Chapture 11

57 7 0
                                    

🐥Anyeong🐥

HAPPY READING


Pagi hari di sekolah Astrea High School, kini semua murid tengah di kumpulkan di tengah lapangan. Semua murid pun mulai baris dengan kelas mereka masing-masing, dan kepsek yang berdiri di depan lapangan.

"Saya mengumpulkan kalian di sini untuk mengajak kalian agar mendoakan Nadine, Raya, dan Amanda bersama-sama" ujar kepala sekolah tersebut.

Semua murid 12 MIPA 1 terkejut di kala mendengar kepala sekolah menyebutkan nama Raya, jadi dugaan mereka itu benar bahwa mayat yang pertama di temukan di toilet sekolah itu adalah mayat Raya.

Mereka pun memulai acara berdo'a bersama, cuaca pagi ini sedikit mendung seperti nya sebentar lagi akan turun hujan. Maka dari itu mereka harus cepat menyelesaikan kegiatan ini sebelum hujan turun.

"Jadi bener pemilik mayat itu adalah, Raya?" tanya Feli lirih.

"Emm mungkin" jawab Nara.

Di saat mereka tengah fokus berdo'a, pandangan Albiru mulai tertuju ke atas gedung sekolah. Cowok itu melihat seseorang yang memakai pakaian serba hitam dan masker yang menutupi wajah nya, sosok itu seperti hendak menjatuhkan sesuatu dari dalam karung.

Albiru masih setia memandangi pergerakan sosok itu, hingga tiba-tiba Galih yang memang baris di samping nya mulai melihat gerak-gerik Albiru yang aneh.

"Lo liatin apa" senggol Galih.

Albiru yang di senggol pun beralih menatap ke arah Galih, ekspresi nya tetap sama datar. Baru saja cowok itu ingin menjab pertanyaan Galih, namun sudah terlebih dahulu terdengar suara seperti benda jatuh dari atas.

Bruk!

Benda itu jatuh tepat di atas tiang bendera, ternyata benda jatuh itu adalah mayat seseorang yang sudah tidak memiliki kepala. Tubuh nya nyangkut di atas tiang bendera, dengan darah yang mulai bercucuran.


Saat itu lah semua murid mulai heboh, kini barisan sudah tidak rapi lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat itu lah semua murid mulai heboh, kini barisan sudah tidak rapi lagi. Mereka ber larian ke sana kemari hendak pergi dari area lapangan.

"Apa tuh" ujar Nomi.

"Itu mayat?" celetuk Ares.

Nara yang memang dari dulu anti dengan kejadian itu pun mulai tejatuh, ntah kenapa kedua kaki nya tiba-tiba menjadi lemas. Untung saja Ares ada di belakang nya dan dengan sigap menopang tubuh gadis itu agar tidak jatuh.

Astrea High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang