Ian
Kegiatan gue akhir-akhir ini cuma kerja pulang kerja pulang. Gue gak mau lagi ngurus pekerjaan papa. Ngajak bicara aja enggak apalagi ngerjain urusannya yang seabrek itu.
Untuk pertama kalinya gue merasa gak punya semangat hidup. Gue nggak nyangka Lovely minta putus dari gue.
"Kita putus aja lah. Aku capek."
Kita putus aja...
Kita putus aja...
Gue gak mau! Sangat amat tidak mau! Tapi Lovely kekeh dengan ucapannya.
Sebenarnya salah gue ada dimana? Gue mulai memikir-mikirkannya lagi. Semua ini dimulai di hari ulang tahun Lovely.
Gue mengizinkan dia datang ke apartemen. Itu posisinya gue punya tugas seabrek dari papa.
Papa bilang Sandra bisa membantu, dan gue mengiyakan. Gue tahu papa sangat menyukai Sandra dan berharap wanita itu bisa bersama gue.
Hari itu gue nggak mikirin apa-apa selain dia yang datang dan membantu gue dengan semua itu.
Makin cepet selesei bakalan lebih baik kan? Gue harus bisa berduaan dengan Lovely hari ini!
Sandra datang saat hujan turun dengan deras. Gue mengkhawatirkan Lovely. Dan memikirkan apakah di rumah sana juga hujan?
Kalau iya gue mau ngelarang dia dateng aja. Kasihan kesayangan gue repot-repot ke sini di hujan-hujan begini.
"Julian aku minjem baju kamu ya? Pakaian aku basah semua."
Sandra sudah memegang hoodie biru kesayangan gue. Terakhir dipakai sama Lovely, gak pernah mau gue cuci. Gue taruh di sofa biasa buat gue peluk kalau tidur. Bau tubuh gue bercampur sama tubuh Lovely, gue sangat menyukainya. Itu menenangkan.
"Jangan yang itu, aku ambilin yang lain," gue udah bilang gitu. Tapi Sandra udah lebih dulu melepas pakaiannya di depan gue.
Sialan!
"Ke kamar mandi sana!" Usir gue.
Ck! Gue menyadari sepertinya salah menggundang Sandra ke sini di saat-saat seperti ini.
Salah papa! Harusnya dia bilang kalau ada yang bisa ngerjain ini selain gue.
Papa nggak sengaja bikin gue sibuk kan?
Gue gak mau berburuk sangka sama papa. Masalahnya gue memang pernah berdebat sama papa gue soal Lovely.
Papa bilang gue boleh memacari Lovely untuk kesenangan tapi untuk keseriusan papa nggak setuju.
Emang gue cowok apaan?! Apa papa pikir gue ini manusia brengsek yang bisa melakukan hal menjijikan seperti itu?
Demi kesenangan katanya?
Di hati gue cuma ada satu nama. Dan itu Lovely.
"Love..." gue berniat melihat seberapa deras hujan lewat balkon.
Ternyata memang sederas itu. Baju gue langsung basah semua. Hujan bercampur angin adalah yang terburuk!
Jadi gue memutuskan untuk mandi. Sandra udah selesai. Gue mutusin buat mencuci hoodie itu nanti. Harus!
"Minjem hairdryer dong, celanaku gak terlalu kebasahan. Bisa dipakek lagi."
Gue memberikan handuk kecil sebagai gantinya. Karena gue memang nggak punya alat itu. Ralat belum punya.
"Kak Ian nggak punya pengering rambut? Terus rambut aku gimana ini?"
Lovely juga pernah memprotesnya. Harusya gue beli satu.
YOU ARE READING
LOVEIAN
RomanceHanya kisah percintaan dua anak manusia, Lovely dan Julian. Tentang bagaimana mereka saling berkenalan, terikat, menjauh lalu bersatu kembali. "Jadi gini, Love..." "Gabisa! Gue enggak bisa fokus nulis kalau kayak gini caranya kak Ian!" "Emang aku n...