16. Bahagia sesaat

175 18 14
                                    

kebαhαgiααn wαnitα

syαikh αn - nαjmi berkαtα :

"seorαng wαnitα tidαk αkαn tenαng dαn tidαk αkαn bαik kehidupαnnyα kecuαli dengαn suαmi yαng shαlih."

﹙tα′sisul αhkαm 4 / 176﹚

-----------------

Sehari setelah pernikahannya, Nelie akhirnya di bawa ke rumah Devan ke ibu kota. Keberangkatannya dari desa Lebak bambu tersebut disaksikan oleh keluarga dan juga tetangga yang pastinya merindukan sosok Nelie. Gadis yang tidak pernah keluar rumah itu akhirnya di bawa jauh bersama suaminya.

Terlihat dari sorot mata Bu Elisa dan pak Ameer yang nampak menahan rasa sedihnya. Melepaskan putrinya yang masih berusia 18 tahun tersebut untuk di bawa Devan yang telah menjadi kewajibannya.

Di malam itu, Devan sengaja membawa pulang Nelie dengan mengenakan motor Scoopy coklat nya, untuk menambah momen berdua selama di perjalanan yang ditempuh kurang lebih selama 5 jam. sedangkan kedua orangtua Devan telah pulang duluan bersama rombongannya setelah resepsi selesai.

"Kalo pegel bilang ya," ucap Devan yang tengah mengendarai motornya.

"Iyaa," jawab Nelie singkat

"Kalo lapar, atau haus juga bilang!" ucapnya lagi.

"Iya sayang," jawab Nelie seraya memeluk Devan dari belakang.

Karena Nelie orangnya pendiam, selama di perjalanan, Devan lah yang banyak bicara, diselingi nyanyian devan untuk menghangatkan suasana.

"JIKAAAA ... KAU BERTEMU AKU BEGINIII," teriak Devan.

Suara Devan ketika bernyanyi memanglah merdu. Namun bila di bandingkan dengan lantunan ayat suci Al-Quran yang di dawamkan Gus Arya jauh lebih menusuk hati.

Jam menunjukan pukul 21.15, mereka akhirnya sampai di kediaman Devan.
Rasa lelah dan pegal membuat Nelie ingin segera beristirahat.

Devan masih tinggal bersama kedua orang tuanya dan juga dengan tiga adiknya. Devan adalah anak pertama dari 4 bersaudara, dua laki-laki dan dua lagi perempuan.

Adik perempuan Devan, bernama Cantika yang usianya satu tahun lebih muda darinya itu sudah berumah tangga dan memiliki satu anak laki-laki. Sedangkan Annata yang masih kelas 9 SMP dan yang terakhir Dika masih duduk di bangku kelas 6 SD.

Rumah terasa ramai ditambah sekarang ada anggota baru yakni Nelie.

Nelie yang nampak merasa pegal setelah 5 jam di atas motor, membuatnya terbaring di sofa ruang tamu dan segera memejamkan matanya. Tak lama di susul Devan yang membawakan segelas air hangat untuknya.

"Yah tidur," gumam Devan sembari meletakkan gelas berisi air hangat tersebut di atas meja ruang tamu.

Ia tidak berani membangunkan istrinya yang terlihat sangat lelah itu.
Tangan kekar nan halus itu menyelinap pada tengkuk serta lekukan lutut Nelie, membopong tubuh Nelie dan membawanya ke kamar dan di baringkan nya.

Menarik sebuah selimut ke atas tubuh istrinya tersebut dan mengecup Nelie di pipi sebelah kirinya. Membuat Nelie sedikit terbangun dan tiba-tiba nyeletuk.

Tinta yang Permanen | Terbit√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang