Bab 6 || Hunted Two

600 108 94
                                    

Halo, Meiders! 😍
Apa kabar kaleeann?! 🙄
Minal Aidin Wal Faidzin, ya! 😇🙏
Maafin baru up, kemarin baru banget balik mudik fufufu 😵🙈🤭
Gimana liburan kalian? Kalian mudikkah? 🤔

‼️ AREA WAJIB VOTE ‼️

Jangan lupa komen juga, ya!
Supaya makin semangat lanjutin kisah NaruHina 🥰

🌹"The Deepest of Love" 🌹


*****

Tiga hari telah berlalu. Hinata sudah kembali ke Mansion dan dipaksa istirahat total oleh Naruto. Pria itu yang mengerjakan segala urusan Mansion, juga beberapa dokumen kantor yang mendesak. Ketika Naruto sedang fokus memeriksa beberapa laporan Mansion, Hinata memasuki ruang kerja dan menghampirinya.

"Naruto," panggil Hinata. Ia memutari meja kerja Naruto dan berhenti di belakang kursi pria itu. "Masih sibuk?"

Naruto menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas dokumen. "Lumayan. Aku sedang memeriksa pengeluaran untuk gaji karyawan bulan ini."

"Aku bosan, tidak bisa tidur." Hinata menunduk, menyandarkan kepalanya di sandaran kursi, tepat sebelah kepala Naruto. Ia memperhatikan dengan intens wajah tampan pria di sebelahnya. "Aku ingin berlatih denganmu."

Naruto menghentikan tangannya yang sedang sibuk menanda tangani dokumen, lalu menoleh hingga wajah mereka hanya berjarak beberapa sentimeter. Naruto dapat melihat semburat rona merah di wajah Hinata, namun gadis itu masih menahan malu dan tetap memperhatikannya. "Aku tahu ketampananku ini tidak bisa dihindari. Tapi tetap saja, akan sangat merepotkan kalau kamu sampai memperhatikanku seperti itu."

"Kenapa merepotkan?" tanya Hinata. Ia tak kunjung mengangkat kepalanya dari sandaran kursi Naruto.

"Orang lain akan salah paham. Aku pun begitu," jawab Naruto, ia kembali menanda tangani dokumen yang dipegangnya.

"Semua orang tahu kamu adikku."

"Semua orang tahu, aku tidak pernah menganggapmu sebagai kakak."

Hinata memutar bola matanya. "Selalu saja. Pokoknya, aku ingin latihan denganmu."

"Ini sudah larut, Hinata."

"Memangnya kenapa kalau sudah larut?" Hinata menegakkan badannya. Ia menarik lengan Naruto sambil berkata, "Tunda dulu pekerjaannya sebentar. Aku ingin latihan denganmu."

Naruto menghela napas. Ia menatap Hinata lama, kemudian tersenyum lembut. "Apapun yang kamu inginkan."

Mereka beranjak menuju tempat yang berada di lantai paling bawah. Lebih tepatnya, lantai bawah tanah yang tidak semua orang mendapatkan akses masuk. Tempat di mana alat-alat persenjataan dan beberapa teknologi disimpan. Tidak banyak juga, orang yang dipilih untuk dilatih di sana.

"Kamu tahu dari mana Ayah mempunyai tempat seperti ini?" tanya Hinata. Ia menekan tombol 'Open' menggunakan sidik jarinya pada sebuah lemari besar yang terbuat dari baja. Lalu, lemari tersebut terbuka otomatis dan menampilkan sejumlah senjata yang terpajang di sana. Hinata mengambil satu senjata jenis pistol mayer 22 dan satu belati.

Naruto tersenyum. Ia berjalan mendekati meja yang terdapat komputer di atasnya. "Aku selalu tahu apa yang ingin aku ketahui."

"Kamu benar-benar memiliki orang yang dapat diandalkan, ya?" Hinata mulai mengisi senjatanya dengan beberapa peluru. Ia berjalan masuk ke satu ruangan kaca berbentuk persegi.

The Deepest of Love (NaruHina) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang