- 27

64 10 0
                                    

Note : Cerita ini benar-benar fiksi dan berasal dari imajinasi saya sendiri. Kehidupannya ga bakal sesuai sama member seventeen yang asli. Jadi no baper ya guys.

Happy Reading! 💎

°°°°°

Sepanjang perjalanan di mobil, baik [Name] dan Jeonghan mereka sempat hening. Meski ujung nya rusuh banget soalnya Jeonghan muter DJ remix angkot yang ngebuat [Name] ngehela napasnya berkali-kali. Mana teriak-teriak hobah.

Mobil aja keren, isi playlist burik. DJ remix pilih-pilih juga kali. Rasanya [Name] mau minta ganti tapi ga enak. Soalnya bukan mobil punya dia. Mana muka Jeonghan mesem-mesem gitu kesenengan.

"Kenapa ga play lagu Via Vallen kaya biasanya aja sih?" Ucap [Name] akhirnya. Lantaran ga kuat sama lagu nya yang makin bikin kepala pusing.

"Loh, gue kira lo suka lagu beginian makanya play ini. " Kata Jeonghan tanpa ragu.

Cewe itu natap Jeonghan dengan kesal. "Emang tampang gue keliatan suka lagu beginian?!"

"Ya iyalah. Pake nanya. " Sahut si Jeonghan sampe terkekeh. "Ya udah gue play lagu Via Vallen aja. "

Sayang, opo koe krungu.. jerite atiku
Mengharap, engkau kembali~

"Sayang... sampe memutih rambut ku.. ra bakal luntur trisno ku.. "Dendang si Jeonghan yang udah di tatap heran sama [Name].

Jujur aja nih ya. Kalo Jeonghan ga bibit unggul, udah ilfeel duluan dia. Untung mukanya enak dipandang jadi ga sampe bikin [Name] jadiin dia timbal proyek.

"Ini kita mau kemana sih? Makin lama jalannya makin sepi." Kata [Name] celingak-celinguk merhatiin sekitar. "Jangan-jangan... "

"Jangan-jangan apa? " Sahut Jeonghan sensi dan mendelik ke arah [Name].

Ya lagian [Name] otaknya isinya negatif mulu. Padahal Jeonghan kan baik banget meski agak bangke dikit.

Sampe akhirnya [Name] mulai sadar kalo mobil yang mereka naikin ini mulai berhenti di sisi jalan dekat pemakaman.

Jeonhan turun dari mobilnya, membuka pintu mobil dan menyuruh [Name] untuk turun.

"Ikut gue. " Perintah Jeonghan dan dituruti aja sama [Name].

Gadis itu mengimbangi langkah kakinya dan berhenti pada sebuah makan dengan nisan yang tertera nama seseorang di sana.

Jeonghan mulai berjongkok di samping makam itu, yang pastinya diikuti oleh [Name] yang jongkok di sisi makan satunya lagi.

Setiap pergerakan Jeonghan ga lepas dari pandangan [Name]. Di mulai dari nuangin air, menaburkan bunga di atas makam, sampai mendoakan nya.

"Selamat Ulang Tahun Mama. Kakak dateng lagi. "

Pertama kali bagi [Name] mendengar suara Jeonghan yang begitu lirih. Ga seperti biasanya yang ngegas dan selalu narik urat.

Jeonghan tersenyum sendu. Dia mengusap pelan nisan dari seorang perempuan yang ia sebut Mama itu.

Perempuan yang paling dirinya sayang di dunia. Yang selalu siap menjadi tempat pulang untuk Jeonghan ketika lelah.

"Maaf ya ma Kakak jarang dateng. Belakangan ini Kakak sibuk ngurus skripsi ma hehe. "

Jeonghan ngelirik [Name] yang masih tetap diam dan memilih untuk menyimak. Jeonghan tahu kenapa gadis yang hobi cerewet ini jadi lebih diam sekarang.

"Nyokap gue meninggal karena kecelakaan waktu gue masih kelas 10." Jelas Jeonghan tiba-tiba yang mendapatkan tatapan dari gadis dihadapannya itu.

Neighbors [Seventeen] X You - Slow UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang