15. Pernikahan Suci nan Kelam

191 24 25
                                    

╾╼─ֺ──ִ╌┄۫─ ּ ֺ ⟡ ֺ ּ ─۫┄ִ╌─ֺ──۫╾╼

Hidup itu sebuah perjalanan, bukan perbandingan. Maka jangan bandingkan prosesmu dengan proses orang lain. Karena kita berdiri di bumi yang sama tapi dengan takdir yang berbeda.

╾╼─ֺ──ִ╌┄۫─ ּ ֺ ⟡ ֺ ּ ─۫┄ִ╌─ֺ──۫╾╼

Dua bulan setelah pertunangannya. Akhirnya Nelie dan Devan akan melangsungkan pernikahannya.

Selama dua bulan itu, Nelie di manjakan dengan berbagai serba serbi yang di berikan Devan kepadanya. Jujur, Nelie serasa di perlakukan seperti seorang ratu, yang mana semua keinginannya pasti Devan berikan.

Ketika itu Devan pernah mengalami kecelakaan di jalan raya sepulang membeli kaca mata untuk Nelie dari sebuah toko. Lukanya terbilang cukup parah, tapi rasa sakit tidak di rasanya demi melihat Nelie bahagia dan berhenti mencemaskannya. Tanpa Nelie minta pun Devan dengan sendirinya selalu membelikan apapun untuk calon istrinya tersebut.

Para tetangga yang sekampung dengan Nelie nampak menginginkan anaknya untuk mendapatkan lelaki seperti Devan juga. Tak sedikit dari mereka yang mengatakan bahwa Nelie sangatlah beruntung.

Sehingga menimbulkan rasa iri dan dengki dari mereka yang mempunyai hati yang busuk.

"Devan itu ya, udah ganteng, baik, Sholeh, kaya raya, dermawan, berpendidikan, dan memiliki pekerjaan tetap. Nelie beruntung banget ya, padahal Nelie orangnya biasa aja, hanya gadis cupu!" ujar mereka.

Dengan berbagai hinaan dan makian yang Nelie terima, ia tidak bergeming sedikitpun. Melainkan selalu bersyukur atas segala nikmat yang Tuhannya berikan kepadanya.

***

Pagi hari di rumah Nelie, nampaknya banyak tetangga yang sedang membantu bu Elisa membuat berbagai kue untuk persiapan pernikahan anaknya tersebut.

Dulu keluarga Devan menginginkan pesta pernikahan tersebut bergelar meriah. Berbeda dengan keinginan Devan sekarang bahwa dia hanya ingin akad di kantor KUA saja.

"Lebih baik jangan ada acara resepsi segala. Ribet tau gak!, hambur- hamburin duit hanya untuk beberapa hari saja. Kalo di bikin rumah dan membeli transportasi baru akan jauh lebih bermanfaat," ucap Devan.

"Aku juga maunya begitu, tapi kata mamah kalo kita gak hajatan, terus semua uang mamah yang dulu di pake ke ondangan gak akan balik dong!" jawab Nelie dengan sejuta kejujurannya.

Ketika Devan membawa Nelie main ke rumahnya di ibukota, Nelie nampak disambut hangat oleh mereka. Seperti yang eyangnya katakan bahwa Nelie anaknya lucu, tubuhnya pendek langsing, ramah tamah dan yang terakhir ternyata Nelie dibilang masih bocil.

Nampaknya Nelie merasa nyaman dengan keluarga Devan yang terlihat baik dan penyayang. Begitupun para tetangganya yang ramah terhadapnya.

"Ini calon istrinya Devan itu ya? Duh lucu banget, hitam manis!" ucap salah satu tetangga Devan kepada Nelie.

"Gadis kampung emang gak pernah salah! Tutur katanya baik."

"Langgeng terus ya nenk, perbanyak doa dan hati-hati!" ucap mereka.

Hati-hati maksudnya" Batin Nelie.
Namun Nelie tak menghiraukannya dan hanya tersenyum kepada mereka.

Tinta yang Permanen | Terbit√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang