Chapture 2

114 10 0
                                    


Gimana nih, maaf ya kalau cerita nya gak jelas.
Cerita ini tuh aku buat sama temen aku, jadi ya bisa di bilang author nya ada dua.

Jadi..

Happy Reading

_________________________________________

Di saat kepergian Mora, Vani, Feli, dan Nomi. Bella beserta dua temannya pun segara bangkit, mereka sedikit membersihkan seragam nya yang terkena debu.

"Aduh... Perut gue sakit" keluh Nadin yang tadi baru mendapatkan tendangan kuat dari seorang Nomi.

"Sialan tuh, Vani" ujar Raya yang masih menyibukkan diri dengan membenarkan rok nya.

Bella menendang beberapa keranjang yang berisi bola-bola, bola-bola itu pun mulai berjatuhan di atas lantai gudang.

"Gila ya si Mora, tangan gue sakit banget di pelintir tuh anak!"

"Arghh! Pokok nya kita harus balas geng nora itu"

Perkataan Bella di setujui Raya maupun Nadin.

"Bel, kita post tuh foto sekarang gimana" tanya Nadin sembari mengangkat HP nya.

Bella memandangi HP Nadin, lama Bella terdiam gadis itu pun mulai membuka suara.

"Jangan, belum waktu nya"

"Apa nya yang belum waktu nya sih bel, gue dah gedek banget sama tuh anak!" ujar Raya dengan emosi yang membara.

Bella berjalan ke arah Raya berdiri, ia menyampirkan satu tangan nya di pundak gadis itu.

"Belum ra, gue masih mau main-main dulu" jawab Bella sembari menampilkan senyum smirk nya.

★★★

Setelah keluar dari gudang Nara membawa Dika ke UKS, sesampainya di UKS ternyata tidak ada penjaga UKS maupun anggota PMR jadi Nara lah yang mengobati luka luka Dika.

Hening.

Tidak ada percakapan dari keduanya, Nara yang sibuk mengobati dan Dika yang melihat lihat sekitar.

"Dah selesai"ucap Nara lalu membereskan alat alatnya dan menaruh kotak P3K ketempatnya.

Setelah menaruh kotak P3K Nara kembali duduk.

"Emm makasih ya"ucap Dika

"Ya sama sama,lain kali kalo Lo di gituin lagi Lo lawan jangan diem aja"ucap Nara

"Aku ga bisa"ucap Dika sambil menunduk.

"Kenapa ga bisa,oh atau karena Lo anak beasiswa jadi Lo ga bisa ngelawan karena takut beasiswa Lo kecabut"ucap Nara

Dika yang mendengar itu hanya diam.

"Lo jadi cowo yang berani jangan mudah di tindas , sesekali Lo boleh ngelawan kalau memang itu udah keterlaluan, jangan cuma bisa pasrah aja kalau kaya gitu mereka yang nindas Lo makin gencar nindas Lo"ucap Nara

Dika hanya diam menyimak apa yang di ucapkan Nara.

"Lo dengerkan?"ucap Nara diangguki Dika.

"Inget, jangan jadi orang yang mudah di tindas, lawan bila perlu ga usah takut soal beasiswa ada gue yang bisa bantu Lo"ucap Nara

Astrea High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang