45 || Workspace For Us

340 36 10
                                    

Tidak ada angin tidak ada hujan, kak Gigi manggil kita di malem hari yang cerah ini.

Maksudnya ini terlalu dadakan. Padahal biasanya dia kalau pengen sesuatu pasti chat dulu.

Karena akhir-akhir ini gue juga sering nemenin kak Gigi, apalagi kalau diminta bang Haikal.

Gue mah gas-gas aja. Kak Ian juga enggak ngelarang.

Hari ini beda. Kak Gigi minta kita dateng, malah dia ngebetnya kak Ian yang main ke rumah.

Ternyata oh ternyata kak Gigi ngidam sesuatu yang aneh. Bang Haikal pun gatau mau gimana.

"Gue udah lihat reaksi orang-orang yang makan permen itu." muka bang Haikal udah nahan mual.

Tebak! Kak Gigi nyuruh kak Ian sama bang Haikal ikut challenge maka Bean boozled.

Itu adalah permen jeli yang bentuknya kecil-kecil, berwarna-warna, juga memiliki rasa yang luar biasa.

Ada rasa yang waras dan rasa yang aneh, sulit banget diterima nalar manusia.

Mau gamau karena kak Gigi ngotot, bang Haikal dan kak Ian akhirnya nurutin juga.

"Kak Ian.. aku merinding. Seengak enak itu rasanya kalau dapet yang zonk."

Kak Ian tau itu, dia ngangguk pelan. Kak Ian aja baca bungkus kotak itu untuk memastikan berkali-kali.

Kelapa, rasa jus buah pir, rasa licorice, rasa lemon, rasa popcorn, dan juga rasa tutti frutti. Itu rasa sek normal.

Kalian lihat di tiktok deh. Amazing banget yang nyiptain permen itu. Banyak yang huek-huek.

Karena ada rasa yang nggak normal ada telur busuk, kaos kaki, pasta gigi, makanan anjing, rumput—

"Barf? Muntahan?" gumam kak Ian. Dia tercengang sama rasa yang tertulis di bungkusnya.

"Anak lo belum lahir aja udah ngerepotin."

Plak!

Digeplak itu lengan suami gue sama bang Haikal setelah ngomong gitu. Gue melototin bang Haikal.

Beraninya dia mukul suami tersayang gue!

Okay lupakan soal itu. Kak Gigi udah excited mau lihat bang Haikal sama kak Ian main.

Jadi mereka pakai spinner semacam pemutar yang emag udah ada dalam bungkusnya itu.

Pertama kak Ian. Gue udah deg-degan waktu dia muter dapat permen warna hijau.

Dia yang makan tapi gue yang deg-degan.

Untunglah setelah beberapa saat gue nggak lihat kak Ian bereaksi heboh. Aman.

Gue mendesah lega. Tapi yang paling lega malah justru bang Haikal.

"Giliran gue," kata bang Haikal.

Dia memutar spinner di depannya. Permen warna putih. Gugup banget gue lihat bang Haikal.

Satu.. dua.. ti—

"HUEK!"

Belum juga ada lima detik itu permen di mulut abang gue. Dia udah lebih dulu berlari ke wastafel dan muntahin permen itu.

"Makanan anjing? Gimana rasanya sayang?" gue denger kak Gigi bergumam.

"Kak Gi... psikopat banget," kata gue gak tega lihat bang Haikal.

Kak Gigi malah tersenyum. "Seru Lovely. Kamu mau coba?"

Syok gue!

"Enggak mau."

LOVEIANWhere stories live. Discover now