Gue dan suami... cielah!
Maksudnya gue dan kak Ian memutuskan untuk tinggal satu rumah dengan mertua gue alias papa dan mama kak Ian.
Benar sekali, gue cuma pindah ke rumah depan. Alias lima langkah doang dari rumah.
Sebenernya kita juga ragu mau tinggal dimana. Secara kak Ian juga ada apartemen yang deket sama tempat kerjanya.
Ada banyak pertimbangan yang kita pikirkan. Kalau di rumah mertua kan harus campur sama papa dan mama.
Kak Ian takut gue masih canggung sama mereka terutama papa perkara masalah yang terakhir itu. Tentang restu.
Walaupun gue sudah biasa aja. Toh papa Daren juga udah merestui kita menikah kok.
Sedangkan pertimbangan lain tuh, kak Ian jadi kembali ke rumah yang mana jarak tempat kerjanya cukup jauh.
Masalahnya juga kalau tinggal di apartemen itu, jarak ke tempat kerja gue jadi jauh banget karena berlawanan arah.
Jadilah kita memutuskan untuk tinggal di sini. Karena maunya mama Yasmine juga gitu, dia seneng banget kak Ian nggak perlu tinggal di apartemen lagi.
Nah karena tinggal di rumah mertua, tentu saja gue harus tau diri.
Bangun pagi, bersih-bersih, mau bantuin mama masak — yah begitulah dalam bayangan gue.
Tapi kenyataanya apa?!
"Kak Ian, lepasin nggak! Aku mau ke kamar mandi."
"Engh, lima menit lagi sayang."
"Aku mau bantu mama masak, minggir dulu."
"Kak Ian kan hari ini mulai masuk kerja. Bajunya... aku pengen nyiapin baju kak Ian juga!"
Gue singkirin tangan kak Ian yang melingkar di pinggang gue.
Kuat banget sih tenaga suami gue!
Bagus sih, suka gue sama yang kuat-kuat... uhuk!
Bukan gitu maksudnya tuh!
"Kita kan masih pengantin baru yang. Mama sama papa pasti ngerti kok."
"Soal baju.. aku bisa pakai apa aja di lemari." lanjutnya.
Gue bisa merasakan hembusan napas kak Ian menggelitiki leher gue. Ditambah bibir lembutnya nakal mencium di sana.
Memangnya yang semalem itu masih kurang kah?!
Ugh! Gue mau bilang gitu tapi guenya juga keenakan diginiin. Hueee!
"Bener ya lima menit lagi?"
Gue akhirnya berbalik dan mendongak buat menatap mata kak Ian. Pria tampan itu mengangguk yakin.
"Iya..." dan dia mendekap tubuh gue agar bersandar ke dadanya.
Gue menatap jam digital di atas nakas. Pukul lima pagi. Memang masih pagi.
Akhirnya gue mendusel dengan nyaman di dada suami gue.
Terlalu nyaman sampai gue nggak sadar mata gue perlahan kembali menutup dan hembusan napas gue sangat teratur.
Sebelum gue jatuh terlelap pulas, gue merasakan wajah gue yang dibanjiri kecupan oleh kak Ian.
"Tidur yang?"
"Enggak! Lima menit lagi aja!"
Cup!
"Gemesin banget istri aku..."
Cup!
Bukannya terganggu gue malah justru makin pules tidur. Dan ucapkan selamat tinggal pada pagi hari produktif gue.
![](https://img.wattpad.com/cover/364888927-288-k990929.jpg)
YOU ARE READING
LOVEIAN
RomanceHanya kisah percintaan dua anak manusia, Lovely dan Julian. Tentang bagaimana mereka saling berkenalan, terikat, menjauh lalu bersatu kembali. "Jadi gini, Love..." "Gabisa! Gue enggak bisa fokus nulis kalau kayak gini caranya kak Ian!" "Emang aku n...