.❁.━━━━━━━━.❁
"Apa yang kamu tanam, itulah yang kamu tuai."
.❁.━━━━━━━━.❁."Ya Allah ... Aku lelah ... Menurutku mati mungkin lebih baik," lirih Nelie di pagi-pagi buta, yang masih duduk di atas sajadahnya.
Setiap selesai sholat, Nelie selalu berlama-lama duduk diatas sajadahnya, memperbanyak berdzikir untuk menenangkan berbagai suara yang menyayat hati. Entah berapa ratus kali dia mengulang dzikir nya, sesekali sampai tertidur di atas sajadahnya dengan mata yang basah.
Hal itulah yang membuat ibu mertuanya murka. Ia beranggapan bahwa Nelie menderita penyakit jiwa karena terlalu sering melamun.
Oh jelas, gue hampir gila karena perlakuan kalian sendiri yang tidak memanusiakan manusia, batin Nelie.
Kerap kali Nelie dimarahi karena tertidur di atas sajadah sehabis sholat. "KAN ADA KASUR! KENAPA HARUS TIDUR DI LANTAI! DASAR STRESS!"
Entahlah, semua yang dilakukan Nelie tampak salah di mata mereka. Iya, Serba salah.
Nelie di tuntut untuk selalu bahagia, badan berisi, dan dapat beradaptasi dengan baik. Namun, mereka tidak sadar bahwa merekalah sumber luka terbesar bagi Nelie.
Gimana mau bahagia, sedangkan kalian setiap harinya hanya memberikan luka padaku! Wajar aku kurus. Karena alur cerita hidupku di episode kali ini sangat menguras hati dan pikiran, batin Nelie.
Entah sampai kapan Nelie bertahan dalam rumahtangganya yang retak itu. Ia sangat menginginkan menikah sekali seumur hidup. Namun, kisahnya berkata lain. Bahkan sekarang tidak ada harapan untuk bertahan lama dalam rumah tangganya yang berantakan itu. Isinya hanya pertengkaran, tangisan, kebencian, amarah dan perselingkuhan.
"Sejauh ini aku bertahan, memendam rasa sakit ku seorang diri, berharap suatu hari Devan berubah seperti semula! Yang menyayangiku dan mencintaiku dengan sepenuh hati. Namun aku gak kuat ... Ujian ku terlalu berat, aku gak bisa melanjutkannya. Ini terlalu menyakitkan," gumamnya.
Ketika kesedihan dan rasa sakitnya mulai menguras hati, yang ada di pikirannya hanyalah menghilang jauh, dan bunuh diri. Namun, ia tersadar kembali bahwa hal tersebut dosa dan tidak akan menjadikan semua masalahnya kelar.
"Dilihat-lihat tiap hari kamu kerjaannya melamun terus, bengong terus kagak ada gairahnya. Lebih baik kamu pulang aja kerumah orang tuamu, mama juga kasian liat kamu disini gak bahagia! Lagian devan nya juga begitu sama kamu, kelihatan dari gerak geriknya seolah menghindari kamu," ucap Bu Fina dengan seribu alasan dan selalu menyuruh Nelie untuk pulang ke rumah orangtuanya.
Namun, Nelie menolaknya dan lebih memilih tinggal demi mempertahankan rumah tangganya yang sudah retak itu.
Tapi sesekali Nelie selalu berfikir bahwa mereka sudah tidak mau melihat dirinya tinggal disini lagi, sehingga mencari gara-gara supaya Nelie tidak betah dan pulang kerumah orangtuanya.
***
Sore yang mendung di ibu kota. Nelie berdiri seorang diri di pinggir jalan, memikirkan makanan apa yang harus ia beli untuk makan malam nanti. Ia berjalan perlahan dan berhenti di sebuah rumah makan yang tak jauh dari tempatnya berdiri tadi.
ketika ia hendak memasuki rumah makan tersebut, ia melihat Suaminya tengah makan berduaan dengan pelakor yang bernama Ayu itu.
Nelie hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Ia mengeluarkan handphone dari sakunya dan memotret mereka yang tengah makan berduaan.
![](https://img.wattpad.com/cover/357571909-288-k281460.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinta yang Permanen | Terbit√
Espiritual⚠️Typo berserakan ⚠️Cara kepenulisan masih acak-acakan. Sangat acak-acakan, tanpa memperhatikan cara kepenulisan yang benar! ⚠️Cerita belibet dengan alur membingungkan. ✅Lebih baik baca langsung dari bukunya yang sudah terbit, dan pastinya sudah sa...