Capture 15

40 8 0
                                    

SEBELUM MEMBACA VOTE DAN KOMEN DULU YUKK

🌻HAPPY READING 🌻

Hari ini adalah hari minggu, Vania tengah menyirami tanaman milik sang mama. Dia menyirami bunga-bunga itu dengan sedikit bersenandung, disaat gadis itu tengah sibuk menyirami bunga pandangan nya tertuju pada seseorang.

Ternyata itu adalah Refan adik laki-laki nya, cowok yang lebih tinggi dari nya itu sudah siap ntah kemana. Refan mengenakan jaket kulit nya yang ber warna hitam, tidak hanya itu jaket tersebut terdapat logo geng Aodra.

"Mau kemana lo" tanya Vania ketus yang masih enggan menatap adik nya.

"Sirkuit" jawab Refan santai.

"Ngapain lo ke sirkuit, mau ikut balapan?" jeda Vania "Gue bilangin papa loh" sambung Vania yang kini sudah mematikan keran air nya.

Refan yang mendengar itu melotot, jika Vania mengadu kepada papa nya bisa habis nanti dia di tangan sang papa. Cowok itu tidak mau hal mengerikan terjadi setelah ini, pasal nya jika sang papa sudah marah ia tidak akan segan untuk menghukum nya.

Yang lebih parah nya lagi nanti papa nya akan menyeret nama Vania, Refan tidak mau hubungan nya dengan sang kaka pudar kembali.

"Jangan dong, kak" jawab Refan yang kini sudah mendekati Vania.

Vania memandangi adik nya, karena tubuh nya lebih pendek dari Refan alhasil gadis itu harus sedikit mendongak kan kepala nya. Sebenarnya Vania itu heran, Refan ini makan apa kenapa tinggi badan nya cepat sekali bertambah padahal baru kemarin Refan itu lebih pendek dari nya.

"Sini lo, jangan tinggi-tinggi oget kagak nyampe gue" gerutu Vania yang kini hendak membisik kan sesuatu namun tidak bisa akibat tinggi nya kalah oleh Refan.

Refan yang mendengar itu pun mulai terkekeh pelan, ia mulai membungkuk kan badan nya agar sama dengan tinggi badan sang kaka. Setelah itu Vania pun mulai membisik kan sesuatu, ada raut wajah terkejut yang di pancar kan oleh Refan.

"Enggak, di sana banyak cowok kaka gak takut?" tanya Refan tidak habis fikir, pasal nya Vania meminta untuk ikut diri nya ke sirkuit.

"Ih kan ada Nara, nanti si Bian suruh Nara ikut" jawab Vania tidak mau kalah.

Akhirnya mau tidak mau Refan meng iya kan saja, dengan girang Vania memasuki rumah kembali untuk siap-siap. Vania menyuruh Refan agar menunggu nya sampai diri nya siap.

Tangan Refan mengambil HP nya di saku celana nya, ia mulai memencet kontak lalu menelfon nya. Ternyata cowok itu menelfon Albian.

"Kenapa?" tanya Albian.

"Lo bawa Kaka lo ya" jawab Refan.

"Gila lo, di sana banyak cowok gak mungkin gue bawa kak Nara. Bisa habis gue nanti di marah in bokap gue" ujar Albian yang tidak setuju di kala sang kaka harus ikut ke area balap.

"Kaka gue maksa ikut, jadi gue minta tolong sama lo buat bawa kaka lo buat nemenin kak Vani"

Mendengar penjelasan Refan, Albian pun setuju walau pun terpaksa. Sebenarnya nya kedua cowok itu takut nanti jika ketahuan sang papa bisa habis nanti, tapi bagai mana lagi derita para adik.

Astrea High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang