TIGA PULUH DELAPAN

14 2 0
                                    

Usai orang tuanya memberikan Adyan dan Aza kepercayaan untuk menentukan hari pernikahannya. Adyan memutuskan mengajak Aza untuk mendiskusikan hal tersebut. Adyan menelfon Aza terlebih dahulu.

Berdering.....

Telfon tersambung....

Assalamualaikum calon istri

Apaan sih kak geli tau dengernya

Iya iya Ini mau bicara serius, nanti aku
mau ajak kamu buat bahas hal kemarin

Jangan sekarang dong kak

Lebih cepat, lebih baik Za

Iya tau tapi kan..... ya udah deh
Dimana ?

Tempatnya nanti gue sharelock

Oke

See you

Sambungan terputus.

Beberapa menit mereka sudah berada ditempat perjanjian. Sebelumnya tidak ada yang mengangkat bicara. Hening. Beberapa menit setelahnya Adyan angkat bicara.

"Bismillahirrahmanirrahim" ucap Adyan

"Kek mau apa deh, serius amat" ucap Aza

"Segala sesuatu itu harus diawali bismillah, Za" balas Adyan

"Iya iya" ucap Aza ketus

"Jadi kamu maunya hari H nya kapan ?" Tanya Adyan

"Kalau kakak ?" Tanyanya balik

"Kalau gue sekarang juga boleh" ucap Adyan menaikkan alisnya

"Ihh, serius tau, malah jawab ngasal" Aza tambah dibuat kesal

"Ini gue juga serius" ucapnya sambil tertawa

"Nggak gitu juga kali kak, malah senyam-senyum lagi" ucap Aza

"Iya iya, kalau gue sih beberapa minggu kedepan aja, jangan terlalu lama nanti dirimu diambil orang lagi" ucap Adyan menggoda

"Kak kata-kata itunya tuh nggak usah dibawa sekarang ya, lama -lama gue nggak betah kalau gitu mulu" balas Aza

"Biarin soalnya suka"

"Ish, apaan sih, tapi gue nggak suka ya" ucap Aza

"Kalau gue nggak mau secepet itu, tunggu gue lulus dulu" ucap Aza

"Ish lama banget masih ada lebih 1 tahun, nggak mau"

"Ini juga biar pikiran gue nggak terbagi kak, kalau udah nikah kan ada tanggung jawab" balas Aza

"Calon istri gue pinter banget, kalau gitu gue setuju"

"Nanti gue kasi tau bunda sama ayah, kakak kasi tau keluarga kakak sendiri" ucap Aza

"Oke"

Setelah itu mereka memakan makanan yang sudah Adyan pesan. Hening. Keduanya tak ada yang angkat bicara. Hanya suara dari luar yang terdengar.

"Jalan yok sebelum jadi istri orang" ucap Adyan

"Oh iya, ayo soalnya besok gue mau nikah" balas Aza

"Ehh, ngomongnya jangan ngasal harus dijaga"

"Kakak sih kek bukan lo aja cowoknya"

"Iya iya, mau nggak ?" Tanya Adyan

"Boleh, kemana ?" Tanyanya balik

"Terserah"

"Ya udah jalan aja beli apa kek, makan apa aja" balas Aza

"Oke"

Setelahnya mereka mencari berbagai makanan ringan di pinggir jalan dan juga minuman segar tentunya. Setelah semuanya selesai Adyan mengantar Aza kembali ke rumahnya. Hanya membutuhkan waktu kurang lebih 17 menit untuk sampai dirumah Aza.

"Makasih kak" ucap Aza keluar dari mobil Adyan

"Iya" balas Adyan keluar dari mobil sambil mengikuti langkah Aza dari belakang

Aza membalikkan badannya "Mau ngapain ?" Tanya Aza

"Mau masuk, ketemu camer" balas Adyan

"Nggak boleh"

"Gue mau kasi ini ke camer gue, apaan sih lo" ucap Adyan menunjukkan sesuatu yang ada ditangannya lalu berjalan mendahului Aza.

"Ahh, serah lo lah" sentak Aza lalu melanjutkan langkahnya.

"Assalamualaikum, bunda" ucap Adyan

"Waalaikumsalam, eh nak Adyan, masuk-masuk" jawab Meesha

"Azanya mana nak ?" Tanya Meesha

"Masih diluar bunda, jalannya lambat banget" balas Adyan

"Assalamualaikum, bundaku tersayang" ucap Aza

"Waalaikumsalam" jawab Meesha

"Bunda, aku ada sesuatu buat bunda" ucap Adyan lau menyodorkannya. "Kalau gitu aku pamit bunda, soalnya Aza nggak bolehin aku mampir" lanjutnya.

"Eh, kok gitu Za, itu nggak baik loh nak"

"Soalnya dia suka ngasal ngomongnya bun, jadi kesel deh aku sama dia" ucap Aza

"Tapi nggak boleh ngomong gitu" balas Meesha

"Nak Adyan makasih ya, udah repot-repot"

"Iya bunda nggak repot kok, kan buat camer" ucap Adyan

"Tuh kan bunda, ngomongnya ngasal lagi" ucap Aza

"Nggak papa nak, bunda malah seneng dengernya, berarti dia emang menginginkan kita dalam hidupnya" ucap Meesha

"Iya bunda, keknya Aza selalu berpikir negatif deh bun"

"Mana ada"

"Udah-udah ya, jadi keputusan kalian gimana ?" Tanya Meesha

"Oh iya bunda, Aza maunya setelah lulus bun" jawab Adyan

"Kok lama banget masih ada setahun loh" ucap Meesha

"Katanya biar pikirannya nggak terbagi bunda" ucap Adyan

"Oh ya udah kalau itu keputusan kalian, tapi kamu setuju kan ?" Tanya Meesha pada Adyan

"Setuju kok bun" balas Adyan

Setelah perbincangan Adyan berniat untuk pulang karena hari sudah sore hampir maghrib.

"Kalau gitu Adyan pulang dulu ya bun, soalnya udah mau maghrib" ucap Adyan

"Iya, hati-hati ya"

"Iya bunda, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Adyan membelah jalan yang begitu padat. Sambil mendengar musik favoritnya. Sesekali ia mengikut. Butuh waktu 25 menit untuk sampai dirumahnya karena jalanan yang terlalu padat.

✍️23 April 2024

AZAREETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang