"Masa depan bergantung pada apa yang kamu lakukan hari ini."***
Masih ingat dengan Kevin? Rupanya dia sekarang sudah memiliki pacar setelah ditolak Nelie. Siapa sangka pacarnya tersebut adalah Salma, sahabat dekat Nelie sendiri. Sejak Kevin menyatakan cintanya kepada Nelie, Nelie tidak pernah menceritakan hal tersebut kepada siapapun terutama Salma.
Seandainya Salma tau kalo Kevin pernah nembak gue, pasti pertemanan gue dengan Salma tidak baik-baik saja, apa Salma hanya pelarian saja setelah Kevin gue tolak? Batin Nelie.
Kevin yang seolah memanas-manasi hati Nelie dengan bertingkah romantis kepada Salma di hadapan Nelie sendiri. Apapun yang Salma inginkan pasti di berikan nya. Nelie berusaha tidak peduli namun hati kecilnya mengatakan bahwa aku juga ingin dicintai hebat oleh dia yang mencintaiku.
Namun teringat kembali akan Gus Arya. setiap kali Nelie ingin mencari cintanya, selalu ada Arya terlintas di benaknya.
"Aku memang gak pantes buat Gus Arya, tapi kenapa perasaan ini tidak kunjung hilang setelah aku berusaha untuk melupakannya," gumam Nelie.
Karena sebentar lagi adalah kelulusan. Nelie hanya ingin memastikan tentang ucapan Gus Arya dulu. Bahwa setelah Nelie lulus SMA, dia akan melamarnya dan menikahinya. Namun sekarang mereka benar-benar lost kontak. Hanya di kuatkan oleh doa dalam menahan rindu yang terpendam.
***
Tak terasa Hari yang ditunggu tunggu pun telah tiba setelah melewati 3 tahun menuntut ilmu di SMA 1 tugu pena. Hari ini adalah hari dimana dibagikannya kelulusan.
Pagi itu semua murid kelas 12 berkumpul di lapangan untuk menerima surat kelulusannya.
"Haha hihi haha hihi tiba tiba udah mau lulus aja!" ucap Utari.
"Gimana kalo gue gak lulus!" sahut Nelie dengan raut wajah sedikit bimbang.
"Ah percaya deh kita semua pasti lulus!" ucap Rara.
"Iya dong kita kan anak teladan, yang patut di contoh oleh adik kelas kita!" pekik Fita dengan berlagak manja.
Mungkin angkatan mereka lah yang akan menjadi sejarah di SMA 1 tugu pena yang akan di kenang semua guru tentang keteladanannya, kedisiplinannya dan kesopanannya Tidak ada duanya kalo di bandingkan dengan sekian banyaknya alumni terdahulu, ataupun dengan adik kelas yang lain.
Pembagian kelulusan pun di mulai sesuai kelasnya masing-masing oleh wali kelas mereka. Disaksikan seluruh adik-adik kelas di lapangan tersebut.
"Jangan dulu di buka ya anak-anak, kita buka sama-sama setelah semuanya di bagikan!" tegas kepala sekolah.
"Baik pak!" jawab mereka serentak.
"Ra, kenapa ya, ibu memberikan kelulusan gue pake tangan kirinya? Gue jadi kepikiran, apa gue gak lulus ya?" bisik Nelie pada Rara.
"Lah serius tuh pake tangan kiri? Mungkin ibu lagi gak fokus kali," jawab Rara.
"Gue jadi inget kata pak kiyai, nanti di hari pembagian amal, jika buku amal kita di berikan dari sebelah kiri artinya selama hidupnya banyak melakukan dosa!" ucap Nelie dengan raut wajah gelisah.
"Itukan cuma surat kelulusan Nel, apa mungkin selama di sekolah kamu melakukan banyak dosa juga, seperti dosa pelit bila ada yang minjem pulpen," pekik Rara yang kemudian terkekeh kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinta yang Permanen | Terbit√
No Ficción⚠️Typo berserakan ⚠️Cara kepenulisan masih acak-acakan. ⚠️Cerita belibet dengan alur membingungkan. ✅Lebih baik baca langsung dari bukunya yang sudah terbit, dan pastinya sudah direvisi. 'Tinta yang Permanen' _________________________________ Ada y...