Gelap, sempit, pengap... Itulah yang dirasakan oleh seorang gadis saat ia bangun.
"Gelap... Tunggu... Dimana ini? Kenapa terasa gelap, sempit dan pengap??" Ia mencoba mengetuk sesuatu yang ada di hadapannya.
"A-apa ini? Kayu??" Ia pun mencoba menghancurkan kayu yang sudah rapuh karena rayap tersebut.
"E-eh... Tanah? Aku ini sebenarnya ada dimana??"
Sementara itu dipermukaan tanah, seseorang sedang mengawasi daerah sekitar kuburan. Ia dikejutkan dengan tangan pucat yang muncul dari kuburan tersebut, ia pun menyorotinya dengan menggunakan senter.
Lalu keluar tangan lainnya dan akhirnya sosok itu memunculkan kepalanya.
"Bwah! Akhirnya... Eh, aduh! Silau.."
Orang itu hanya terdiam saat melihat gadis dengan rambut merah dan jahitan di wajah dan tangannya yang setengah badannya tersangkut.
"Eh.. Tolong aku! Apa kau bisa-"
"HUAAAAA!!" Orang itu lari terbirit-birit karena ketakutan saat melihat sang gadis."Ehh, malah kabur. Aku kan cuman mau minta tolong" Ia tak ada pilihan lain selain berusaha sendiri.
Lalu ia membersihkan pakaian hitamnya yang sudah robek-robek dari tanah. Lalu ia menyadari sesuatu.
"Eh? Ini... Tanganku??" Ia baru menyadari kalau tangannya pucat dan seluruh tubuhnya penuh jahitan.
Lalu ia menengok kebelakang, itu adalah batu nisannya.
"Ollie? Apa itu namaku??" Lalu perhatiannya tertuju pada sebuah pedang hitam yang ditancapkan tepat di samping batu nisannya. Ia pun mencabut pedang itu
"Ini kan.... Pedang legendaris, Path of Sincerity! Uwah... Masih bagus!"
Masih ada satu hal yang membuatnya tidak nyaman.
"Hmm... Rambutku panjang sekali, aku tidak nyaman" Ollie mencoba mencari cara untuk merapihkan rambutnya yang panjangnya sampai ke lutut itu.
Ia ingin mengikat rambutnya, namun ia tidak memliki ikat rambut.
"Hmm... Bagaimana ya?" Lalu ia menatap pedang bernama Path of Sincerity yang ia taruh kembali di tanah karena ia ingin merapihkan rambutnya.
Ollie mengambil pedang itu, lalu mencoba menggunakan pedang itu untuk mengikat rambut panjangnya. Ia ingin rambutnya rapih sekaligus imut, jadi ia bercermin di kubangan air dan mencoba sesuatu dengan pedangnya.
"Selesai! Imut juga!" Ollie nampak senang dengan rambut bergaya twin bun itu. Pedangnya ia tancapkan di kepala untuk menahan rambutnya.
Ia pun keluar dari pemakaman itu lalu berjalan tanpa arah dan akhirnya sampai ke sebuah komplek perumahan. Ia terus berjalan berharap menemukan seseorang yang dapat membantunya.
Sementara itu di dorm Area15,
Risu hendak memasak. Namun saat melihat kulkas dan juga kabinet, bahan penting yang hendak digunakannya habis.
"Ehh, garam sama daun bawang habis nih. Ada yang mau beliin gak??" Tanya Risu
"Kamu aja deh Moon" Kata Iofi
"Kok aku sih? Kamu aja lahh"
"Kamu aja, aku mager"
"Ya aku juga sama"
"Kamu aja Moon!"
"Kamu!"
"Kamu!"
"Kamu!"
"Kamu!""Eitss, udah udah! Masalah ke warung doang gelud kalian berdua" Risu pun melerai mereka berdua
"Ya maap""Gimana kalau kalian suit aja?" Usul Risu. Mereka berdua pun setuju.
"Suit!"
Iofi menggunakan andalannya, yakni gunting. Sayangnya tangan Moona mengepal yang artinya adalah batu, Iofi kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story - HololiveID Fanfiction [w/illust]
Fiksi PenggemarSeorang detektif ditugaskan untuk meneliti sebuah artefak kuno yang ada didalam sebuah gua yang tak jauh dari sebuah kota. Terungkap bahwa 3 orang ditakdirkan untuk mencegah monster dengan julukan 'The Darkness' menghancurkan dunia bersama dengan ba...