PB - 15

14.6K 458 10
                                    

Hari yang Rania nantikan datang juga, bahkan sejak jauh hari ia sudah menyiapkan baju yang akan ia pakai untuk ke kondangan bersama Erik dengan membeli yang baru. Ia tahu itu tindakan yang sangat impulsif hanya karena semua baju yang ia punya untuk kondangan sudah ia pakai saat pergi bersama Adit.

Padahal Erik juga tidak akan tahu dan mungkin tidak sepeduli itu dengan yang ia pakai, tapi Rania tetap ingin menyiapkan yang terbaik untuk malam ini.

Acara pernikahan teman Erik diadakan di sebuah ballroom hotel di kawasan Jakarta Selatan. Pesta pernikahan itu terlihat cukup mewah hingga membuat Rania tidak menyesali keputusannya untuk membeli setelan baru.

One set berwarna pink yang ia kenakan terlihat sangat elegan dan cocok di tubuhnya. Sementara Erik memakai celana kain dengan atasan batik yang membuatnya terlihat tampan. Entah kenapa Rania sangat suka melihat laki-laki memakai batik dan menurutnya ketampanannya bisa bertambah berkali-kali lipat.

Ketika memasuki ballroom, Erik sudah disambut oleh beberapa temannya dan Rania hanya bisa berdiri di samping pria itu dengan kikuk. Meskipun ia tahu beberapa teman Erik terlihat penasaran saat melihatnya.

"Lo nggak kenalin ke kita nih?" tanya salah satu teman Erik sambil melirik kearahnya.

Sambil memeluk pinggangnya, Erik akhirnya memperkenalkannya kepada teman pria itu. Rania menerima satu persatu uluran tangan teman-teman Erik sambil menyebutkan namanya.

"Udah dapat penggantinya aja lo Rik. Lebih cantik pula dari yang kemarin."

Hingga celetukan salah satu teman Erik membuat Rania sedikit mematung. Ia menatap Erik dengan tatap mengharap penjelasan, tapi Erik hanya tersenyum kearahnya. Setelahnya pria itu menoyor pelan lengan temannya sambil mengatakan jika ucapannya tadi begitu sembarangan.

Rania berusaha tidak kepikiran dan terusik dengan ucapan teman Erik tadi, tapi nyatanya tidak bisa. Kepalanya sudah dipenuhi oleh berbagai macam pertanyaan sampai mereka dalam perjalanan pulang seperti sekarang.

Apa maksud teman Erik tadi, pria itu belum lama putus dari pacarnya? Lalu sekarang Erik sudah mengenalkannya kepada teman-temannya, hingga membuat mereka heran dan tidak percaya jika Erik bisa move on secepat itu?

Hanya itu kemungkinan yang Rania pikirkan sekarang. Ingin bertanya langsung kepada Erik ia merasa belum memiliki hak, apalagi mereka juga masih dalam masa pendekatan. Jadi, semua pemikiran itu hanya mampu Rania pendam sendiri.

"Ran?"

Panggilan dari Erik membuyarkan lamunannya, Rania menatap pria itu sambil berkata, "Ya?"

"Kamu mau mampir ke suatu tempat nggak, mumpung masih belum terlalu malam?" Erik melirik jam tangannya.

"Ehm... kemana ya?" Rania tampak berpikir, "Atau kamu mungkin tahu rekomendasi tempat yang bagus." Rania sudah tidak bisa berpikir sekarang, jadi ia mencoba pasrahkan kepada Erik.

"Kamu suka donat nggak?"

"Suka." Rania mengangguk.

"Aku tahu cafe yang jual donat enak."

Rania senang karena Erik cukup peka dengan kemauannya, pria itu tahu apa saja yang bisa membuatnya senang. Atau jangan-jangan Erik sudah berpengalaman dengan banyak perempuan?

Ah sial!

Semenjak diselingkuhi pikiran Rania jadi sering negatif. Perasaan takut sering timbul jika kejadian dulu akan terulang lagi. Padahal sudah jelas, tidak semua laki-laki brengsek seperti Adit.

Kini Rania dan Erik sudah duduk di dalam cafe dengan pesanan masing-masing. Erik hanya memesan kopi sementara Rania memesan satu minuman dan dua macam dessert. Ia begitu tertarik ketika melihat choux dan donat bite yang terpajang di etalase.

Possessive BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang