"Masak apa sayang?" tanya seseorang dari belakang, yang kemudian kedua tangannya melingkar dengan sempurna pada pinggang ramping sang istri.
"Aku lagi masak sup, gak papa, kan?"
tanya Nelie yang kemudian membalikan badannya ke arah suaminya."Boleh! Tapi A'a sekarang lagi kepengen makan kue klepon!" ucap Arya.
"Iya nanti Nelie beliin!"
"Tapi pengennya kamu yang bikin kue kleponnya, yaa!" timpal Arya.
Nelie yang hanya bisa menggerutu kesal, akibat dari berbagai permintaan suaminya yang akhir-akhir ini semakin menjadi-jadi.
"T-tapi sayang! Nelie gak bisa bikin klepon, terakhir kali Nelie bikin pas ujian praktek prakarya, eh, kleponnya gak dikasih gula!" rengek Nelie yang nampak menolak untuk membuatkan makanan permintaan suaminya tersebut.
"Kalo gitu A'a pengen makan kue kronologi!" ucapnya begitu lirih seperti anak kecil yang merengek ingin dibelikan mainan oleh ibunya.
Nelie memegang jidatnya dengan memejamkan matanya sejenak. Dan hanya hembusan nafas panjang lah yang mampu diemosionalkannya.
"Itu jenis apa lagi, sayang! Gak ada makanan kue kronologi!" ucap Nelie dengan seribu kesabarannya dalam menahan rasa kesalnya.
Namun Arya terus ngotot bahwa kue kronologi memanglah ada.
"Ada sayang! A'a lihat banyak fyp di tik tok ... Banyak yang jual kue kronologi ... Nah, ini videonya!" jelasnya seraya menunjukan sebuah video di handphonenya.Rasanya ingin menangis saat itu juga, Nelie yang hanya mampu memijat-mijat keningnya yang tidak sakit, menghadapi ngidam aneh suaminya yang semakin menjadi-jadi.
"Ini kue cromboloni, sayang! Bukan kronologi!" tegas Nelie seraya menatap intens suaminya.
"Tapi bapak-bapak nyebutnya kue kronologi!" timpal Arya.
"Terus?" Nelie berkacak pinggang sembari menaikan satu alisnya, menatap Arya yang membuatnya naik pitam di pagi ini.
"A'a pengen!"
"Kita beli nanti!" umpat Nelie.
"Maunya kamu yang bikinin!"
"YA TUHAN!" Bagaimana teriakan nyaring dari arah dapur begitu menggema, menggambarkan perasaan penuh tekanan. Namun, terlalu sayang bila tidak di turutinya.
***
"Makasih, ya, sayang, dan maaf juga!" ucap Arya sembari menyandarkan tubuhnya pada sofa.
"Buat?"
"Buat semuanya, akhir-akhir ini kamu jadi repot gara-gara keinginan aku yang minta ini itu!"
"Iyaa gak papa sayang! Lagian semuanya pasti bawaan kecebong A'a!" ucap Nelie yang kemudian terkekeh kecil.
"Udah dua bulan lebih, lho, sayang, kamu bisa-bisanya gak ngerasain kalo kamu itu lagi hamil!"
"Kamu gak ada rasa mual, atau apa gitu?" tanya Arya.
Nelie terdiam sejenak, berusaha memikirkan apa yang diucapkan Arya ada benarnya juga. Dia yang mengandung tapi tidak merasakan ngidam seperti kebanyakan ibu hamil pada umumnya. Dan di saat itu juga sifat jahilnya kembali terbit di dalam benaknya, ia akan berpura-pura ngidam untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.
"Um! Aku sebenarnya ngidam juga! T-tapi aku gak berani ngungkapin apa yang aku rasain!" bohongnya.
"Jujur aja sayang, kamu lagi ngidam apa? Kepengen apa, hm?" tanya lembut Arya yang membuat Nelie semakin yakin akan sifat usilnya yang terasa mulai berjalan dengan mulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinta yang Permanen | Terbit√
Non-Fiction⚠️Typo berserakan ⚠️Cara kepenulisan masih acak-acakan. ⚠️Cerita belibet dengan alur membingungkan. ✅Lebih baik baca langsung dari bukunya yang sudah terbit, dan pastinya sudah direvisi. 'Tinta yang Permanen' _________________________________ Ada y...