chapter 22

45 2 0
                                    

Mereka tiba di sebuah perusahaan terbesar yang tentunya itu milik papah geyan yang di kelola oleh geyan. Baru saja mereka tiba dan turun dari mobil, mereka sudah di sambut body guard geyan dan membawa mobil geyan untuk ia parkirkan di parkiran mobil.
Naura menatap takjub interior bangunan kantor ini yang terkesan mewah dan besar. Naura baru ingat bahwa ini adalah perusahaan yang Naura idam idam kan sejak ia masih menjadi santriawati. Ia ingin sekali melamar kerja di sinih karena perusahaan ini adalah perusahaan yang sangat besar dengan masa kontrak yang panjang.

" Iyan, ini perusahaan papah?"

" Iya Ra, perusahaan ini milik papah. Dan aku yang akan mengelola dan meneruskan perusahaan ini nantinya."  Ucap geyan dengan bangga.

Naura tersenyum merkah, ini seperti mimpi baginya. Bagaimana tidak, saat ini Naura bukanlah karyawan atau pegawai di perusahaan ini melainkan istri dari anak pemilik perusahaan ini.
Naura sangat beruntung mempunyai suami seperti geyan.

" Aku bangga sama kamu, yan. Dan aku sangat beruntung mempunyai suami dari anak perusahaan terbesar ini. Asal kamu tau, aku sangat menginginkan bekerja di perusahaan ini ketika aku masih menjadi santri. Aku pengen bekerja di sini karna masa kontrak nya panjang. Dan aku bertekad ketika aku selesai mondok, aku akan melamar kerja di sinih. Tapi sara tekad aku gagal ketika aku ingin di jodohkan sama kamu. Tapi aku tidak menyesali itu ,yan. Aku sama sekali tidak menyesal menikah dengan kamu. "

" Oh ya, em... Berarti kamu adalah wanita paling beruntung. Dan aku juga beruntung mempunyai istri yang bertekad kuat seperti kamu." Ucap geyan seraya mengusap pipi Naura.

" Yaudah, sekarang kita masuk ,yuk. Kita keruangan aku. Pasti kamu capek."

Naura menggeleng." Enggak, aku gak capek, toh dari tadi aku duduk di mobil. Harusnya kamu yang capek, kan kamu yang nyetir mobil nya."

" Yaudah, kita masuk." Geyan menggenggam tangan Naura. Tentu saja hal itu membuat mereka menjadi tontonan bagi karyawan yang ada di sana.

" Heh, itu istri nya pak geyan."

" Wahh, istri nya cantik banget ya. Kaya Barbie hidup."

" Gila sih, istri nya pak geyan cantik banget."

" Kayaknya istrinya pak geyan beruntung banget gak sih dapetin suami kayak pak geyan."

" Eh, denger denger pak geyan itu di jodohin sama orang tua mereka."

" Memangnya iya,?"

" Iya."

Di kala semua orang tengah membicarakan geyan dan Naura yang sedang berjalan. Geyan terus fokus dengan langkah nya dan menghiraukan ucapan ucapan karyawannya itu. Ia mengeratkan genggamannya pada tangan Naura. mereka tiba di kalangan karyawan yang tengah di sebukkan oleh berkas berkas.

" Permisi, boleh saya minta waktunya sebentar." Ucap geyan pada seluruh karyawan.

" Iya pak..." Jawab mereka serempak.

" Assalamualaikum warahmatullahi wabarakkatuh. Mohon maaf  jika saya menganggu waktu kerja kalian. Berdirinya saya di sini karna saya ingin memperkenalkan kalian dengan istri saya. Namanya Naura Syauqie lafisyah panggil saja Bu Naura, bila kalian bertemu atau berpas Pasan dengan istri saya, di mohon jaga sikap ya." Mendengar penuturan geyan yang dingin dan profesional, tanpa ia sadari, Naura mengembangkan senyum nya. Sungguh manis.

Naura mencubit lengan geyan." Iyan, kamu apa apaan sih, gak usah istimewa kan aku kayak gini.harusnya karyawan kamu yang aku istimewa kan Karna mereka yang membuat perusahaan kamu maju. Aku gak punya takhta di sini aku Coman istri kamu. Aku bukan direktur atau CEO di sini, yan."bisik Naura.

GeynaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang