Happy Reading.. jangan lupa ⭐ dan komentarnya
°°°
"Siapa yang sebenarnya udah ngelakuin semua ini?!" monolog Raven, netra hitamnya memandang lurus ke arah luar balkon.
Menghembuskan asap rokoknya, ia larut ke dalam pikirannya. Satu orang mengusik pikirannya. Orang yang membuatnya curiga.
"Apa dia orangnya?"
"Kalau benar, berarti dia benar-benar sudah gila!"
"Dia tidak akan mendapatkan apapun dengan melakukan semua ini"
Malam sudah semakin larut, namun pemuda tampan itu tetap tak bergeming dari tempatnya berdiri kini. Sampai ia merasakan sesuatu, seperti ada seseorang yang memperhatikannya.
Ia menerawang ke bawah balkon namun tak menemukan siapapun, tiba-tiba seseorang menepuk bahunya membuatnya spontan berbalik.
"SIALAN SIAPA LO?!"
Seorang pria berhoodie hitam menutupi tubuhnya serta masker hitam yang menutupi sebagian wajahnya berdiri kokoh di hadapannya.
"Target selanjutnya!" suara berat memenuhi indra pendengarannya.
Benar suara itu Raven sangat mengenalinya
Kemudian pria itu mengeluarkan sebuah pisau kecil, dengan sigap Raven menghindar saat tau dirinya akan di serang. Terlebih ia tidak memegang senjata apapun saat ini.
"Apa karena Alesya lo sampai melakukan hal menjijikan ini"
"RAFAEL!"
Pisau yang di pegang pemuda itu di tarik kembali, Raven pikir Rafael akan membuka maskernya namun di luar dugaan pemuda itu justru tertawa.
Raven mengerutkan dahinya, itu tidak seperti Rafael yang ia kenal. Lantas ia pun menarik paksa masker tersebut.
Benar itu Rafael, namun bedanya auranya sangat berbeda. Rafael yang biasanya tenang bagai air, kini terlihat sangat menyeramkan dengan tatapan tajam.
"APA LO UDAH GILA?!" teriak Raven lantang.
Ia tidak takut Rafael akan menusuknya dengan pisau yang di pegangnya. "Kalo gue sisi Rafael yang lain apa lo percaya?"
Raven meneguk salivanya, punggungnya saat ini sudah menabrak pembatas balkon. Sementara Rafael terus berjalan maju ke arahnya.
"Apa maksud lo?!"
"Memang benar gue yang udah membunuh mereka semua termasuk membunuh lo!"
"Cih Rafael terlalu lemah, gue benci sifatnya yang tenang dan membosankan itu" ucap Rafael membuat Raven semakin bingung dibuatnya.
"Dasar gila!"
"Lo akan bernasib sama kayak mereka Raven, karena lo udah berani merenggut kesucian Alesya!"
Jleb
Pisau itu menusuk jantung Raven, yang ia lihat terakhir kali adalah wajah Rafael yang tersenyum puas akan kematiannya.
"AKHHH!"
BRUK!
Raven membuka matanya kala rasa sakit menguasai tubuhnya, dahinya sudah basah akibat keringat dingin yang bercucuran. Ia mengucek-ngucek matanya. Rupanya kejadian itu hanyalah sebuah mimpi buruk.
"Ck gue terlalu kepikiran sampai kebawa mimpi" lirih Raven, bahunya naik turun dengan nafas tak beraturan.
Ia meraba-raba tubuhnya, ternyata baik-baik saja. "Fiuh syukurlah... kalo gue mati siapa yang jagain Alesya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Geng Vs Gadis Desa (END)
Teen FictionMevriano Raven Megantara, merupakan ketua geng Xlovenos yang kejam dan tidak takut apapun. Memiliki wajah tampan dan dikagumi semua orang tentu menjadi ciri khas Raven___suatu hari takdir mempertemukannya dengan Alesya jingga Riscanara gadis desa ya...