Lisa pov."Nini bangun" dengan lembut aku membangunkan Jennie yang tertidur pulas di sampingku.
Jennie menggeliat dan merengek-rengek kecil.
Ini sudah sore, aku sangat khawatir orang tua Jennie marah karena putri mereka belum pulang juga. Mungkin sekarang kedua orangtuanya sangat panik mencari keberadaan Jennie.
"Nini ini sudah sore, bangun hemm" aku mengusap-usap pundaknya.
"Hik hik Nini masih ngantuk Lili" Jennie akhirnya membuka matanya.
"Lanjut di rumah ya tidurnya. Sekarang kamu harus pulang Nini, orang tuamu pasti mengkhawatirkan mu" aku mengelus pipinya.
Jennie menggeleng meremas baju rumah sakit ku.
"Kenapa?" Tanyaku lembut.
"Mau disini saja bersama Lili" Jennie melengkungkan bibirnya kebawah.
Aku menghela nafas.
"Besok kamu kesini lagi ya, ingat Eomma dan Appa mu menunggu kepulangan mu di rumah" bujukku.
Jennie menunduk lesu.
"Lili sakit dan Nini tidak tega meninggalkan Lili sendirian. Dan juga, kenapa orang tua Lili belum datang juga, bukannya tadi Lili sudah menelpon mereka ya?" Jennie kini mendongak menatap ku.
Aku mengulum bibirku, aku jelas berbohong tentang mengubungi kedua orang tuaku.
Datang kesini untuk menjenguk ku? Kkkhh jangan harap, mereka malah akan marah dan mengata-ngatai ku anak nakal yang hobinya bikin masalah.
"Emm mereka sibuk Nini, nanti sebentar lagi mereka pasti akan tiba" jawabku asal.
"Kenapa orang tua Lili mementingkan pekerjaan? Seharunya mereka datang cepat saat mengetahui Lili terluka"
Aku menatap sendu mata Jennie, tidak tau saja aku sudah mati rasa dengan kelakuan Mommy dan Daddy ku.
"Entahlah Nini" hanya itu yang bisa aku jawab.
"Lili jangan sedih ya, ada Nini yang akan selalu menemani Lili" Jennie tersenyum mengelus pipiku.
Aku tersenyum mengangguk-anggukkan kepalaku.
"Terimakasih Nini, kamu membuat hariku berwarna dan membuatku bahagia" dengan hati-hati aku memeluk pinggang Jennie.
"Xixixi sama-sama Lili, Nini juga bahagia bersama Lili" Jennie memeluk lenganku.
Lima menit kami berpelukan, aku mendengar suara irama jantung Jennie yang berdetak kencang.
Apa Jennie merasakan hal yang sama denganku?
Aku tidak tau pasti tapi yang jelas aku sangat menyukai suara debaran jantungnya.
"Kamu bisa kembali besok Nini, aku akan menelpon Bambam karena aku akan tenang jika dia yang mengantar mu pulang"
Jennie mendesah panjang namun menganggukkan kepalanya.
"Baiklah Lili. Besok mau Nini bawakan apa untuk Lili? Semacam buah atau makanan, Lili mau apa?"
Aku menggeleng.
"Cukup dengan kehadiran mu saja, Nini" lembut ku.
Tiba-tiba pipi Jennie merona.
"Apa kamu tersipu Nini?"
"Ya Lili" cicit Jennie mengangguk dengan polos.
Astaga! Betapa menggemaskannya manusia mungil ini.
"Kamu sangat imut Nini" pujiku.
Jennie malu-malu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Nini shy" rengek Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
about us [Jenlisa]√
Fiksi PenggemarLalisa Manoban, gadis misterius yang sering di anggap buruk oleh teman sekolahnya. Jennie Kim, gadis manja ceria yang penuh dengan semangat. hari-harinya selalu berakhir baik, orang-orang sangat menyukainya karena dia cantik lucu imut dan menggemask...