Hi guys! Makasih udah sejauh ini baca cerita aku. Walaupun gak ada yg baca huhu 🤪
___________
"Hal yang paling menyedihkan di dalam ceritaku adalah, kehilangan seseorang yang tersayang untuk selamanya."
-Arya Rafandra
____________Bandung. 17.40
Sepasang suami istri yang terbilang sangat harmonis itu tengah duduk berdua di balkon kamar. Memandangi indahnya langit berbalut warna merah muda serta orange dengan semilir angin sore yang lembut.
Arya Rafandra dengan istrinya yang tak lain adalah Ulfa Zulaikha yang kini tengah hamil dalam usia kandungannya yang baru menginjak lima bulan.
"Sayang!" panggil Arya kepada istri tercintanya itu. Sementara Ulfa hanya melirikan kepalanya seraya tersenyum.
"Kamu jangan seperti senja ... Datang dengan keindahan, lalu pergi meninggalkan kegelapan!" lirih Arya seraya merangkul dan mengusap lembut pucuk kepala istrinya, dan sesekali mengusap pelan pada perut istrinya yang sudah terlihat membesar.
"Kenapa tiba-tiba bicara seperti itu, mas?"
"Mas gak mau kehilangan seseorang yang mas sayang ... Kecuali maut yang memisahkan!"
Ulfa hanya tersenyum dan membalas pelukan suaminya, kemudian menenggelamkan wajahnya kedalam dada bidang Arya.
"Mas harus bahagia, bila suatu saat ... Allah lebih dulu menjemput ku!" Tiba-tiba saja ucapan itu terlontar dari mulut indah Ulfa yang seketika membuat hati Arya sesak.
"Kamu bicara apa sayang, jangan gitu, ah ... Mas jadi sedih!" Arya langsung mengecup lama puncak kepala Ulfa dan menatapnya dengan penuh kasih sayang.
"Setelah senja hilang, yang tersisa hanyalah kegelapan ... Tapi dibalik kegelapan itu, ada berjuta bintang dan bulan yang bersinar menerangi gelapnya malam. Mas tinggal memilih salah satu dari banyaknya bintang itu," ucap lembut Ulfa seraya menatap ke arah wajah teduh suaminya.
"Dan di antara berjuta bintang-bintang itu, mas hanya akan memilihmu wahai bidadariku!"
Ulfa tidak bisa berkata apapun kala itu. Tapi air matanya mengalir membentuk sungai kecil di wajahnya yang cantik.
"Kok nangis bidadarinya mas? Kenapa, hm?" tanya Arya segera mengusap air mata Ulfa dengan kedua ibu jarinya.
"Ulfa sayang mas Arya selamanya," lirih Ulfa seraya kembali mengeratkan pelukannya pada sang suami.
***"Mamah gak mau tau ... Pokoknya kamu besok pulang, atau berhenti kerja kalo bisa!"
Suara paksaan Elisa di sebrang telpon membuat Nelie bertanya-tanya ada apakah demikian. Nelie berfikir keras, kesalahan apa yang dia perbuat, hingga ia diharuskan untuk pulang dan berhenti bekerja saat itu juga.
"Kalo Nelie berhenti kerja, lalu siapa yang akan menghidupi Nelie mah! Nelie kan banyak maunya, Nelie lagi berada di masa banyak kebutuhan, mah!" rintih perempuan dengan mata sayu itu.
"Mau jadi anak pembangkang, ya, kamu! Kalo di suruh pulang ya pulang ini demi kebaikan kamu, demi kebahagiaan kamu juga!"
"Tapi Nelie bahagia, mah ... Nelie bahagia disini walau gak ada satupun orang yang nemenin Nelie, tapi Nelie udah cukup bahagia mah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinta yang Permanen | Terbit√
Não Ficção⚠️Typo berserakan ⚠️Cara kepenulisan masih acak-acakan. ⚠️Cerita belibet dengan alur membingungkan. ✅Lebih baik baca langsung dari bukunya yang sudah terbit, dan pastinya sudah direvisi. 'Tinta yang Permanen' _________________________________ Ada y...