DUA PULUH LIMA

17 2 0
                                    

Jangan terlalu berlebihan terhadap
hal apapun, sederhana saja,
bukankah itu lebih baik ?


Sabtu pagi. Jam sudah menunjukkan pukul 06.45. Aza masih setia dengan kasur empuknya. Ia tak sadar jika hari sudah siang. Bundanya tak sempat membangunkannya karena ada keperluan pagi tadi. Tak lama setelahnya ia langsung terbangun.

"Astagaaa! Udah jam berapa ini ya ?" Tanyanya pada diri sendiri dan langsung melihat jam.

"Woiii, gue mana sempet mandi, ini udah mau jam 7, duh gimana nih" ucapnya panik dan langsung berlari menuju kamar mandi.

Setelah selesai ia tidak sarapan karena keburu telat nantinya. Aza menempuh perjalanan sekitar lima belas menitan. Aza sampai di sekolah dan ternyata gerbang sudah di tutup.

"Pak bukain pintunya" ucap Aza. "Bukain pak" ucap pak guru. "Karena kamu telat, jadi kamu harus di hukum" ucap pak guru. "Baik pak" pasrah Aza.

Aza mendengar apa yang harus ia lakukan. "Sekarang kamu bersihin seluruh halaman sekolah, kalau sudah bersih lapor ke saya" ucap pak guru tegas. "Iya pak" balasnya lalu mulai melakukan hukumannya.

Setelah selesai. Aza melaporkan kepada gurunya. "Pak udah selesai, apa saya boleh masuk kelas sekarang ?" Tanya Aza.

"Sebelum masuk kelas kamu bersihin semua lab dan ruangan yang kotor" ucap Pak guru santai. "Baik pak" balasnya.

Beberapa menit melakukan semuanya. Aza sudah mandi keringat. Ia sudah melakukan beberapa aktivitas, mulai dari menyapu, mengepel, lap jendela dan lainnya. Aza terduduk dilantai karena kecapean. Tiba-tiba pak guru datang.

"Azaree! Kamu ngapain duduk disitu, cepat kerjakan hukuman kamu, kamu mau masuk kelas, atau sengaja biar nggak belajar, haa?!" Ucap pak guru.

"Cepet beresin" ucap pak guru sambil menunggu Aza. Aza langsung berdiri mendengar ocehan gurunya. "I-iya pak" ucap Aza kaget.

Pak guru yang melihah pekerjaan Aza sudah selesai. Langsung mengangkat suara. "Sekarang kamu berdiri dibawah bendera sambil hormat sampai jam istirahat" ucap pak guru itu dengan teganya.

"Kok ada lagi pak, ini kan udah cukup" ucap Aza dengan suara kecilnya.

"Nggak usah protes! Sekarang kamu lakukan atau saya tambah hukumannya" ucap pak guru mengancam. "ya udah, iya pak aku lakuin" ucap Aza lalu berjalan ke arah bendera.

"Astagaa! Ini kan sejam lagi baru istirahat, bisa mati gue di bawah bendera, tu bapak nggak ada hati banget sih, masa perempuan di hukum sekeras ini sih, biasanyakan palingan satu hukuman aja, atau dia ada dendam sama gue, ahh bodoh amat lah" ucap Aza yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.

Aza sudah sampai di bawah bendera. Ia langsung melakukan perintah gurunya. "Sabar Za, ini ujian" batinnya. Aza sudah lemas melakukan semua hukuman yang tidak ngotak. Ia tak habis pikir dengan gurunya tadi.

Jam istirahat sudah tiba. Artinya hukuman Aza sudah berakhir. Aza langsung berjalan ke kelasnya karena sudah begitu capek berdiri selama satu jam dibawah terik matahari.

"Eh, Za lo kemana aja ? Terus kenapa lo pucet banget ?" Tanya Lya. "Gue dihukum sama bapak karena telat, tapi hukumannya nggak ngotak" ucap Aza emosi

"Emangnya lo dihukum apaan, kok lo selemes ini ?" Tanya Qia. "Pertama gue disuruh bersih halaman, kedua bersihin lab dan semua ruangan yang kotor, dan ketiga berdiri sambil hormat dibawah bendera sejam" ucap Aza memberi tahu.

"Ehh, tu guru bener-bener nggak ngotak ya, masa dikasi hukuman sebanyak itu" ucap Lya kesal

"Ada dendam apa sih sama lo, emangnya yang hukum lo siapa ?" Tanya Qia. "Nggak usah diomongin, udah lewat juga" ucap Aza

"Eh! Lo jangan terlalu baik ya, Za" ucap Lya

"Mending sekarang lo beliin gue makan, mumpung masih ada jam istirahat, kalau gue nggak makan sekarang bisa pingsan gue disini sekarang juga" ucap Aza lalu menyodorkan uangnya pada Lya.

Lya dan Qia segera membelikan makanan untuk Aza. Mereka berdua selalu bersama jika tak ada Aza. Hanya berdua.

5 menit. Lya dan Qia sudah berada di kelasnya. Ia berjalan begitu cepat. Jangan sampai sahabatnya pingsan di dalam kelas.

"Za, nih lo makan sekarang" ucap Lya menyodorkan makanannya. "Makasih" ucapnya singkat dan langsung memakan makanannya.

10 menit. Bell sudah berbunyi untuk pelajaran selanjutnya. Guru sudah datang. Semua siswa masuk ke kelas dan duduk rapi. Pembelajaran berlangsung. Banyak tingkah dari para siswa-siswi. Termasuk kaum laki-laki yang kerjaannya cuman berbicara tidak jelas. Tanpa mendengar penjelasan gurunya. Sungguh buruk bukan ?

"Za, lo mau nggak jalan nanti malem, mumpung malam minggu" ucap Lya. "Gue nggak bisa, capek banget udah di hukum" balas Aza.

"Kamu pergi berdua aja sama Qia, kan nggak papa kalau nggak ada gue" ucap Aza. "Males banget jalan cuman berdua, Za" ucap Lya

"Ya udah kita jalannya kapan-kapan aja kalau ada waktu, lagian Aza pasti capek banget" ucap Qia.

"Badan gue kek mau demam gara-gara tadi, badan gue sakit semua" ucap Aza

"Ya udah semoga lo nggak sakit, biar besok bisa ke sekolah" ucap Qia. "Amin" ucap Aza dengan penuh pengharapan.

Pelajaran terakhir sudah selesai. Waktunya pulang sekolah. Seluruh siswa keluar sekolah secara berdesakan. Panas. Itulah yang dirasakan seluruh siswa termasuk ketiga ciwi-ciwi tersebut. Taulah siapa.

"Gue duluan ya, lemes banget badan gue" pamit Aza.

"Iya hati-hati ya" balas Lya dan Qia

"Qia, lo bawa kendaraan ?" Tanya Lya. "Nggak" balasnya singkat.

"Ya udah ikut gue aja, nggak bawa kendaraan sih, tapi penjemput gue udah dateng, kebetulan pake mobil jadi ikut aja" ucap Lya menawarkan.

"Emangnya lo di jemput siapa ?" Tanyanya sambil berpikir. "Sama pacar dong" seru Lya. "Ihh, nggak jadi, nanti gue jadi nyamuk, nggak mau, nggak mau" tolak Qia.

"Nggak, kita sama-sama duduk belakang aja, nggak usah malu" ucap Lya.

"Sini jalan aja, gue kasi tau dia dulu" ucap Lya sambil berjalan dan diikuti oleh Qia dibelakang tentunya.

"Kak temen aku boleh ikut kan, kebetulan dia nggak bawa kendaraan" ucap Lya pada kekasihnya.

"Iya, boleh, nggak papa" ucap cowok itu. "Yaudah, Ayo Qia masuk" Lya mengajak Qia.

"Kak aku di belakang ya duduknya, temenin Qia" izin Lya

"Iyaa, nggak enak kan kalau temen kamu duduk di belakang sendiri" ucap cowok itu dengan santainya.

"Okey" balasnya singkat.

Mereka naik kemudian cowok itu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Makasih ya kak" ucap Qia. "Jangan macem-macem, belum waktunya" bisik Qia menjahili Lya.

"Ehh! Enak aja kalau ngomong" ucap Lya. "Byee" ucap Qia melambaikan tangannya.

Cowok itu kemudian menjalankan mobilnya mengantar Lya dengan selamat.

✍️ 6 Januari 2024

AZAREETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang