21. 𝐒𝐢𝐨𝐝𝐨𝐧𝐚

323 36 4
                                    

"Siodona? "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siodona? "

Athanasia menatap tumpukan kertas disampingnya, salah satunya adalah dokumen yang sedang dipegang adik kembar perempuannya yaitu Cielle yang berisi tentang segala informasi tentang wilayah Siodona.

Setahu Athanasia, wilayah Siodona merupakan wilayah yang memiliki jarak cukup jauh dari pusat kota, bahkan sangat jauh. Butuh waktu sekitar 1 bulan kesana bila menggunakan kereta, dan satu minggu menggunakan gerbang teleportasi disetiap kota.

Sejak lama, wilayah Siodona merupakan wilayah yang tidak terlalu strategis. Karena wilayah tersebut berada diseberang benua yang merupakan wilayah padang rumput yang diapit tiga gunung dan dialiri 2 sungai.

Walaupun begitu, Siodona merupakan wilayah yang terkenal karena kesenian dan tradisi mereka. Para keturunan Siodona juga dianggap keturunan peri karena wajah mereka yang rupawan. Karena itulah wilayah tersebut dikenal sebagai Kota Peri.

Athanasia mengerutkan kening. Tumben sekali adiknya tertarik wilayah Siodona. Apa ada sesuatu yang terjadi?

Athanasia kemudian melirik Claude dan Cielle secara bergantian yang sama-sama sibuk membaca berkas-berkas milik mereka. Claude bekerja dengan berkas Kekaisaran sementara Cielle dengan berkas tentang kuil.

Seperti biasa, kedua ayah anak ini sedang memakai kain khas Siodona yang luar biasa menawan. Bahkan sebagai putri dan kakak, Athanasia mengakui bahwa keduanya sangat menarik. Cielle juga menggunakan pakaian Siodona yang menjadikannya mirip seorang peri.

'Memang peri sungguhan, sih. '  Athanasia mengakuinya.

"Ada apa? "

Athanasia tersentak kala suara Cielle menginterupsi nya. Rasanya memalukan ketika ketahuan memperhatikan seseorang terlalu intens.

"Bu-bukan apa-apa. " jawab Athanasia kikuk.

Cielle mengerutkan kening. Bukan sesuatu yang sulit baginya untuk mengetahui tatapan mata seseorang, mengingat ia belajar pedang selama bertahun-tahun lamanya. Jadi ia menyadari tatapan Athanasia yang sedari tadi menatapnya, namun memilih mengabaikannya.

"Papa. " panggil Cielle pada Claude yang segera berdehem.

"Aku mau ke Siodona. "

Hening.

Athanasia melongo dengan wajah cengo. 'Hah? Apa yang manusia ini bilang? Kemana dan mau apa? '

Claude yang sedang fokus langsung membelalakkan mata dengan wajah terkejut sebelum ia mengerutkan kening dan memandang Cielle dengan tatapan bertanya-tanya.

"Untuk? "

"Ada urusan kuil disana. " jawab Cielle, memberikan sebuah kertas pada Claude.

Claude mengambilnya dan kemudian dengan wajah ogah-ogahan nya ia tampak terpaksa menyetujuinya.

Half-Obelia || Wmmap Fanfiction || {AU} || END√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang