DUA PULUH DELAPAN

13 2 0
                                    

Memaafkan lewat mulut
sungguh mudah
Namun, terkadang tak
sejalan dengan hati

Beberapa harian ini Aza sudah jauh lebih sehat dari sebelumnya. Aza mulai melakukan aktivitas seperti dulu lagi misalnya sekolah. Aza duduk di kursi meja belajarnya. Aza menuliskan beberapa quotes-quotes dari berbagai sumber untuk dijadikan sebagai motivasi hidupnya.

Kegiatan Aza terhenti ketika handphonenya masuk notifikasi pesan dari seseorang. Ia segera membuka dan membacanya.


KAK ADYAN

Za, gue pngen ktmu lo dsuatu tmpt,
sekarang, gue jemput

                                Ke mn kak ?

Cowok itu sengaja tidak menjawab pesan Aza. Ia membiarkan begitu saja agar Aza siap-siap secepatnya. Aza hanya mendengus kesal karena pesannya tak kunjung menerima balasan.

"Ya udah deh gue siap-siap aja" ucap Aza.

Aza mulai melakukan persiapannya. Kemudian pergi untuk minta izin kepada bundanya. "Bunda, aku jalan bentar ya" izin Aza.

"Sama siapa ?" Tanya Meesha. "Kak Adyan, tapi nggak tau ngapain tiba-tiba gitu, katanya mau jemput Aza tapi belum dateng orangnya" balas Aza.

"Nanti jalannya hati-hati ya" pesan Meesha. "Okey bunda" balas Aza.

Aza sedang duduk di sofa ruang tamunya menunggu orang yang akan menjemputnya. Beberapa menit menunggu, orang tersebut sudah datang.


KAK ADYAN

Gue udh didpn rmh lo

                 Jmptnya smpe dlem dong

Iya'

Adyan terpaksa keluar dari mobilnya dan berjalan masuk kerumah Aza. "Assalamualaikum orang bawel" salam Adyan yang mendapati Aza duduk cantik di sofa.

"Waalaikumsalam, kayaknya nggak jadi ikut sama lo deh, soalnya gue di bilangin bawel, padahal kan nggak" jawab Aza.

"Okey, ralat orang cantik, ayo dong berdiri" ucap Adyan. "Mau kemana sih kak ? Masa tiba-tiba gini" tanya Aza.

"Iya, kan surprise buat lo, ayo keburu malem" ucap Adyan dan menarik Aza untuk berdiri.

"Awas kalau lo macem-macem sama gue, gue laporin ke bunda" ucap Aza. "Enggak" balasnya singkat.

Mereka berjalan menuju ke mobil dan Adyan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Beberapa menit perjalana mereka sudah sampai.

"Kak ngapain kita ke cafe sih ?" Tanya Aza. "Malah cuman berdua lagi" tambahnya.

"Tenang aja gue nggak mau apa-apain lo, ayo masuk" balas Adyan.

Mereka masuk ke dalam cafe tersebut.  Berjalan begitu santai. Aza terkaget melihat keberadaan keluarga Syarf. Keluarga Syarf tidak menyadari kedatangan mereka berdua.

"Kak nggak mau" ucap Aza menghentikan langkahnya. "Kenapa ?" Tanya Aza. "Nggak tau, nggak mau aja" ucap Aza. "Aku pulang aja deh kak, nggak mau di sini, males" tambah Aza.

"Jangan dong, kita udah capek-capek kesini masa mau pulang" ucap Adyan. "Kak Adyan disini aja, aku bisa naik angkutan umum aja" balas Aza.

"Ihh, jangan dong, kamu duduk sini dulu tenangin diri, tujuan mama untuk minta maaf dan baikan sama lo" ucap Adyan menenangkan.

"Tenang aja aku duduk deket kamu biar moodnya nggak nurun banget plus kalau ada kata-kata mama yang nggak enak aku yang tangani tenang aja, ada gue, ya" ucap Adyan dengan serius.

"Mm, ya udah deh, tapi bentar aja ya" balas Aza. "Iya" singkatnya.

Mereka kembali berjalan. "Assalamualaikum, Mah, Pah" ucap Adyan.

"Assalamualaikum, Om, tante, kak ram, Afan" ucap Aza sedikit canggung dan dengan muka pasrahnya. 

"Waalaikumsalam" jawab mereka. "Duduk nak" ucap Syeeni.

"Kalau kalian mau makan sesuatu yang tidak ada disini, kalian pesen aja ya" tawar Syeeni.

"Aza kamu mau makan apa nak ?" Tanya Syeeni. "Yang ini aja tante" Aza dengan nada tegangnya.

Aza tak tahu harus bersikap seperti apa. Takutnya seperti ini salah seperti itu salah. Aza bingung di posisi sekarang ini. Mampukanlah Aza melewati hari ini.

"Kalau gitu dimakan dong, jangan diliatin doang" ucap Syeeni. "Iya tante Makasih" balas Aza.

Adyan mendekatkan mukanya dikuping Aza "jangan tegang banget, biasa aja" bisik Adyan pada Aza.

"Nggak nyaman" bisiknya pada Adyan. "Tenang demi gue, plis" bisik Adyan dengan pedenya.

"What ?! Demi gue ? Maksudnya ? Seolah-olah dia tau kalau gue suka. Tapi kalau bukan lo gue nggak bakalan ada dimeja ini sih" batin Aza

Aza mengangguki kecil ucapan Adyan. "Sekarang makan dulu" ucap Adyan. "Iya kak" balasnya.

"Sekarang kalian makan dulu, nggak ada aktivitas lain" perintah Xaqim. "Okey pah" Afan memimpin jawaban.

Mereka memakan makanan yang sudah tersaji diatas meja beberapa menit yang lalu. Semua menikmati makanannya kecuali Aza yang terpaksa memakannya. Hening. Tak ada suara, hanya sesekali suara sendok yang terdengar. Beberapa menit menikmati makanan, akhirnya selesai juga. Saat ini mereka mengangkat bicara.

"Aza, tante undang kamu kesini untuk minta maaf sama kamu, maafin tante ya nak ?" Syeeni membuka suara. Aza hanya diam "nggak papa tante, santai aja kalau sama aku" balas Aza.

"Tapi kamu beneran kan ?" Tanya Syeeni. "Iya tante" jawab Aza.

Aza memang belum benar-benar bisa melupakan kejadian tersebut. Namun, ia akan berusaha seiring berjalannya waktu. Walau terpaksa tidak masalah. Waktu yang akan menentukan hasil akhirnya.

"Salaman dulu dong" ucap Xaqim. Syeeni mulai mengangkat tangannya menujulurkan kearah Aza dan Aza menerima dengan santai seolah-olah semuanya sudah benar-benar pulih.

"Kalau nggak sibuk jalan-jalan ke rumah ya" ucap Syeeni. "Insya Allah tante" balas Aza.

Semua kegiatan sudah selesai. Saatnya mereka pulang kerumah. Aza saatnya melupakan kejadian yang sudah berlalu. Menjadi pemaaf itu bukankah hal yang baik ?

"Om, tante kalau gitu aku pulang dulu ya" pamit Aza berdiri.

"Mah, Pah aku anter Aza dulu ya" ucap Adyan ikut berdiri. "Iya hati-hati jangan ngebut" ucap Syeeni. "Siap Mah" balasnya.

Mereka berjalan keluar dari tempat ini. Aza tiba-tiba berhenti "Ngapain berhenti katanya mau pulang" ucap Adyan. "Kak lo ngeselin banget ya ?!" Ucap Aza.

"Perasaan gue nggak ngapa-ngapain deh" balas Adyan.

"Dasar! Lo udah bikin gue kesel tau nggak" ucap Aza.

"Kesel kenapa sih ?" Tanya Adyan. "Andai lo kasi tau gue mau kemana, ketemu siapa, pasti gue nolak kalau gini" ucap Aza.

"Makanya gue nggak ngasi tau, karena kalau lo tau pasti nggak mau" balas Adyan. "Gue kan berpikir sebelum bertindak" tambahnya.

"Gue nggak semudah itu buat lupain semuanya, maaf kalau gue nggak seperti dulu lagi dengan keluarga lo kak, tapi tenang aja kak gue akan berusaha sesuai yang lo bilang tadi demi lo kan ?"  ucap Aza.

"Makasih" balas cowok itu. "Pokoknya kalau mau ketemu harus kasi alasan yang bener" ucap Aza. "Iya" balasnya.

"Terus pulangnya kapan ?" Tanya Adyan. "Sekarang lah" balas Aza.

Mereka menaiki mobil dan Adyan melajukan dengan kecepatan sedang menuju kerumah Aza. Hanya beberapa menit perjalanan, mereka sudah sampai. Selamat menikmati tidur santai setelah pertemuan menyebalkan ini~Aza.


✍️  11 Januari 2024

AZAREETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang