Capture 26

41 4 0
                                    

HAPPY READING















Vania tampak kebingungan dengan keadaan yang sekarang, diri nya terlalu ceroboh dalam ber tindak, saat ini badan Vania sudah di ikat di kursi dengan kedua kaki yang di ikat menggunakan tali tidak lupa dengan kedua tangan nya juga.

Di sebelah nya juga terdapat Nara yang sudah tidak ber daya, namun Nara tidak di ikat seperti Vania melainkan hanya di biar kan saja di bawah lantai yang dingin.

Vania menyesali tindakan nya yang menurut nya terlalu gegabah, bukan nya membantu Nara bebas dari sini ia malah ikut tertangkap.

"Dasar sialan!" Teriak Vania menatap Gala sinis.

Sedangkan Gala yang di tatap seperti itu bukan nya takut malah balik menatap Vania, sebenarnya dia tidak tega melihat Vania seperti ini tapi mau bagaimana lagi.

Dengan langkah pelan nya Gala berjalan mendekati Vania, cowok itu ber jongkok di depan Vania. Tangan nya mulai terangkat untuk memegang pipi kanan gadis itu.

Vania menggerakkan kepalanya ke kanan dan kekiri agar tangan Gala yang memegang pipinya terlepas, tapi Gala malah mencengkram pipinya.

"Lepas" ujar Vania lirih namun masih bisa di dengar.

"Kalau dari awal lo nurut sama gue, gue gak bakal lakuin ini Van" ujar Gala sembari mengelus pipi kanan Vania lembut.

Kini air mata Vania tidak bisa di tahan lagi, semua badan nya bergetar hebat. Bukan apa-apa dia takut jika nanti Gala melakukan hal yang tidak-tidak.

Vania melirik ke arah Nara yang tengah pingsan, Gala yang melihat itu pun mengikuti arah pandang Vania, Gala mulai ber diri dari jongkok nya dan melepaskan pegangan pada pipi Vania.

"Harus gue apain dia?" Tanya Gala sembari menunjuk Nara dengan dagu nya.

Vania menggelengkan kepala nya pelan, air mata masih setia menetes membasahi ke dua pipi gadis itu.

"Lo boleh lukain gue, tapi tolong, Lepasin Nara jangan sakiti dia" jawab Vania.

"Gue bakal lepasin dia, tapi dengan satu syarat" ujar Gala dengan senyum smirk nya.

"Apa?"

Gala mendekatkan wajahnya di samping telinga Vania, dengan lembut cowok itu mulai membisikkan sesuatu yang berhasil membuat Vania terkejut.

Setelah selesai membisikkan syarat tersebut, Gala mulai mundur 1 langkah. Terlihat ada raut wajah kesal yang di pancar kan oleh Vania.

"Gimana sayang?" Tanya Gala tenang.

"Lo gila ya!!?" Sentak Vania emosi.

Mendengar itu Gala mulai berjalan mendekati meja yang ada di ruangan itu, ia seperti mengambil suntikan yang ntah cairan apa yang ada di dalam suntikan tersebut.

Setelah itu ia mulai berjalan mendekati Nara, Gala mulai jongkok. Tangan nya mulai mengarahkan jarum suntik tersebut ke arah leher Nara.

"Racun ini bisa cepat menyebar, apa perlu gue suntikan ini ke temen lo?" Ujar Gala santai.

"ENGGAK, OKEY FINE GUE MAU!!" teriak Vania dengan lantang nya menyetujui syarat Gala.

Mendengar itu, Gala semakin tersenyum. Cowok itu membuang suntikan yang tadi sempat mau ia suntikan kepada Nara, namun senyum Gala tak bertahan lama karena ia mendengar suara puluhan motor dan kegaduhan di luar. Ia sudah menebak siapa yang datang.

Brak!!

Pintu di dobrak hingga pintu itu terlepas, masuklah Albiru dengan anggota inti Aodra, sedangkan anggota Aodra di luar sedang bertarung dengan para bawahan Gala dan...

Astrea High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang