61

2 2 0
                                    

Kediaman Darmawan......

Kini Devan sudah tiba di rumah kekasihnya itu, namun Devan dibuat heran mengapa ada kain berwarna kuning terikat jelas di gerbang rumah Kayna,Rosa Berhenti sejenak di depan pintu untuk menenangkan Devan.

"Ma, kayna mana" tanya Devan.

"Kayna ada di dalem, dia lagi istirahat, setelah nunggu kamu ga sadar-sadar, akhirnya dia tidur deh" ujar Rosa dengan air mata yang sudah mengalir.

"Yaudah, Devan bangunin kayna sekarang" ujar Devan bahagia.

KREEKK!!!

Rossa membuka pintunya dengan sempurna, namun senyuman di bibir Devan seketika padam, saat melihat kain putih terpampang jelas di depan matanya dengan balutan kain yang sudah melekat di tubuh seseorang yang tidak bernyawa lagi.

"Ma, s-siapa yang meninggal" tanya Devan terbata dengan air mata yang sudah mengali.

"Kayna mana" tanya Devan lagi.

"Liat aja sendiri sayang" titah Rosa, dia Lalu mendorong kursi roda devan dan berhenti tepat di samping jenazahnya, Devan pelan-pelan turun dari kursi rodanya untuk melihat Siapa yang sudah pergi hari ini.

"ga mungkin dia" ingat batin devan lalu menggenggam erat kain putih dan sontak menarik nya.

Degg!!

Seketika air mata devan mengalir deras saat melihat orang yang paling dia cintai sudah sangat pucat, terukir sedikit senyuman di bibir nya.

"Kayna" lirih devan tak percaya.

BRUKK!!

Devan langsung terduduk paksa di atas lantai, hatinya benar-benar hancur sekarang, Dia benar-benar kehilangan kendali..

"Ma, kayna mana, ini bukan kayna" tanya Devan frustasi

"Sayang ikhlas, kayna udah pergi" ujar maya dengan air mata yang mengalir.

"Devan, kayna udah ga ada sayang" lirih Rosa.

"Ga ma, kayna masih hidup, kayna belum pergi, Devan masih bisa rasain kehadiran kayna di sini" ujar Devan dengan air mata yang mengalir.

"STOP BERENTI, JANGAN ADA SUARA BACAAN SURAT APAPUN, KALIAN APA APA SIH HAHH... DIA BELOM MENINGGA, DIA MASIH HIDUP, HARI INI HARI BAHAGIA KITA BERDUA" teriak Devan frustasi.

Maya dan Rosa yang melihat itu hanya bisa menangis tersedu-sedu, mereka tau Devan tidak akan bisa menerima semua ini.

"Sayang, hari ini kita nikah lho, kamu mau ninggalin aku gitu aja, kamu bilang mau bahagia sama aku kan, okay kita nikah hari ini, bangun sayang, bangun" lirih Devan sambil mengelus kepala kayna yang sudah berbalut kain kafan itu.

"Permisi mas, kami harus segera mengangkat jenazah untuk segera di bawa ke pemakaman" ujar beberapa laki-laki yang ingin mengangkat jasad kayna.

"STOP, JANGAN ADA YANG BERANI SENTUH CALON ISTRI GW, JAUHIN TANGAN KOTOR KALIAN, DIA MASIH HIDUP, NGAPAIN DI BAWA KE KUBURAN" pekik Devan penuh amarah dan kecupan terakhir berhasil Devan berikan di kening kayna sebelum abi menarik paksa diri nya.

"Please, bilang sama gw ini itu cuma mimpi, kayna masih hidup, hari ini kita nikah" lirih Devan saat melihat kayna yang sudah di bawa keluar untuk di di bawa ke tempat istirahat nya yang terakhir.

Tangis mereka semua pecah saat melihat kayna yang sekarang hanya lah kenangan, tidak ada lagi kayna.

"Gw ga rela" pekik Devan.

DK(end +tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang