Geyna

chapter 23

" Iyan, kamu masih lama ya kerjanya."
Naura sudah merasa Bosan ketika ia harus menunggu geyan bekerja.

" Kamu bosan ya, maafin aku ya udah buat kamu bosan. Yaudah Sekarang kamu mau apa."

" Aku pengen keliling kantor aja."

" Yaudah, tapi di temani reya ya."

Naura menghela nafas. Memangnya ia anak kecil yang harus di pantau." Iyan, aku kan bisa sendiri kenapa harus di temani reya. Kasian lho reya, dia lagi banyak kerjaan."

Geyan tersenyum singkat. Ia mengusap kepala Naura dengan lembut." Kerjaan reya biar aku aja yang kerjain. Jadi reya bisa temani kamu."

Apakah ini yang di sebut suami posesif.ya tapi mau tak mau Naura harus menuruti ucapan suaminya itu.

" Kamu serius mau kerjain kerjaannya reya. Itu banyak Loh, yan. Nanti kamu capek."

" Nggak ada kata capek untuk membuat istriku yang cantik ini senag dan bahagia."Naura mencubit lengan geyan lantaran menahan salting.

" Gombal!."

" Loh, memang benerkan. Kamu adalah wanita tercantik yang pernah aku temui di muka bumi ini." Ucap geyan seraya mencubit hidung Naura.

" Gak usah berlebihan deh."

Saat ini detak jantung Naura benar benar tak bisa di kendalikan. Mengapa geyan sangat hobi membuat jantung Naura berdebar debar.

Tok! Tok! Tok!

" Masuk."

Yup, orang yang mengetuk pintu adalah reya. Wanita itu datang kembali untuk menemani sang istri CEO.

" Tuh, reya udah Dateng. Kamu bisa keliling sekarang.oh ya, Rey. Tolong jagain istri saya ya. Pastikan dia enggak lecet saat Naura kembali kepada saya."

Reya mengguk." Baik pak."

Naura memukul bahu geyan." Lebay banget."

Kini mereka mulai mengelilingi area kantor, sangat besar dan luas.  Belum ada yang membuka pembicaraan diantara Naura dan reya dan sampai reyalah yang membuka pembicaraan.

" Bu, maaf kalo ini privasi ibu. Tapi saya boleh nanya sama ibu." Ucap reya pada Naura. Naura mengangguk paham."silahkan, mau bicara apa?."

" Kalo boleh tau , memang nya Bu Naura dan pak geyan di jodohkan ya. Tapi kok bisa sih pak geyan sebucin itu sama ibu padahal setau saya pak geyan dingin, jutek, galak, ya pokoknya begitu lah Bu. Sampai kadang saya gak salah, sama pak geyan suka di marahin._eh.... astaghfirullah, kok saya malah ngomongin pak geyan. Duhh.. Bu Naura saya minta maaf ya."

Naura terkekeh dengan perkataan wanita itu. Ternyata geyan mempunyai sekertaris serandom ini. Cantik tapi terlihat polos.

" Tidak apa-apa. Oh ya, memangnya benar ya suami saya sering seperti itu.
Em... Mungkin ini faktor dari perjodohan kami. Kami di paksa orang tua kami untuk menikah. Ya jadinya begitu deh..."

" Tapi kayaknya pak geyan itu memang membutuhkan seorang pendamping  hidup, deh , Bu. Soalnya setelah pak geyan menikah perubahan pak geyan jadi berbeda drastis. Contoh nya seperti tadi, pak geyan sama sekali tidak memarahi saya padahal saya membuat kesalahan." Ucap reya dengan alakadarnya.

" Biasanya pak geyan itu sering suntuk sama kerjaan apalagi pas pak geyan masih jadi mahasiswa. Waduh... Hampir setiap hari pak geyan sering memegangi kepalanya karna menahan rasa pusing. Tapi menurut saya pak geyan itu luar biasa loh Bu." Lanjut Freya.

" Hm.. kenapa begitu."

" Soalnya pak geyan itu orangnya pekerjaan keras. Dia nggak akan menyelesaikan pekerjaan sebelum kerjaannya selesai. Kecuali kalo Bu bos yang lagi  butuh bantuan pak geyan. Pak geyan nggak pernah menolak.bu."