Sudah seminggu Cielle berada di kuil. Ia benar-benar melakukan tugasnya untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Keuangan, gaji, kebutuhan pokok dan semuanya sudah Cielle bereskan.
Bahkan kini, Kuil menjadi semakin indah karena telah selesai direnovasi. Cat biru telah diganti warna abu-abu dan biru dongker serta taman bunga Lily dan mawar putih diganti dengan taman bunga yang lebih beraneka ragam agar tidak tampak begitu polos karena hanya didominasi warna putih.
"Terima kasih sudah membantu kami, Yang mulia Saintess. " ujar Paus Rafael yang memimpin para pendeta untuk mengantar kepulangan Cielle.
Cielle tersenyum. "Ini juga berkat banyak orang yang sudah mau membantuku dan bekerja sama. Paus, terimakasih atas waktunya. Saya pamit terlebih dahulu. "
Paus Rafael mengangguk. Kemudian membungkukkan badannya sedikit, karena usianya sudah tua.
"Semoga kemakmuran Obelia bersama anda dan Dewa selalu menyertai anda, Yang mulia Saintess. "
"Sampai jumpa lagi, Paus Rafael! Kakak pendeta, kakak biarawan-biarawati, kakak kesatria dan kakak pekerja sekalian! "
Para pendeta, biarawan/biarawati, dan para pekerja melambaikan tangan mereka.
"Sampai jumpa lagi, Yang mulia Saintess! "
"Kami akan menunggu kedatangan anda kembali! "
"Hati-hati dijalan! "
Cielle terkekeh saat melongok dari jendela kereta. Tidak Ia sangka, ternyata para penghuni Kuil memiliki hati dan jiwa yang bersih. Biasanya, Cielle selalu membaca manhwa dimana pihak Kuil itu sangat manipulatif dan jahat. Pihak Kuil di manhwa, biasanya sangat suka bertindak semaunya dan menginginkan Kekaisaran agar menjadi Kekaisaran suci dan bertindak atas nama Dewa dan lainnya.
Tapi sepertinya di Obelia itu benar-benar pelayan dewa. Mereka murni, berhati baik, dan sangat terpuji. Walau kebanyakan mereka adalah golongan rakyat atau bangsawan yang mengabdikan diri pada Dewa, mereka benar-benar bekerja sama tanpa memandang derajat.
Bahkan aura mereka ialah putih, yakni yang berhati murni dan berjiwa sehat.
"Tolong masuk kedalam kereta, yang mulia Saintess. Berbahaya kalau anda seperti itu." ujar seseorang dengan nada datar walau tersirat kekhawatiran.
"Aku tahu. Ah, panggil Aku Tuan putri saat diluar Kuil, Ludwig. "
"Baik, Tuan putri Cielle. " ujar Ludwig disertai senyum tipis.
Cielle agak merengut, kemudian memasukan kembali kepalanya kedalam kereta kuda. Seperti yang para pembaca ketahui, Ludwig kini berada diluar kereta dengan menunggangi kuda putih mengikuti kereta yang membawa Cielle kembali ke istana.
Atas perintah dan aturan Kuil, Ludwig selaku kesatria suci pribadi Cielle kini harus pergi mengikuti Cielle kemanapun itu.
Artinya, dia mirip Felix Rovein.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half-Obelia || Wmmap Fanfiction || {AU} || END√
De TodoWhat if?? Athanasia have a twins sister?? Cielle De Alger Obelia, Putri kedua Kaisar Claude de Alger Obelia sang pemimpin Kekaisaran Obelia yang lahir 1 jam setelah Athanasia De Alger Obelia, putri pertama Kekaisaran Obelia sekaligus calon Kaisar s...