Rania mengerang kesal sambil menatap langit-langit kamarnya. Usahanya untuk tidur sejak satu jam yang lalu gagal karena otaknya tidak bisa berhenti berpikir. Ia tentu saja merasa gugup karena besok Radeva akan mengajaknya bertemu dengan kedua orang tua pria itu. Meskipun sering bertemu dengan Bu Diana dan Pak Surya, tapi tetap saja Rania merasa berbeda karena ia datang sebagai kekasih Radeva bukan sebagai sekretaris seperti biasanya.
Rania meraih ponselnya yang tergeletak di nakas. Sekarang sudah pukul dua belas lebih, tapi sepertinya ia membutuhkan teman untuk bercerita. Setelah berpikir selama beberapa saat, ia memutuskan untuk menghubungi Kira dan semoga saja sahabatnya itu belum tidur.
Rania Anindya
Kir.
Kiraaa.
Kirana Larasatii.Kirana Larasati
Apaan dah, malam-malam berisik banget 🙄Rania Anindya
Ga bisa tidur.
Pengen cerita :(Rania tersenyum saat Kira tidak membalas pesannya, sahabatnya itu langsung menghubunginya melalui panggilan video.
"Kenapa? Lagi ada masalah apa sekarang?" tanya Kira diujung sana yang sudah berada di bawah selimut sama sepertinya.
"Gue besok mau diajak ketemu orang tuanya Deva."
"Oh ya? Bagus dong!"
"Tapi tetep aja gue masih agak takut Kir." Keresahan terlihat jelas pada wajah Rania.
"Itu wajar nggak sih, gue juga sempat takut waktu pertama kali diajak ketemu orang tuanya Bang Juna. Kayaknya semua cewek pasti ngerasain hal yang sama deh."
"Mmmm." Gumam Rania. "Deva bilang sih orang tuanya udah merestui kita, tapi gue kayak masih belum percaya gitu."
"Sebelum nyusul lo ke kampung Deva sempat nemuin orang tuanya, gue rasa sih dia nggak bohong ya," ujar Kira.
"Dia ada cerita ke lo nggak apa aja yang mau diomongin sama orang tuanya?" tanya Rania penasaran karena saat ia bertanya kepada Radeva sendiri, pria itu tampak enggan untuk menjawab.
Kira menggeleng. "Gue belum ketemu sama Deva lagi semenjak itu. Kenapa nggak lo tanya sendiri ke dia?"
"Lo kayak nggak tahu Deva aja. Dia cuma jawab 'Saya hanya mengatakan apa yang harus dikatakan'." Rania mengulang jawaban Radeva saat itu.
Kira tergelak saat mendengarnya. "Udah, nggak usah terlalu dipikirin. Lebih baik lo sekarang tidur supaya mata lo nggak kelihatan kayak mata panda besok. Lo harus tampil cantik kan di depan camer?"
Rania hanya mencibir jawaban Kira, sebelum akhirnya menyudahi panggilan video mereka. Ia kembali menaruh ponselnya pada nakas. Berbicara dengan Kira tidak membantu banyak karena sahabatnya tidak memberikan saran apa-apa. Tapi perasaan Rania sekarang jauh lebih tenang dari pada sebelumnya. Ia berusaha mengatur napasnya dan menghilangkan segala pikiran buruk yang masih berseliweran di kepalanya sebelum akhirnya mulai memejamkan mata dan tertidur.
***
Rania pikir ketika Radeva menjemputnya siang ini, ia akan langsung dibawa menuju rumah orang tuanya. Tapi ternyata dugaannya salah, pria itu bilang akan ke rumah orang tuanya nanti sore. Jadi, siang ini mereka akan menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Boss
RomancePART LENGKAP Rania pikir ia hanya akan mendengar atau melihat adegan perselingkuhan dari series yang ia tonton. Ia tidak menyangka akan mengalami hal itu sendiri dan sialnya ketika tahu diselingkuhi oleh kekasihnya rasanya begitu sakit. Apalagi den...