Bab sembilan belas

4.2K 105 2
                                    

Raven menopang dagunya dengan satu tangan di atas meja, tatapannya terus tertuju pada Alesya yang sibuk bercanda dengan Chara dan Bayu.

Merasa bingung cara membuat hubungannya dengan Alesya membaik ia pun keluar dari kelas menuju rooftop tempat berkumpulnya anggota Xlovenos.

Haruto dan yang lainnya yang tadinya tertawa kini kini mendadak diam saat Raven melangkahkan kakinya mendekati mereka, Menyalakan rokok dan menghisapnya menghembuskan asap dengan kasar membuat teman-temannya bertanya-tanya apa sebenarnya yang terjadi.

Ingin bertanya tetapi tak ingin membuat Raven mengamuk lagi, namun diluar dugaan pemuda itu membuka suara.

"Gimana caranya bikin cewek nggak marah lagi."

"Supaya dia mempercayai gue lagi." tambah Raven.

"Fft---" Denuca yang ingin tertawa dibekap mulutnya oleh Haruto, pemuda itu menggeleng mengisyaratkan untuknya jangan membuka mulut sedikitpun.

"Oh maksudnya supaya hubungan lo dan Alesya membaik?" tanya Anthon.

Raven mengangguk, matanya menengadah menatap langit berwarna biru, cuaca hari ini sangat cerah berbeda dengan suasana hatinya yang suram.

Anthon tampak mengetikan sesuatu di ponselnya, sementara Rafael hanya melirik dengan tampang datarnya pemuda itu tampak tidak tertarik untuk ikut mengobrol.

"Nah lo bisa ajak dia kencan makan romantis di kafe ini, jaraknya nggak jauh dari sekolah." tunjuk Anthon dan Raven pun langsung melirik ke ponsel sang teman.

"Nggak ada tempat lain?"

Anthon terdiam tampak berpikir lalu menjawab lagi, "kayaknya lebih seru bioskop!" katanya antusias.

"Yang ada malah makin diem-dieman." bantah Raven.

"Ck!"

Suasana tampak hening beberapa saat sampai Denuca ikut berbicara, "Dufan lebih menarik kayaknya ... kalian naik wahana dan lo bisa ngambil kesempatan pas Alesya ketakutan."

"Dan dia pasti akan baper sama lo!" tambah Denuca yang bangga dengan ide nya.

Raven berpikir sejenak kemudian senyumnya melebar, membuat teman-temannya bergidik ngeri, "Ide yang bagus."

"Beli tiketnya dimana?"

"Kan bisa onlen."

•••

Setelah mencari tiketnya Raven mulai merencanakan caranya untuk membujuk Alesya, berharap sang gadis tidak menolak.

Saat ini Raven benar-benar yakin Alesya tidak akan menolak, pasti gadis itu akan senang kan dan melupakan masalah mereka berdua.

Ia melangkahkan kakinya menuju kelas, tau sudah jam istirahat Raven harus menjalankan rencananya, beruntung Alesya masih di dalam kelas seorang diri membuatnya leluasa untuk membujuk gadis itu.

Ia mendekat kearah Alesya dan duduk di depan gadis itu yang lagi baca novel, "gue mau bicara."

Tak ada jawaban dari Alesya membuat Raven menghela nafasnya dan mengulai lagi perkataannya, " gue mau ngomong."

"Apasih ngomong aja!" ketus Alesya dengan pandangan masih fokus ke buku nya.

"Gue suka sama lo dan gue mau ngajak lo ke tempat hiburan---"

Brak!

"Apa hiburan?! kamu pikir aku cewek apaan pasti kamu mau ngajak aku ke klub hiburan itu kan!"

Raven memijit pelipisnya, salah dia bicara bertele-tele, "lo salah paham, maksud gue ke dufan dan gue udah pesan tiketnya."

Alesya terdiam, memikirkan ke Dufan bersama Raven pasti sangat romantis. Namun dia gengsi untuk mengakui dan tidak mau cepat percaya dengan cowok itu.

Ketua Geng Vs Gadis Desa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang