Bab 33 || Survive

466 68 95
                                    

Tiga tahun kemudian.

Bertahan melalui satu hari saja, Hinata bersyukur. Karena sejak kehilangan Naruto, semua terasa berat dijalani. Setiap waktu, Hinata selalu berdoa agar diberikan kekuatan, demi anaknya yang saat ini berumur dua tahun.

Ia adalah Namikaze Boruto, buah hati Hinata dan Naruto.

Sai benar, darah daging yang Naruto tinggalkan, membuat Hinata kembali menemukan alasan, untuk setidaknya dapat hidup. Apalagi setelah tahu akan melahirkan seorang anak laki-laki, Hinata jadi merawat dengan baik janinnya hingga melahirkan Boruto ke dunia.

Motivasi Hinata sederhana. Saat itu, ia hanya ingin melihat rambut pirang dengan iris safir versi mungilnya. Ia selalu merindukan Naruto. Ia berharap, Boruto memiliki paras seperti sang suami. Ini adalah doa Hinata satu-satunya, selain meminta diberikan ketabahan dalam menjalani kehidupan.

Harapannya pun terjawab, ketika melihat wajah sang anak yang sangat melekat pada suaminya. Terlebih mata dengan iris safir itu, Hinata tak bisa membendung tangis saat melihat jelmaan Naruto dalam diri Boruto.

.
.

(Foto Boruto ketika masih bayi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Foto Boruto ketika masih bayi. Sumber dari Pinterest)

.
.

Seperti sudah menyiapkan segala hal, kebutuhan Hinata dan Boruto terpenuhi tanpa kendala, meski tak membawa harta dari Hyuga atau Uzumaki. Suaminya, Naruto, mengumpulkan dana dari hasil profesi sebagai Ninja Assassin.

Bayaran Assassin tak murah, apalagi sebagai ketua sekaligus tangan kanan boss besar. Naruto sudah menekuni dunia ini sejak ia masih remaja, sehingga sudah tak dapat dihitung lagi berapa jumlah uang yang berhasil ia kumpulkan.

Dan itu diberikan pada Hinata, semuanya.

Klik ... Klik ... Klik ...

Bunyi tombol kata sandi apartemen terdengar, Hinata tahu siapa yang datang. Karena sudah menjadi kebiasaan rutin, Sasuke mengantar Boruto dan anak perempuannya bernama Sarada untuk mengikuti pra-sekolah, atau di Jerman biasa disebut Kindergarten.

"Halo, Hinata," sapa Sasuke seraya menaruh barang belanjaan ke meja pantry. "Boruto dan Sarada masih di di bawah bersama Sakura. Boruto merengek minta dibelikan susu di supermarket."

Hinata tersenyum, tanpa mengalihkan fokusnya pada rajutan yang ia kerjakan. Ia sedang merajut sebuah syal berwarna merah. "Padahal aku sudah menaruh susu di tas bekalnya. Ternyata masih kurang."

"Biarlah. Daripada meminta minuman tidak sehat, masih untung si Bolt menyukai makanan dan minuman bergizi—"

Perkataan Sasuke terputus, ia memasang wajah prihatin. "— yah, kecuali ramen."

"Dia sama seperti Naru, sangat suka ramen," ucap Hinata tanpa ekspresi.

Sasuke menghentikan aktivitas sejenak, lalu berdehem dan melanjutkan, "Aku membawa stok sayuran. Kamu bilang Bolt ingin makan malam dengan ramen, 'kan? Makanlah dibarengi sayuran agar tetap bernutrisi. Aku taruh di kulkas."

The Deepest of Love (NaruHina) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang