Halo, Meiders!
Jangan lupa VOTE dan komen nya, ya. Supaya aku makin semangat untuk lanjutin kisah NaruHina 🥰
🌹"The Deepest of Love" 🌹
Terima kasih😇( NB: Pada bab ini aku nulis beberapa scanes atau adegan di chapter ke depannya. Jadi belum masuk cerita ya gais. Tanda bintang 3 itu pemisah antara scane satu ke scane berikutnya. 🙏 Selamat menikmati! )
******
"Kamu tidak akan pergi meninggalkan aku, 'kan, Naruto?" ujar Hinata dalam pelukan Naruto. Mereka sudah berada di dalam mobil, yang dikemudikan oleh asisten pribadi Naruto bernama Hatake Kakashi.
Naruto menggeleng kepalanya. "Untuk apa aku meninggalkanmu?"
Hinata semakin menelusupkan wajahnya di pelukan Naruto. "Karena Ayahku dan Ibumu sudah meninggal. Jadi, apa kamu ..."
"Tidak, Kak. Aku tidak akan meninggalkanmu," ungkap Naruto, ia mengelus bahu Hinata. "Jangan berpikir yang tidak mungkin terjadi. Tidurlah. Kamu perlu istirahat."
***
"Aku tidak akan keberatan kamu mengambil alih Konoha Group. Toh, Uzumaki sudah tidak ada karena sudah menjadi satu perusahaan dengan Konoha Group."
Naruto spontan membalas tatapan Hinata dengan tatapan yang lebih serius di wajahnya. "Kamu ... ingin menyerahkannya menjadi atas namaku?"
Hinata mengangguk pasti. "Tentu saja. Mengapa tidak?"
Naruto mengerutkan dahinya. "Kamu percaya padaku?"
"Pertanyaan macam apa itu, Naruto? Aku bahkan tidak ingin menjawabnya," balas Hinata dengan wajah kesal. Kemudian, ia melanjutkan saat Naruto masih menunggu jawabannya, "Aku percaya padamu."
"Kenapa?"
"Karena tahu siapa dan bagaimana dirimu. Meski tanpa hubungan keluarga di dalam Kartu Keluarga, aku akan tetap mempercayaimu."
***
Naruto merasakan ada yang tak beres di luar. Terlalu hening, hingga instingnya menangkap sesuatu yang tak semua orang bisa merasakannya. Telinga sensitif Naruto mendengar gerakan aneh. Ia dengan spontan melompat memeluk tubuh Hinata dan mendorongnya hingga berguling ke balik sofa di belakangnya.
Dor! Dor! Dor! Dor!
"Kamu tidak apa-apa?" bisik Naruto, tepat di telinga Hinata saat tembakan terus menghantamnya.
Hinata menggeleng. "Aku baik-baik saja. Bawa senjata?"
"Hanya mayer 22, kamu?"
"Sama."
Naruto mengangguk. Ia kemudian mengirim sinyal melalui jam tangannya kepada Kakashi. "Jangan ceroboh, tetap di dekatku. Kakashi akan segera datang."
Hinata tertawa kecil. Ia tak menyangka hidupnya akan penuh dengan bahaya semenjak orang tuanya meninggal. Beruntung ia memiliki Naruto, yang selalu di sisi dengan segala kemampuan bertarungnya. Hinata kemudian berkata sambil mengambil pistolnya, "Aku mengandalkanmu, Adikku."
Naruto tersenyum remeh. Ia juga mempersiapkan pistol mayernya saat tembakan yang menghantamnya mulai mereda. "Aku bukan adikmu, Hinata."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Deepest of Love (NaruHina) - END
Romance"Aku tak tahu harus menyangkalnya atau tidak. Apakah ini kesalahan atau bukan. Yang kutahu adalah, aku bahagia hanya dengan melihat senyummu. Aku terluka ketika air mata itu jatuh dari pipi mulusmu. Aku marah ketika ada orang yang mencoba menyakitim...