Bab empat belas

4K 110 7
                                    

"Ukhh..." Alesya memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri.

Ia menatap sekeliling Uks yang rupanya telah ada Chara dan Bayu dan tak lupa Raven yang menatapnya dengan raut muka datar namun terlihat khawatir.

"Alesya lo...gapapa?"

Alesya meremas rok nya dan bangun dari posisi nya, "nggak papa cuma hati aku yang sakit." katanya dengan tatapan sendu.

Raven terlihat merasa bersalah namun karena gengsi nya ia tak mau menunjukannya pada Alesya, Chara dan Bayu.

"Apa yang sebenarnya terjadi sih?!" Chara menatap kedua orang tersebut bdrgantian, "jangan-jangan lo nyakitin sahabat gue ngaku!"

Bayu menahan tangan Chara dan menggelengkan kepalanya mengode gadis tersebut supaya tidak bertindak jauh yang akan membuatnya dihabisi oleh Raven.

Namun diluar dugaan Raven tetap tenang dan menjawab, "gue cuma bilang jujur kalau gue cuma menjadikan dia pelampiasan nafsu gue dan dia pingsan itu aja."

"Itu aja kata lo!"

"Lo itu udah nyakitin perasaan sahabat gue tau nggak! emang ya cowok brengsek nggak akan pernah berubah jadi cowok baik dan nggak akan pernah!"

"Bisa nya cuma nyakitin orang secara fisik dan mental!" Chara berteriak di depan Raven tak perduli akan apa yang terjadi selanjutnya.

"Char udah..." Alesya bergumam dengan suara pelan, "aku aja yang salah gampang baper sih hehe."

"Nggak Sya lo nggak salah! Siapapun pasti akan baper jika diperlakuin manis dan siapapun juga akan sakit hati jika dijatuhkan setelah diajak terbang tinggi!"

"Mending sekarang lo berhenti ngarapin cowok brengsek ini!"

Raven mengepalkan tangannya, ia merasa harga dirinya di injak-injak ia lalu mengambil langkah nya dan keluar dari Uks dengan marah.

Setelah kepergian Raven barulah Alesya menangis, ia menceritakan semuanya kepada Chara dan Bayu. Raven yang memeluknya, kata-kata nya yang manis dan perlakukan nya yang bikin baper ... juga ciuman pertama nya yang direnggut Raven.

"Lo tenang ya sekarang nggak usah nangis lagi, kan gue udah pernah bilang sama lo dulu jangan sampe terlibat sama Raven baik sebagai musuh, teman apalagi cinta."

"Dia cowok nggak benar!" omel Chara yang bikin Alesya menunduk.

Bayu mengeluarkan lolipop dari dalam saku nya dan memberikan pada Alesya, "nih buat lo ... sebenarnya sih ini untuk seseorang tapi kayaknya dia nggak suka pemberian gue." katanya sambil melirik Chara.

Chara mengambil permen lollipop dari tangan Bayu dan membukanya setelah itu ia menyodorkan pada Alesya.

"Makasih... Kalian baik banget sama aku."

"Tapi hati ku sakit banget."

•••

Raven meremas kuat kepalanya ketika mendapat pertanyaan bodoh dari teman-temannya.

"Gue bilang diam ya diam bangsat!"

Wajah pemuda itu memerah padam dengan sedikit cairan bening keluar dari matanya, ia berusaha menutupinya dan berlari dari rooftop.

Raven memutuskan untuk bolos kelas, ia menuju parkiran dan mengambil motornya. Satpam pun tak bisa apa-apa jika dia memaksa untuk keluar.

Setelah berada diluar Raven mengendarai motor dengan kecepatan tinggi dan pergi ke klub untuk menenangkan diri. Disana ia banyak menghabiskan minuman membuatnya mabuk berat

Beberapa jam berlalu Irene yang mengetahui Raven menghilang dari sekolah, menanyakan keberadaannya pada Alesya tetapi gadis itu tak menanggapinya.

"Apa dia sama lo tadi?!" Irene mencengkram bahu Alesya namun gadis itu dengan kasar menepisnya.

"Tidak! mending kamu pergi dari sini!"

"Lo nggak usah bohong ya!" Irene berteriak.

"Aku tidak tau mending kamu cari cowokmu sendiri nggak usah tanya aku!"

"Cowok gue..." Irene mengernyitkan alisnya kemudian tersenyum smirk.

"Ya, jadi biarkan aku pulang!"

Alesya melangkahkan kakinya dan menyenggol bahu Irene dengan kuat membuat gadis itu meringis.

Alesya menoleh lagi pada gadis cantik tersebut lalu melanjutkan langkahnya untuk pulang. Saat pulang nanti Alesya akan menangis sepuasnya.

•••

Malam harinya, Alesya menangis sesenggukan sambil menonton drakor di ponselnya juga mengigit keripik singkong nya. Entah karena Raven ia menangis atau karena drama tersebut mengandung bawang.

Yang merekomendasikan Alesya drakor tersebut tentu saja Chara, katanya supaya Alesya tenang namun nyatanya malah membuat tangis gadis itu pecah.

Tangannya meraih sejumput keripik singkong dan memasukan ke dalam mulutnya, "pedas..." gumam nya pelan.

Ia bercelingak-celinguk mencari sebotol air dingin yang tadi ia bawa dari kulkasnya namun sialnya ia lupa membawa cangkir ke kamarnya.

"Bodoh amat ah minum gini aja." saat Alesya hendak menegak air tersebut tiba-tiba ponselnya berdering membuatnya tersedak.

"Raven... Ngapain dia nelpon."

"Angkat nggak ya.."

Karena penasaran dan mengira Raven akan minta maaf padanya, Alesya pun mengangkat telpon nya namun ternyata diluar dugaan...

"Mulai hari ini lo jangan pernah ngeharapin gue dan bersikap lah layaknya orang asing di hadapan gue!" ucap Raven di seberang sana

Lagi,bulir bening menetes di pipi Alesya ia tersenyum pahit, "ya aku---"

"Karena gue akan tunangan sama Irene bulan depan." potong Raven dan pemuda itu mematikan telpon nya bahkan sebelum Alesya menjawab.

•••

segini dulu ya bab kali ini... lanjutnya setelah hari raya

Ketua Geng Vs Gadis Desa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang