecinta kerapian dan kebersihan no debat! Cinta olahraga juga. Kasti, voli, futsal, basket. Apa sih yang dia gak bisa?
Ada sih. Gak bisa dimiliki.
Painful sekali!
"Semoga kakak suka ya hihi!"
Gue terkikik geli saat meletakan kue cokelat buatan gue ke dalam loker itu.
Kemaren gue sibuk berkutat di dapur demi bikin kue cokelat ini. Kalau di lidah gue kemarin sih enak gatau kalau dilidah kak Julian.
"Memang calon istri yang baik," gumam gue sambil ngusap poni rata gue di dahi.
Poni gue yang suka tuing-tuing ini adalah kebanggan gue. Soalnya mantap untuk menutupi jerawat. Hehehe.
Sampai gue denger suara desisan orang mau ketawa di samping gue. Tangan gue yang tadinya mau nutup pintu loker malah gajadi.
"Pftttt!" orang itu menahan tawa.
"Hahahaha!" lalu terbahak keras.
"Kak Ian?!"
Gue kaget melihat cowok itu udah berdiri di samping gue. Entah sejak kapan bahunya menyender santai ke loker di sebelahnya.
"Berhenti ketawa!"
Gue nyuruh dia berhenti ketawa tapi gue malah terpesona. Tawa ganteng sih.
Tapi lama-lama gue kesel karena kak Julian cuma natap gue sambil masih cekikikan gajelas. Gue tahu dia itu bermaksud menghina, meski ketawa lebar gitu.
"Lo kapan berhenti sih, Love?"
Dan hal yang gue suka dari kak Julian adalah dia selalu memanggil gue dengan nama itu.
Ya, sejak pertama dia dulu manggil gue. Setelahnya cowok itu selalu manggil gue 'Love'.
Sesuka itu dia sama nama gue?
YOU ARE READING
LOVEIAN
RomanceHanya kisah percintaan dua anak manusia, Lovely dan Julian. Tentang bagaimana mereka saling berkenalan, terikat, menjauh lalu bersatu kembali. "Jadi gini, Love..." "Gabisa! Gue enggak bisa fokus nulis kalau kayak gini caranya kak Ian!" "Emang aku n...