Sakit?

129 6 0
                                    

Sebuah mobil berhenti di satu rumah besar nan mewah, seorang gadis dengan rambut tergerai panjang keluar dari mobil itu. Dengan pakaian minimnya gadis itu memasuki area rumah. Ia mengembangkan senyumnya dan memeluk seorang laki-laki paruh baya yang sedang duduk di sofa dengan secangkir kopi dihadapannya.

Gadis itu berlalu ke kamar dan membersihkan tubuhnya, ia menatap dirinya dicermin dan memuji kecantikannya. Gadis itu bangga karena ia merasa parasnya semakin hari semakin menjadi cantik. Dengan pakaian minimnya ia keluar kamar untuk bermanja-manja kepada sang ayah dan menceritakan semua hal yang terjadi akhir-akhir ini dalam kehidupan dirinya.

"Ayah harus lakukan itu, aku tidak mau tau." ucap gadis itu menyandarkan kepalanya pada dada sang ayah

"Tentu, kamu tenang saja. Ayah pastikan kamu mendapatkan apa yang kamu mau." balas pria itu

"Terima kasih ayah." gadis itu tersenyum senang dan memeluk pria parub baya itu

"Sama-sama sayang." bibir dari pria itu mencium kening gadis tersebut dan memebelai lembut kepala yang ditumbuhi surai panjang dan tebal

***

"Sayang? Kamu nggak papa kan? Kita ke rumah sakit aja." ucap Alfatih kepada istrinya yang baru saja mengeluarkan isi perutnya di pagi hari

Sedari tadi setelah pasangan itu melaksankan sholat, Safiyah langsung merasa mual dan pusing. Ia berlari menuju kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutnya yang terasa tak nyaman. Badannya lemas, tubuhnya panas dan wajahnya pucat. Alfatih membujuk Safiyah untuk pergi ke rumah sakit namun sang empu belum menjawabnya.

"Sayang kita kerumah sakit ya?" ujar Alfatih

Safiyah menggelengkan kepalanya. "Nggak usah mas, Fiyah nggak papa." ucap wanita itu dengan nada lemas

"Tapi kamu pucat banget, kita kerumah sakit ya?" bujuk Alfatih kembali

"Fiyah nggak-" belum selesai berbicara Safiyah sudah pergi ke kamar mandi kembali untuk mengeluarkan isi perutnya kembali

Dengan segera Alfatih menyusul sang istri yang kembali mual. Ia menahan tubuh sang istri yang lemas, setelah ia merasa cukup ia langsung menyandarkan tubuhnya pada Alfatih yang menahan tubuhnya. Wajahnya sangat pucat, tubuhnya sangat lemas, Alfatih memeluk tubuh sang istri yang amat lemas. Ia membopong tubuh Safiyah dan membawanya ke dalam kemar.

Safiyah memeluk erat tubuh sang suami  dan membenamkan wajahnya dalam dada bidang Alfatih. Sambil mengatur nafasnya Safiyah memanggil sang suami dengan suara lemahnya.

"Mas Alfa." panggilnya

"Iya sayang?" tanya Alfatih

"Minum, mas." pintanya

Alfatih dengan segera memindahkan tubuh sang istri untuk bersandar di ranjang dan ia segera mengambil air hangat untuk Safiyah di dapur. Saat di dapur uminya bertanya kepada dirinya ada suatu hal apa dan ia menjawab bahwa istrinya mual dan pusing dari tadi setelah subuh.

Sara membawa segelas air kepala untuk Safiyah karena Alfatih berkata sang istri sangat lemas dan pucat. Setelah meminum kedua air itu Safiyah kembali memeluk Alfatih dan memejamkan matanya.

"Kita kerumah sakit ya sayang?" ujar Alfatih

Safiyah menggelengkan kepalanya. "Mau bobok aja."

"Nduk, lebih baik kamu periksa dulu ya? Umi khawatir kamu kenapa-napa, nduk." bujuk Sara kepada sang menantu

"Nggak umi, Fiyah nggak sakit." ucap Safiyah

Alfatih menatap uminya dan sang umi mengangguk menandakan ia harus lebih membujuk Safiyah. Dengan usapan lembut pada kepala sang istri Alfatih membujuk Safiyah agar mau ke rumah sakit untuk memeriksa keadaannya.

Cinta Seorang Santri (Segera Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang