46

8 3 0
                                    

NEW YORK CITY. HOTEL..

Setelah beberapa jam di dalam pesawat, Devan akhirnya mendarat sempurna di New York, dia sekarang berada di di hotel keluarga dirgantara yang ada di sana.

Dia benar-benar merasa tidak nyaman, banyak sekali orang asing di sekitar nya, di tambah lagi besok dia akan ngampus bersama orang luar.

"Gw rindu mama, papa, ka alexa"

"Gw rindu kayna, kenapa ini telalu menyakitkan Tuhan" lirih Devan lesu

Brukk!

Devan merebahkan tubuhnya ke atas kasur, dia benar-benar frustasi sekarang, hanya kayna yang ada di dalam benaknya.

"Maafin aku, kayna" lirih Devan, matanya sudah mulai tertutup, dengan air mata yang mengalir.

***

COLUMBIA UNIVERSITY

Devan berjalan di koridor setelah keluar dari jam pelajaran nya, dosennya di sini M.R ARNOLD, dari Spanyol.

Devan di sini mulai berinteraksi seperti biasa, dan dia memiliki beberapa teman yang dari negara nya.

BRAKK!

D

evan tidak sengaja menyenggol seseorang hingga terjatuh, dan sepertinya itu perempuan.

"Awhh" lirih perempuan itu sambil membereskan beberapa buku yang dia bawa.

"I'm sorry, are you okay" tanya Devan datar.

"It's okay" jawabnya sambil berdiri

"Once again, I opologize to you" ujar Devan merasa tak enak.

"It doesn't matter, it's just small thing" jawab perempuan kulit agak sawo dengan rambut yang terurai sebahu itu

Perempuan itu menatap Devan dari bawah hingga keatas dengan wajah yang ternganga.

"Perfect man" gumam perempuan itu yang dapat di dengar Devan.

"What do you say" ujar Devan yang pura pura tidak dengar.

"Nothing" jawab perempuan tadi.

"Can you introduce yourself" tanya nya langsung.

"Sure, I'm devano dirgantara, I'm from Indonesian, and you? "

"WHAAAT"

"Lo orang indo, sama dong gw juga orang indo" pekik perempuan itu.

"Oh ya, kenalin, nama gw celin reygana Soederja, you can call me celin,gw asli surabaya" jawabnya

"Oh, salam kenal" jawab Devan datar .

"Hmm... Gw bole minta nomor lo ga" tanya celin

"Nomor gw" tanya Devan lagi.

"Iya, kan kita satu jurusan, kalo nanti gw ga paham tinggal minta bantuan deh sama lo" jawabannya mencari alasan yang pas.

"Bole kan ge punya nomor lo" tanya nya lagi.

"Mana ponsel lo" ujar Devan datar.

Celin langsung mengambil dan memberikan ponselnya pada Devan.

"Ini ponsel lo" ujar Devan sambil menyerah kan ponsel celin dan pergi dari sana.

"Thanks you, dirgan" teriak celin.

Devan seketika berhenti dan berbalik arah menatap celin di sana.

"Why you call me dirgan, you can call me Devan, not dirgan" ujarnya.

"Ya, suka aja gitu, gw mau yang beda dari orang lain, Devan kan udah biasa, dirgan nama panggilan khusus ge buat lo" ujar celin panjang lebar, namun Devan sama sekali tidak peduli, dia malah pergi meninggalkan celin disana.

"Dasar kulkas"

"Tunngu aja, lo pasti cair sama gw" gumamnya sambil tersenyum smirk.

***

HOTEL..

Devan membuka pintu kamarnya dan langsung masuk ke dalam, dia mendekat ke arah kasur dan merebahkan badannya di sana.

Dia benar-benar lelah hari ini, badannya terasa pegal,dia juga tidak bisa berpikir jernih.

"Kayna" lirihnya.

"Aku rindu kamu, sayang"

"Emang bener ya kata dilan, rindu itu berat, dan sekarang aku bisa rasain itu semua" ujar Devan pada dirinya sendiri.

"Aku harap kamu disana baik baik aja"

"I love you baby, always you and you,
You're my destiny" lirih Devan dengan air mata yang sudah mengalir.

.
.
.
......
.
.
.
............

Bab ini cuma khusus buat Devan perkelanannya di New York ya guys..
Tapi nyambung ga..

Celin reygana seoderja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Celin reygana seoderja

DK(end +tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang