Ini siapa?

157 10 0
                                    

Alfatih dan Amina sedang bermain kembang api. Seperti apa yang Alfatih katakan, ia menyelesaikan tadarus nya setengah jam lebih singkat dari biasanya. Amina tampak senang dengan kembang api di tangannya, senyum dibalik cadar nya tak ia hilangkan bahkan melebar dan tertawa sampai ia dan sang kakak menjadi pusat perhatian oleh para santri yang lewat

"Mas Al, presani wonten teman mas." Ucap Amina menunjuk ke perempuan yang dulu pernah bermain dengan Alfatih semasa kecil. Perempuan itu sedang duduk dengan alquran ditangannya dan temannya disampingnya -lihat ada teman mas

"Nggih sayang," Alfatih mengangguk -iya sayang

Alfatih masih menemani Amina bermain. Ia mengawasi sang adik yang terlalu asik bermain kembang api, ia takut adiknya terluka karena kembang api itu jadi dia tetap menemani adiknya yang masih betah bermain

Ia memotret adiknya yang sedang tersenyum dibalik cadar dengan kembang api di kedua tangannya

Alfatih mengunggah foto itu di instastory nya dan tak disengaja ada akun Safiyah yang juga membuat instastory. Dia melihat instastory milik Safiyah dan mengukir senyum, di postingan milik Safiyah sang pemilik akun sedang bermain kembang api sama seperti adiknya.

Bibirnya tersenyum dan kembang api itu menyala dalam genggamannya

"Mas Al, sampun mati seng niki," ucapnya pada sang kakak namun kakaknya tak menoleh padanya -mas Al, sudah mati yang ini

Amina menghela nafasnya dan duduk disebelah kakaknya yang sangat fokus dengan ponsel sampai tak mendengarkan di berbicara. Amina melihat kakaknya sedang melihat postingan dari akun perempuan di instagram, kakaknya begitu fokus bahkan senyum tipis diukur oleh Alfatih yang membuat sang adik bingung

"Ini siapa mas?" Tanya Amina yang membuat Alfatih terkejut

"Amina? Kamu ngapain di sini?" Tanya Alfatih yang tak sadar dengan adiknya yang sudah duduk disebelahnya

"Tadi mas Amina panggil nggak nyaut, Amina kira lagi ngapain ternyata main instagram" ucap Amina

"Maaf sayang, mas nggak fokus sama kamu."

"Mas liat siapa tadi? Mbak-mbak ya?" Tanya Amina penasaran

"Bukan apa-apa, udah sana kamu lanjut main lagi. "

Amina cemberut, ia beranjak berdiri dan mengambil dua kembang api lagi dan menyodorkan pada Alfatiih untuk diminta menyalakan kembang api tersebut. Alfatih mwnyalan kembang api dalam genggaman Amina

"Mas Al, mas suka mbak-mbak itu ya?" Tanya Amina sambil memegang kembang api

"Pripun sayang? Mas suka?" Tanya Alfatih terkejut dengan pertanyaan sang adik -gimana sayang?

Amina menganggukkan kepalanya sambil memainkan kembang api di tangannya "Iya, mas suka ya?"

"Mboten sayang, mas kan taseh wonten tigang taun malih mondoke. Dados mas dereng ajeng suka-suka kalih tiyang estri," alibi Alfatih agar perasaan sebenarnya padanya tertutupi -tidak sayang, mas kan masih ada tiga tahun lagi mondok nya. Jadi mas belum mau suka-suka sama perempuan

"Mas, namanya suka itu nggak tau akan datangnya kapan. Mas bilang sekarang nggak suka, tapi nggak tau nantinya kan?. Lagi pula hati manusia itu emang punya perasaan yang bisa memberi suatu rasa sayang dan cinta. Mas nggak papa kalau suka sama perempuan pilihan mas, jadi nanti Amina punya temen dirumah, aaaa......" Amina justru tersenyum senang karena kakaknya memiliki tanda-tanda dia sedang jatuh cinta

"Hei sayang, apasih. Mas kan sampun matur wau, nek mas niku dereng ajeng suka utawi jatuh cinta kalih tiyang estri," ucap Alfatih menepis ucapan Amina -mas kan sudah bilang tadi, kalau mas itu belum mah suka atau jatuh cinta sama perempuan

Cinta Seorang Santri (Segera Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang