‼️ AREA WAJIB VOTE ‼️
Jangan lupa komen juga, ya!
Supaya makin semangat lanjutin kisah NaruHina 🥰🌹"The Deepest of Love" 🌹
*****
Tiga hari setelah perkenalan rapat komisaris selesai, Naruto selalu pulang larut malam karena jadwal kantor yang begitu padat, dengan Hinata yang membantunya. Wanita itu memilih duduk berhadapan di meja kerja Naruto, agar lebih mudah berkomunikasi. Mereka disibukkan dengan peralihan tugas Hinata pada Naruto. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, dan mereka masih fokus pada pekerjaan masing-masing.
Hinata menutup laptop, ia ingin menyudahi pekerjaan dan dilanjutkan besok. Setelah tiga hari, hari ini adalah komunikasi Hinata dengan Naruto yang paling intens. Meski membahas pekerjaan dan bukan dengan bahasa santai, Hinata menikmatinya. Wanita itu ingin lebih banyak mengobrol lagi dengan Naruto, ia sungguh merindukannya.
"Aku lelah. Kamu masih ingin bekerja, Naruto?" tanyanya, berusaha terdengar santai.
"Sebentar lagi. Kamu pulang duluan saja," jawab Naruto tanpa mengalihkan fokus pada layar komputer.
Hinata mengernyit, dengan raut wajah yang menunjukkan kekecewaan. "Kamu baru akan pindah ke apartemen dua hari lagi, kenapa tidak pulang bersama saja? Tiga hari kemarin juga kamu sibuk bertemu klien sampai larut malam. Aku selalu pulang sendiri."
"Aku ada tugas malam, Hinata."
Aha ... tugas malam, ya?
Hinata mengerti apa yang dimaksud Naruto. Tugas malam, yang artinya ia harus menjalankan misi sebagai predator manusia. Sesaat, ia melupakan pekerjaan lain Naruto. "Berapa lama biasanya kamu selesai?"
"Tidak tentu. Paling cepat satu jam. Maksimal sampai jam empat."
"Kalau sampai jam empat tugas belum selesai, bagaimana?"
"Dilanjutkan di lain waktu, tapi akan lebih sulit. Sama halnya dengan kejadian Mansion, kita jadi lebih waspada karena menjadi target."
Hinata mengangguk-anggukkan kepala. Ia mendorong kursi kerjanya ke sebelah Naruto. "Kapan biasanya mereka akan berhenti?"
"Mereka tidak akan berhenti sampai misinya sele-" Naruto menghentikan perkataannya. Ia mengerutkan dahi, seakan merasakan sesuatu.
Hinata ikut mengernyit heran, ketika Naruto beranjak dari kursi dan berjalan perlahan ke pintu. "Ada apa, Naruto?"
Naruto tidak merespon, ia malah memasang earpiece dan menekan smartwatch untuk menghubungi kontak darurat yang sudah diatur. "Pasang indramu, Hinata."
Hinata menghela napas saat perintah itu dilontarkan. Ia lelah menjadi target para pembunuh bayaran sialan ini. Dengan berat hati, ia mengikuti instruksi Naruto, kemudian beranjak ke belakang punggung pria itu. Apa lagi ini? Apakah yang kemarin?
Naruto merasa ada yang tak beres di luar. Terlalu hening, hingga instingnya menangkap sesuatu yang tak semua orang bisa merasakan. Telinga sensitif Naruto mendengar pergerakan aneh. Ia spontan melompat memeluk tubuh Hinata dan mendorongnya hingga berguling ke balik sofa di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Deepest of Love (NaruHina) - END
Romance"Aku tak tahu harus menyangkalnya atau tidak. Apakah ini kesalahan atau bukan. Yang kutahu adalah, aku bahagia hanya dengan melihat senyummu. Aku terluka ketika air mata itu jatuh dari pipi mulusmu. Aku marah ketika ada orang yang mencoba menyakitim...