Bab 33

2K 60 4
                                    

Jangan lupa Vote sebelum membaca⭐
Komentarnya ya, biar author semangat nulisnya🥳

______________

Alesya mengamati penampilannya di cermin besar dalam kamarnya seusai bersiap, dia tampak cantik dengan dress hitam pemberian Raven kemarin. Merasa ada yang kurang ia pun menambahkan kalung berliontin love peninggalan mendiang ibunya.

Tanpa diminta cairan bening itu jatuh membasahi pipi yang sudah di poles bedak tipis, ia tak menyangka kalung ini akan di pakai di saat ia akan bertemu orang tua Raven.

"Bun doain Echa ya... semoga Echa bisa buat orang tua Raven nerima Echa" ucapnya di sela-sela isakan.

Mengambil tissue di atas nakas Alesya menghapus air matanya, tak ingin membuat penampilannya rusak hanya gara-gara dia menangis.

Jantungnya berdebar-debar, rasa gugup, takut dan bahagia bercampur menjadi satu, apakah ia bisa berhasil melewati pertemuan dengan orang tua Raven malam ini.

___

Seusai berpamitan dengan Rose, Alesya pergi ke rumah Raven dengan di jemput pemuda itu, meskipun jarak rumah mereka hanya beberapa langkah tetapi tetap saja Raven harus menjemput Alesya.

Tak akan ia biarkan gadis itu datang sendiri, karena itu akan membuat sang kekasih di permalukan oleh Gayatri mamanya Raven.

Sesampainya di sana, Gayatri dan Gaza sudah duduk bertengger di meja makan dengan tatapan angkuh. Membuat Alesya sedikit takut.

Raven menggenggam tangan sang kekasih mencoba menenangkan, "nggak usah takut aku ada disini."

"Makasih Raven... aku cuma gugup aja ketemu orang tuamu." ucap Alesya dengan nada berbisik.

"Silahkan duduk!" suruh Gayatri dengan pandangan tak suka pada Alesya.

Gaza hanya diam mengamati penampilan Alesya malam ini, gadis cantik bersuray panjang itu semakin di buat gugup oleh tatapan mengintimidasi itu.

Akhirnya mereka berdua pun duduk berhadapan dengan kedua orang tua Raven, awalnya makan malam itu berjalan lancar sampai Gaza membuka suara.

"Siapa namamu?"

Alesya menengok ke arah Raven sebentar kemudian menoleh pada Gaza mencoba menjawab dengan tenang, "S-saya Alesya om."  Jawabnya sedikit terbatah.

"Keponakan Rose?"

"Iya om"

Suaranya tercekat, menunggu lontaran pertanyaan Gaza selanjutnya, Alesya takut ia tak bisa menjawab pertanyaan itu dan justru membuat dirinya semakin terlihat bodoh di hadapan orang tua Raven.

"Ngelihat wajah gadis kampungan ini bikin saya nggak nafsu makan saja, kalau bukan karena permintaan papa malas banget saya makan sama anak ini!" seloroh Gayatri membuang membuang pandangannya ke arah lain, merasa jijik melihat wajah gadis lugu di hadapannya.

"Mama! jangan seperti itu sama Alesya, dia pacar Raven!" tegas Raven tak terima kekasihnya di hina.

"Duh udah deh Raven stop kamu belain perempuan itu, jauh lebih baik kamu sama Irene daripada sama anak yang asal-usulnya nggak jelas seperti ini!"

"SUDAH MA! JANGAN MEMBUAT KERIBUTAN DI MEJA MAKAN." bentak Gaza, suaranya terdengar lantang saat mengucapkan kalimat itu.

Suasana tampak hening setelah Gaza membentak Gayatri, mereka semua larut dalam pikiran masing-masing sampai suara derap langkah kaki seseorang mengalihkan atensi mereka.

Gayatri mengangkat kepalanya, matanya langsung berbinar senang melihat siapa yang datang, "Oh my gosh! Irene sayang."

Deg

Ketua Geng Vs Gadis Desa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang