Ingat kata mamah, percintaan membuat otakmu bodoh. kini Nelie bersungguh-sungguh untuk memperbaiki dirinya 100%. Fokus belajar disekolah, mendalami ilmu agama di pesantren dan membuang rasa cintanya kepada yang belum halal baginya.
Dikala kelas 12 IPS A.
Kesempatanku di sekolah tinggal setahun kurang, aku benar-benar akan memperbaiki semuanya. Mulai dari pola pikir, teknik belajar dan cara bergaul. Batin NelieSetiap sehabis sholat, Nelie selalu mengulang-ulang doa nya untuk memiliki sahabat yang membuatnya lebih taat beribadah.
"Ya Allah, jauhkanlah hamba dari orang-orang yang tidak baik di kehidupan hamba, lindungi hamba dari sahabat yang selalu membawa kedalam maksiat, serta dekatkanlah hamba kepada mereka yang taat kepada mu ya Rab!"
Setelah kurang lebih satu tahun menuntut ilmu di pesantren, Nelie hanya punya satu sahabat dekat yaitu Laisa—teman sekamarnya. Laisa memang lebih muda dua tahun darinya namun Nelie merasa banyak persamaan dengannya dan lebih merasa nyaman dibanding dengan Caca, sahabatnya dari kecil.
Semenjak memasuki SMA, sikap Caca memanglah sudah terlihat berbeda. Pendiam namun menyimpan banyak sandiwara. Dulu, kemanapun Caca pergi selalu bersama dengan Nelie. namun setelah Nelie memasuki pondok, Caca nampaknya sudah memiliki sahabat baru yang bernama Mirna.
Terlihat di Instagram nya Caca, kerap kali ia memposting dengan sahabat barunya tersebut. Bahkan terlihat sangat akrab melebihi keakraban bersama Nelie. Banyak persamaan dari Caca dan Mirna, yaa sama-sama toxit. Mirna si perempuan tomboi, mereka hampir sebelas dua belas.
Ketika pertama kali Nelie mengetahui hal tersebut, ia sedikit kecewa dan sakit hati. Ternyata sahabatnya yang di anggap sebagai saudara kandung pun belum tentu setia di setiap keadaan.
Bahkan sekarang Caca nampak bahagia dengan Mirna dan melupakan Nelie, sahabatnya sedari kecil.Di malam itu Nelie menangis, mengingat semua kenangan selama kurang lebih 10 tahun bersama-sama dengan Caca. Menatapi berbagai photo di hp-nya dan semuanya sudah tak ada artinya lagi.
Lantas membuat Laisa terbangun dan mendapati Nelie yang tengah menangis. "Lah, belum tidur nel?""Belum ngantuk." Gadis itu segera menghapus air matanya.
"Kamu nangis Nel? Kenapa? Sini cerita sama aku!"
Nelie membuang nafas panjang. Mungkin bercerita kepada Laisa akan membuatnya jauh lebih tenang.
"Kamu tau, gimana rasanya di khianati seorang sahabat yang udah bertahun-tahun bersama, bahkan sudah seperti saudara sendiri?""Yaa ... sakitnya sama seperti kehilangan seorang kekasih yang di cinta, malahan lebih sakit!" jawab Laisa.
"Padahal cuma dia yang dapat aku percaya selama ini, tapi bersamaku sikapnya seperti canggung, mungkin dia gak nyaman sama aku!"
"Kamu masih ada aku, anggap aja aku sebagai adikmu sendiri. Dunia ini masih luas, kamu juga berhak bahagia dan mendapatkan ribuan teman baik!" ucap Laisa yang kini memeluk Nelie.
Kemudian Laisa mengeluarkan sebuah gelang couple dari saku bajunya yang di gantung di pintu. "Nih, aku sengaja beli ini untuk kamu, emang sih harganya tidak seberapa, tapi gelang ini menunjukan arti sebuah persahabatan!"
Nelie tersenyum dan menerima gelang pemberian Laisa, kemudian memakainya di tangan kiri. "Makasih ya Sa! Ini sangat berarti buat aku!"
Membuat seorang sahabat bahagia itu tidak perlu dengan sesuatu yang mewah. Cukup dengan hati yang tulus dan selalu ada di setiap keadaan saja sangat wajib di syukuri.
Lagi-lagi Nelie selalu berfikir kalau dia selalu kurang beruntung dalam hal apapun. Di abaikan oleh keluarganya, di khianati dalam pertemanan, dan di patahkan beberapa kali oleh cinta. Betapa sepinya hidup bila tidak ada teman satupun, betapa hambarnya dunia bila tidak ada cinta dan betapa hancurnya kehidupan bila tak ada support dari keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinta yang Permanen | Terbit√
Non-Fiction⚠️Typo berserakan ⚠️Cara kepenulisan masih acak-acakan. ⚠️Cerita belibet dengan alur membingungkan. ✅Lebih baik baca langsung dari bukunya yang sudah terbit, dan pastinya sudah direvisi. 'Tinta yang Permanen' _________________________________ Ada y...