Asal usul masing-masing

278 27 6
                                    

Sebuah taksi baru saja berhenti di depan sebuah rumah. Lalu, Iofi turun dari taksi itu dan mengambil kopernya yang ada di bagasi belakang taksi itu.

"Makasih pak!" Seru Iofi. Taksi itupun langsung pergi dengan secepat kilat. Iofi memang terkejut saat taksi itu pergi dengan mengeluarkan petir dari bodi mobilnya, namun sepertinya Iofi sudah terbiasa dengan taksi kota itu.

Iofi pun berjalan dan hendak membuka pintu nya. Baru saja hendak meraih gagang pintu, seseorang sudah membukanya duluan dari dalam.

"Eh buset! Bikin kaget aja deh Moon"
"Aku lebih kaget tau!"
"Mau kemana?"
"Pengen keluar aja"

"Btw, kamu kok udah disini? Ini masih jam setengah 9 loh, kamu kesini jam berapa?"
"Jam 8"
"Wehh, pagi banget datangnya!"
"Tapi Risu lebih pagi tau datangnya"
"Bah, emang jam berapa dia datang?"
"Tanya aja sama orangnya langsung, dia ada di dalem"

Iofi pun masuk sementara Moona keluar, didalam Risu sedang bermain dengan ponselnya. Iofi pun menepuk pundaknya.

"Oi"
"Eh, udah dateng toh. Lama amat" Ucapnya tanpa menoleh ke arah Iofi.

"Emang kamu dateng jam berapa?"
"Aku datang jam setengah 7"
"Buset pagi amat, ngapain pula datang pagi-pagi?"
"Gatau"
"Yaudah, bantuin beres-beres dong, hehe"
"Yaudah, yuk!"

Risu pun membantu Iofi membawa dan membereskan barang-barang milik Iofi.

Sementara Moona hanya merenung sambil menikmati angin pagi di halaman depan. Ia memang terkadang melakukan hal ini, angin pagi yang sejuk membuat hatinya tenang.

Tiba-tiba, ia mendapatkan penglihatan singkat. Di hadapannya, terdapat seorang wanita yang mirip dengannya, hanya saja rambutnya sedikit lebih panjang, memiliki 5 tanduk di kepalanya, warna mata yang berwarna kuning terang dan mengenakan gaun hitam yang elegan. Wanita itu sedang duduk di sebuah singgasana dan menatap tajam ke arahnya sambil tersenyum.

Sepertinya wanita itu hendak mengucapkan sesuatu, namun penglihatan sudah terlebih dahulu berakhir sebelum sang wanita sempat berbicara.

Setelah mendapatkan penglihatan singkat itu, ia mulai merasa pusing lalu memegang kepalanya dengan erat.

"Tenangkan dirimu Moona... Tenang... Tenang... Jangan sampai mereka, atau siapapun tahu.." Batinnya

Setelah pusingnya sedikit mereda, Moona pun memutuskan untuk masuk kedalam.

Saat masuk, ia mendengar sayup-sayup suara cekikikan Iofi dan Risu dari salah satu kamar.
"Kayaknya Risu lagi bantuin Iofi beres-beres.." Gumamnya

Moona pun memutuskan untuk ikut membantu.
"Wah ada apa ini? Kayaknya ser-"

Baru saja menampakan dirinya di depan pintu yang terbuka itu, sebuah bantal terbang dan mengenai wajahnya.

"Omg! Maaf Moon!!"
"Hayoloh Ris.. Aku gak ikutan ya~" Iofi pun mundur secara perlahan
"Jangan kabur woi!"

Moona mengambil dan menggenggam bantalnya dengan kuat. Risu yang merupakan pelakunya sedikit gemetar.

Moona dengan amarahnya yang sangat besar pun melempar bantal itu dan langsung mengenai wajah Risu.
"Aduh!!"

Lalu Moona melesat, ia pun menyentil jidat Risu.
"Nakal!"
"Aw!"

"Hahaha, Moon ayo bantu beres-beres"
"Kalian beneran beres-beres ini? Harusnya kan makin rapih, ini kok malah makin berantakan??"

"Si Yopi tuhh, main-main mulu" Kata Risu yang menyalahkan Iofi.
"Lah kok jadi aku sih?!"
"Udah-udah jangan gelud! Btw.. Yopi?"
"Ya biar gampang manggilnya"
"Ohh"

Our Story - HololiveID Fanfiction [w/illust]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang