Chapture 10

60 8 0
                                    


Hai apa kabar, kalian masih baca cerita ini?
Makasih ya karena udah mau baca cerita Ika, dan maaf ya kalau masih ada typo.

🦋HAPPY READING🦋

Dua hari sudah berlalu kini di sekolah Astrea high School, tepat nya di kelas 12 MIPA 1. Semua murid di kelas tersebut tengah membahas permainan aneh yang tiba-tiba muncul di grup kelas mereka.

Ini memang masih jam pelajaran, namun ntah kebetulan atau bagaimana semua guru tengah mengadakan rapat jadi kelas mereka di nyata kan jam kos. Mereka meng manfaat kan jam kos ini untuk membahas masalah ini.

Mereka semua tengah berkerubung untuk membahas permainan VOTE CLASS, ada yang duduk di atas meja ada yang duduk di bangku, dan ada juga yang berdiri. Mereka memegangi HP mereka masing-masing.

Pemungutan suara akan di mulai satu jam lagi, mereka tengah menunggu pesan dari aplikasi VOTE CLASS GAME.

"Sembari menunggu pemungutan suara di mulai, kita akan membahas keganjilan dari tiga bukti yang kita temukan" ujar Mora panjang lembar.

"Alah gue yakin pelakunya itu pasti kalian" seru Amanda berusaha mengompori murid-murid lain.

"Manda, lo tenang dulu" ujar Shireen berusaha menenangkan Amanda.

"Heh mulut cabe, lama-lama gue jahit juga ya tuh mulut" ujar Nomi yang kini sudah terpancing emosi.

Sedangkan Nara yang kini berdiri di samping Nomi pun mulai menahan tubuh Nara agar tidak maju mendekati Amanda, gadis itu tidak mau ada keributan di sini.

"Kenapa, lo takut ya kalau ketahuan" jawab Amanda nyolot.

Nomi yang mendengar itu pun semakin emosi, gadis itu berusaha melepaskan pegangan Nara dan ingin segera menonjok kepala Amanda keras.

"Udah-udah kalian berdua" ujar Feli menengahi perkelahian mereka.

Mora menghela nafas kasar, gadis itu mengisyaratkan Denio agar memeberikan laptop nya kepada nya. Denio yang faham pun dengan segera mengambil laptop nya, lalu memberikan nya kepada Mora.

Mora membuka laptop itu, lalu memutar vidio CCTV yang dua hari lalu ia dapat kan.

"Heh, bisa serius kagak!" sentak Vani yang mulai emosi, mendengar itu pun semua nya menjadi diam dan mulai fokus kepada layar laptop.

Saat Mora memperlihatkan rekaman itu, wajah Amanda dan Shireen yang tadi nya biasa saja berubah menjadi kusut, mereka sedikit gelisah di kala melihat rekaman tersebut.

"Oh jadi si Amanda, pantes aja nyudutin geng nya Vani mulu"

"Tapi di sini Shireen mencurigakan, liat noh rok nya ada bercak darah"

"Ini sih fixs mereka berdua sekongkol"

Itu lah ucapan demi ucapan yang di lontar kan para murid, Amanda dan Shireen yang mendengar itu pun mulai emosi.

"Seharusnya kalian curigai Shireen" jeda Amanda "Kena apa tuh rok lo" lanjut Amanda dengan nada ketus nya.

"Kok lo jadi nyudutin gue sih" geram Shireen yang tiba-tiba nyudutin gadis itu.

Astrea High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang