37 || Let's Do It, Love

451 46 17
                                    

Sudah hampir seminggu gue berada di sini. Setiap hari gue selalu berhadapan sama kakek.

Jangankan bisa berduaan sama Lovely, gue aja cuma bisa ketemu dia tiap kali kita makan bersama.

Tentu saja gue menanfaatkan ponsel dengan baik. Berbeda dengan gue yang resah dan khawatir, Lovely kelihatan sebaliknya.

Dia selalu menceritakan hal-hal yang baik ke gue. Gak ada masalah, dia seneng berada di sini.

Seperti kemarin saat dia pergi bersama nenek, katanya Lovely diajak pergi ke pusat oleh-oleh.

Itu karena kebetulan ada wanita hamil di rumah ini, sepupu gue. Dia ngidam mau beli bakpia atau apalah itu. Dan nenek ngajak Lovely buat ikut.

Harusnya beliau ngajak gue juga nggak sih?!

Gue juga mau jalan-jalan berdua sama Lovely!

Sialan!

Huh sabar!

Kayaknya darah tinggi gue mulai naik nih hampir seminggu berada di sini.

Sore ini gue terbebas dari belenggu kakek. Pagi sampai siang gue udah berusaha mengalahkan dia tapi tetep aja gagal.

Sorenya kakek bilang dia ada urusan, mau ada tamu yang datang ke sini. Karena itu gue bebas pergi.

Tentu saja yang gue lakukan pertama kali adalah pergi ke kamar Lovely. Dia sama sekali enggak balas pesan gue sejak siang tadi.

"Padahal kita serumah tapi ketemu aja susah!" gue mendumel.

Ini rumah memang gedenya bukan main. Gue kudu berjalan jauh buat sampai di kamar Lovely. Udah gitu jarang sekali bertemu manusia di sekitar sini. Cuma beberapa orang yang sepertinya pembantu di tempat ini.

Semua orang di keluarga ini pasti punya pekerjaan dan kegiatan masing-masing. Cuma gue yang paling pengangguran?

Gue?! Seorang Julian Hestamma?!

"Mbak Vely ndak ada di kamarnya mas."

Ada yang ngomong gitu ke gue waktu mencoba membuka kamar Lovely yang terkunci.

"Dia ada di lapangan belakang sama mas Ethan."

"Lapangan belakang?" beo gue.

"Iya, di kandang kuda. Baru aja saya dari sana. Mereka sedang merawat kuda-kuda."

Sejak kapan tempat ini punya kandang kuda dan lapangan berkuda?!

Kenapa gue nggak tau?! Pas sampai di belakang rumah memang benar ada lapangan dan juga kandang besar yang dihuni oleh beberapa kuda.

Apa itu bisnis kakek juga?

Yang gue denger beliau memang punya banyak bisnis. Rata-rata berkaitan sama jasa dan produksi jadi gak heran kalau dia kaya raya gini.

Lupakan soal kuda karena sekarang gue merasa gerah. Amat sangat gerah dan marah.

Sudah gue duga sesuatu tentang Ethan sialan itu sangat menyebalkan!

Gue melihat Lovely menunggangi kuda bersama si Ethan sialan. Lovely kelihatan bahagia sekali, gue tau karena Lovely itu sangat menyukai binatang.

Binatang ya ada juga binatang sialan bernama Ethan!

Dia sepertinya pintar memanfaatkan situasi untuk menciptakan peluang!

Seenaknya dia nempelin Lovely kaya gitu?! Gue mengepalkan tangan erat. Yakin seluruh urat di tubuh gue kelihatan jelas.

"Oh? Kak Ian!"

Lovely akhirnya melihat gue di pinggir lapangan. Dia melambaikan tangan dan tersenyum ke gue.

LOVEIANWhere stories live. Discover now