Bab 25

2.5K 63 0
                                    

Sepulang sekolah Chara menggandeng tangan Alesya membawanya depan gerbang   menunggu pacarnya Chara, sebab ia ingin mengenalkannya pada Alesya.

"Oh ya lo udah bilang sama Raven kalo lo pulang bareng gue?" tanya Chara dengan posisi menghadap Alesya.

"Iya udah katanya sih nggak apa-apa lagipula dia mau ke markasnya." jawab Alesya

Chara hanya angguk-angguk saja, beberapa saat kemudian sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depan mereka. Chara dengan semangat menunjuk mobil itu.

"Ah itu dia! Pacar gue kak Justin."

Chara langsung berlari lantas menghamburkan pelukannya pada Justin seolah-olah sudah bertahun-tahun tak bertemu padahal terakhir ketemu tadi pagi.

Alesya dengan kikuk mendekat pada kedua sejoli yang sedang bermesraan itu, ada rasa aneh dan tidak nyaman pada dirinya saat Justin menatapnya lamat-lamat.

"Oh ya Alesya kenalin ini pacar gue kak Justin." ucap Chara dengan bangga memperkenalkan pacarnya.

"Kak ini Alesya teman yang sering aku ceritakan itu."

Pemuda jangkung yang sialnya sangat tampan itu kini mengulurkan tangan pada Alesya, tanpa Chara sadari ia mengedipkan sebelah matanya pada Alesya membuat gadis itu sangat tidak nyaman.

"Gue Justin, lo Alesya kan yang sering di ceritakan Chara itu. ternyata teman Chara juga cantik ya sama kayak Chara." ucap Justin sedikit memberikan pujian.

"Ih apa sih kak aku nggak secantik itu kok." jawab Chara sedikit manja.

"Apanya yang nggak cantik, kamu selalu cantik di mataku sayang." Justin mengusap lembut suray Chara.

Setelah di dalam mobil Alesya yang duduk di belakang hanya diam menyaksikan obrolan romantis kedua sejoli itu. Sesungguhnya ia merasa aneh pada pacar Chara sejujurnya ia lebih setuju Chara dengan Bayu dibanding cowok tadi ... menurut Alesya sepertinya cowok itu sedikit genit.

"Oh ya Chara apa nggak apa-apa nih aku ikut kalian?" Alesya membuka suara.

Chara berbalik dan menoleh ke belakang, "iya dong kan gue emang mau ngajakin lo."

Alesya pun terdiam namun rasa tidak nyaman kembali menjalar di hatinya, rasanya ia ingin turun sekarang juga apalagi saat menyadari Justin terus memperhatikannya dari kaca depan.

"Um Chara kayaknya aku lupa deh aku ... mau nemenin bibi belanja sepulang sekolah. Apa boleh aku turun disini?" Alesya melirik keluar jalanan.

"Eh kok tiba-tiba tapi ini masih di tengah jalan loh."

"Sayang apa kita antar dulu Alesya kerumah nya?" kata Chara pada Justin.

"Oh boleh dimana rumah—"

"Nggak! nggak perlu kok aku udah chat Raven minta di jemput disini ... turunin aku disini aja." ucap Alesya penuh keyakinan padahal ia sendiri tidak mengirim pesan pada Raven karena takut merepotkan pacarnya itu.

"Duh gue jadi nggak enak nih, tapi beneran kan Raven udah jemput?" tanya Chara sedikit khawatir.

Alesya mengangguk, "iya kayaknya dia lagi di jalan sekarang."

Mobil Justin sudah berhenti di tengah jalan lantas Alesya segera keluar dari mobil tersebut, menghela nafas lega karena bisa bebas dari rasa tidak nyaman itu.

"Apa gue tunggu aja ya sampai Raven datang ... gue sedikit khawatir sama lo Sya."

Alesya dengan cepat menolak dengan menggelengkan kepalanya, "nggak usah Char, beneran Raven sebentar lagi datang kalian jalan aja." katanya.

Chara melirik Justin sebentar kemudian mengangguk, "baiklah tapi nanti kalo udah dirumah lo kabarin gue oke."

Alesya mengacungkan jempolnya, "siap!"

Setelah itu Chara dan Justin pun pergi dari sana meninggalkan Alesya di tepi jalan yang ramai, entah apa yang gadis itu pikirkan minta diturunkan tengah jalan begini.

baru akan mencari taksi tiba-tiba sebuah motor hitam dengan pemuda memakai helm full face berhenti di depannya. Alesya sedikit mengernyitkan dahinya dari postur tubuhnya dan motornya sepertinya itu bukan Raven.

Tetapi sepertinya ia mengenali motor itu tapi lupa dimana.

Tanpa ragu-ragu cowok itu membuka helmnya, menunjukkan wajah tampannya di tengah terik matahari. tentu Alesya mengenali wajah itu, dia adalah Rafael teman Raven sekaligus wakil ketua geng Xlovenos.

"Naik." katanya.

Alesya menengok kiri kanan memastikan apa ada orang lain di sampingnya tapi ternyata tidak ada, "kamu ... bicara dengan ku?"

"Iya nggak ada orang lain selain lo disini." jawabnya dengan ekspresi wajah datar.

Alesya terdiam sejenak sedikit berpikir, ragu untuk naik tetapi juga apakah mungkin pemuda itu melakukan itu karena dia pacar Raven. Tidak mungkin kan dia akan membiarkan pacar temannya berdiri sendirian di jalan seperti ini.

Jika karena baik hati, dari segi wajah pemuda itu yang dingin dan menakutkan tidak mungkin ada belas kasihan dari seseorang seperti itu.

"Lo mikirin apa? cepat naik." titahnya sekali lagi.

"I-iya aku naik!" jawab Alesya yang buru-buru naik ke motor pemuda itu.

Keheningan terjadi beberapa saat sampai Rafael membuka suara, "kenapa lo sendirian disana?"

"Ah apa?" tanya Alesya karena tidak bisa mendengar sebab suara bising di jalan.

"Gue bilang kenapa lo bisa ada di tengah jalan sendirian."

Alesya terdiam bingung mau menjawab apa, "oh tadi aku ikut Chara dan pacarnya tapi karena aku nggak ingin mengganggu jadi aku turun di jalan."

"Kemana Raven?"

"D-dia di markas."

"Dia nggak ada di markas." jawab Rafael dingin.

Alesya sedikit bingung bukankah pacarnya itu mengatakan ingin pergi ke markas, lalu kemana perginya pacarnya itu.

"O-oh mungkin aku salah dengar aja mungkin dia pergi ke tempat lain bukan markas." jawab Alesya.

Tak ada jawaban dari Rafael hingga sampai di depan rumah Alesya barulah pemuda itu membuka suara, "sudah sampai." katanya.

"Eh udah sampai makasih y— tunggu! darimana kamu tau alamat rumahku ... tadi kan aku nggak kasih tau?" ujar Alesya bingung.

Rafael menggaruk tengkuknya, "itu ... lo nggak usah lo pikirin, jangankan rumah lo seluruh tempat di dunia ini juga gue tau." jawab Rafael melirik Alesya sebentar lalu membuang muka.

Alesya yang menganggap itu lelucon hanya tertawa padahal dari raut waja Rafael tak ada senyum sedikitpun.

•••

Halo Raven & Alesya kembali lagi nih, maaf lama updatenya soalnya author sedikit sibuk di realife.❤️

Jangan lupa komen dan vote nya ya.

Ketua Geng Vs Gadis Desa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang