au/nineteen

4.1K 598 19
                                    


Jennie pov.

Aku gelisah, terus menangis berjalan mondar-mandir di depan ruangan Lisa.

Sangat cemas dengan keadaan Lisa sekarang.

Bayangkan saja perut Lisa tertusuk dan mengeluarkan banyak darah, aku tidak sanggup melihatnya rasanya aku ingin pingsan, tapi untungnya aku bisa menahan diri karena menyelamatkan Lisa jauh lebih penting.

Seumur hidup aku baru menyaksikan ada orang yang nekad ingin membunuh, ku pikir itu cuman di film-film saja, huh.

Aku jadi takut.

"Dokter" aku langsung menghampiri dokter yang barusan keluar dari ruangan Lisa.

"Keluarga pasien?" Aku mengangguk saja.

"Ya dokter, bagiamana keadaan Lisa?"

Dokter tersenyum.

"Pasien sudah baik-baik saja, untungnya luka tusuk di perutnya tidak terlalu dalam jadi dia masih bernafas sampai detik ini. Pasien juga cukup tangguh" jelas dokter.

"Terimakasih sudah menyelamatkan Lisa, dokter" aku sedikit membungkuk sopan.

"Aku hanya membantunya, selebihnya Tuhan yang menolong"

Aku tersenyum saja.

"Aku boleh masuk dokter?"

"Boleh silahkan. Kalau begitu aku pergi dulu, mari" dokter tersenyum dan pergi.

Aku membuka pintu dengan pelan, alangkah kagetnya aku melihat Lisa sudah duduk sambil menatap lurus ke depan.

"Lili.." aku melengkungkan bibirku kebawah.

Lisa menoleh, tersenyum manis dengan wajah yang masih pucat.

"Nini" Lisa merentangkan tangannya menyuruhku mendekat.

Aku segera menubruk tubuh Lisa.

Hug

"Aaah ssh" Lisa meringis dan aku langsung menjauhkan tubuhku.

Aku lupa perut Lisa tertusuk.

"Lili maaf hikss" aku menangis karena menyakitinya.

"Aniya jangan menangis Nini, sst sini peluk tapi dari samping ya" lembut Lisa menarik ku ke pelukannya.

"Hiks pasti sakit" aku mendongak dan Lisa menggeleng menghapus air mataku.

"Sedikit. Sudah ya jangan menangis lagi" Lisa mengecup pelipis ku.

"Hmph nee" angguk ku.

"Pintar" senyum Lisa mengacak-acak rambutku.

"Apa Lili tidak merasa sakit? Nini melihat Lili di pukuli dan di tendang habis-habisan oleh orang jahat itu"

"Aku sudah terbiasa Nini. Ini bukan apa-apa bagiku, aku tidak takut mati" Lisa menatapku dengan tatapan sendu.

"Apa maksudnya sudah terbiasa?"

"Kamu tidak perlu tau Nini. Sekarang lupakan itu, aku tidak ingin kamu mengingatnya lagi. Maaf membuat mata polos mu ternodai, hmm" lembut Lisa mengusap pipi ku.

Aku memilih mengangguk karena jujur semakin kesini Lisa semakin terlihat misterius dan susah di tebak jika bukan dia sendiri yang mengatakannya.

Orang yang menganggap Lisa aneh dan buruk itu salah, Lisa hanya misterius dan agak susah di tebak.

Aku yakin Lisa seratus persen baik!

"Lili kuat ya" aku menatap Lisa sambil menyatukan jari-jari kami.

"Kuat?"

Aku mengangguk.

"Eum, Lili hebat bisa langsung sadar dan bisa menahan rasa sakit"

Lisa terkekeh.

"I'm Hero" Lisa menyeringai.

"Yeah, my Hero" aku tersenyum manis lalu memajukan bibirku mencium pipinya.

Lagi, Lisa selalu terdiam dan menegang saat aku mencium pipinya.

"Nini" panggil Lisa dengan serak.

"Ya Lili" aku menampilkan gummy smile ku.

Lisa menatap mataku.

"Setiap kali kamu mencium ku, disini, jantungku berdetak dua kali lipat. Perutku juga seperti di gelitik oleh ribuan kupu-kupu, rasanya menyenangkan" Lisa membawa tanganku ke dada kirinya.

Dan benar jantung Lisa berdetak sangat kencang.

Aku menatap Lisa dengan polos.

"Apa Lili punya penyakit jantung?" Tanyaku.

Lisa menganga mengerjap-ngerjapkan matanya.

"P-penyakit jantung?" Lisa menatapku dengan tidak percaya.

"Eum" aku mengangguk.

Lisa segera mengusap wajahnya yang memerah.

"Sudahlah" Lisa menyudahi obrolan kami, memilih memelukku menenggelamkan wajahnya di leherku.

Apa yang salah? Tampaknya Lisa sangat frustasi sekarang.

"Lili"

"Aku tidak ingin berbicara, peluk saja aku"

Aku menghela nafas dan memilih menurut memeluk Lisa.

•••

Tbc

01/06/24

Nini sayang ga gitu maksudnya, aduh gimana ya cara bilanginnya, polos banget hiks 😭🤏

Gaiss aku sebenarnya punya ff baru tapi masih bingung up sekarang apa nanti-nanti aja.

Vote komen lanjut.

about us [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang