Lisa pov."Aaarggh! Fuck fuck fuck!"
Brak
Brugh
Prangg
Aku membabi buta menghancurkan seisi rungan ku, memecahkan kaca menghancurkan meja dan membalikkan kasur.
"Huh.. huh.. huh.." dadaku naik turun sedangkan emosi ku belum juga stabil, ingin meninju seseorang untuk melampiaskan kemarahan ku.
Aku marah pada diriku sendiri! Hatiku teras sesak mendengar suara tangisan Jennie, dia satu-satunya orang yang membuatku seperti ini.
Lebih baik aku tidak pernah bertemu dengan Jennie sebelumnya, aku menyalahkan hatiku karena menjadi lemah untuknya, perasaan nyaman juga mulai tumbu bersamanya.
Dan sekarang aku terpaksa menjauh karena tidak ingin Jennie masuk terlalu dalam ke kehidupan gelap ku.
"Fuck!"
Bugh
Bugh
Bugh
Aku meninju dinding sampai tanganku terluka mengeluarkan darah.
Tidak sakit sama sekali, aku sudah kebal dengan hal-hal yang begini.
Aku mengambil jaket kemudian pergi dengan tergesa-gesa untuk menemui Bambam.
-
"Ini pasti tidak sakit sama sekali bukan" Bambam menuangkan alcohol membersihkan lukaku."Hem"
"Gadis tangguh" puji Bambam memberikan perban di tanganku.
Setelah mengobati tanganku Bambam membereskan p3k nya.
"Jadi apa yang membawa Lalisa Manoban padaku?" Bambam menatap lurus ke depan.
"Aku menyuruh Jennie menjauh, hatiku sesak membayangkan Jennie benar-benar menjauh dariku. Kamu tau kan aku tidak ingin Jennie menjadi buruk hanya karena berteman denganku, dia gadis yang polos" aku menghisap rokok ku dan lagi-lagi aku terbayang dengan sosok Jennie, dia paling tidak suka aku merokok, katanya Lisa bau kkkhh.
Aku terkekeh menggelengkan kepalaku.
"Kamu menyukainya?"
"Aku tidak bilang begitu"
"Tapi dari ceritamu baru kali ini aku melihat emosimu bercampur aduk karena menjauhi seseorang. Akui saja" goda Bambam menyenggol lenganku.
Aku diam memilih meminum bir.
Kami sedang di bar, aku ingin mabuk melupakan Jennie.
"Ambil lebih banyak bir" kata ku.
"Kamu akan mabuk berat Lalisa"
"Sst cukup ambil bhuwakul"
Bambam menghela nafas mau tidak mau menuruti perintahku.
-
Author pov.
"Ukhuk ukhuk Nini tidak mau sayur Eomma, mau daging saja" Jennie menggaruk lehernya sambil mengunyah daging.
"Anak Eomma kenapa jadi kurang sehat begin hemm, tadi masih baik-baik saja padahal" Eomma Kim khawatir mengecek suhu tubuh Jennie.
Mata Jennie terlihat sayu, badan nya hangat, dia juga batuk-batuk dan pilek.
"Eomma ukhuk sudah Nini kenyang"
"Nak, kamu baru makan sedikit sayang. Makan lagi ya" bujuk Eomma Kim dan Jennie menggelengkan kepalanya.
"Ukhuk ukhuk, accoh.." Jennie menggaruk hidungnya yang menelurkan ingus.
"Bless you" ucap Eomma Kim.
"Kemari Eomma lap ingus mu" Jennie mendekat dan Eomma Kim dengan lembut membersihkan hidung putrinya dengan tisu.
"Nini mau eskrim vanilla Eomma" suara Jennie berubah menjadi serak.
"Tidak sekarang Nini, kamu kurang sehat nak. Minum obat terlebih dahulu setelah itu tidur siang bersama Eomma nee"
Jennie mengangguk lemah menyenderkan kepalanya di leher Eomma Kim.
Chup
"Cepat sembuh putri Eomma" Eomma Kim mengelus rambut Jennie setelahnya.
•••
Tbc
28/04/24
Kan jadi sakit Nini nya 😌
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
about us [Jenlisa]√
FanfictionLalisa Manoban, gadis misterius yang sering di anggap buruk oleh teman sekolahnya. Jennie Kim, gadis manja ceria yang penuh dengan semangat. hari-harinya selalu berakhir baik, orang-orang sangat menyukainya karena dia cantik lucu imut dan menggemask...