Prolog

1.7K 46 0
                                    

"Aku berperang dengan asa yang kucipta atas imajinasiku sendiri"
                  (Tsalsa Andriana)

_*_

Aku melangkah gontai,seolah kakiku tak menginjak bumi.banyak hal yg menjadi PR dalam hidupku kali ini.
Semenjak kejadian kemarin, aku mulai memikirkan rencana demi rencana untuk kelangsungan hidupku.
Begitu kata Nadiya, sahabatku yg terbilang cerewet.

Tak terasa kaki ini telah menghantarkan ku tepat di sebuah pintu lift yang hampir tertutup. Tanpa fikir panjang lagi aku pun masuk dengan sedikit memaksa.

"Upsss..."ujarku tiba tiba setelah melihat seorang pria bermata elang menatapku lekat.

"Ma..maa.ma..maaf pak"sahutku lagi sedikit grogi karna tanpa sadar aku telah  menginjak sedikit ujung sepatunya ketika menyerobot masuk di lift tadi.

"Oh my god..kenapa aku selalu membuat kesalahan dengan si Mr. Arrogan Bos"gumam ku dalam hati  tanpa berani menatapnya kembali.

Sejenak keheningan melanda lift dimana hanya kami berdua sebagai penghuninya.aku dapat menghirup aroma maskulin dari pria bertubuh tegap yang ku panggil Bos.

Ya ya ya...dia bos ku,karena aku sekarang sudah resmi menjadi karyawan diperusahaannya walaupun masih dalam masa trainning selama 90 hari kedepan.kedengarannya sedikit mengagetkan kalo seorang Rony Anggara Putra dapat langsung memperkerjakanku sebagai karyawan tanpa interview.

yups....semenjak pertemuan perdana kami kmrn. Dia mengatakan pada Nadiya, bahwa rasanya dia tidak perlu mewancaraiku. Dia ingin melihat kinerjaku dan menjadikan aku sebagai karyawan training.Jangan berfikir kerja dikantor yang berkutat dengan komputer atau laptop seperti karyawan kantoran pada umumnya ya. Dia ternyata menjadikan ku sebagai karyawan multi fungsi
Tak jarang aku costplay menjadi OB dengan membuat dan membagikan  kopi atau sekedar memasak mie instan buat para karyawan yang malas ke luar kantor di jam istirahat
Bahkan aku sangat sering diminta mondar mandir ke cafe seberang atau hanya sekedar membelikan pesanan para karyawan dan tugas tugas di luar kualifikasi pendidikanku.

Aku bukannya tidak bersyukur tapi jika aku boleh berbicara sedikit,sempat terbesit difikiranku bahwa aku justru seperti "budak" diperusahaan ini.

"Huft...."aku sedikit menghela napas mengingat beratnya perjuanganku untuk bertahan di kota ini.

Dari ujung mataku,aku melihat dia seperti menoleh sekilas kearahku dan entah apa yang bersarang difikirannya tentang diriku saat itu.

ketika pintu liftnya terbuka, dia bergegas melangkahkan kaki keluar dari lift yang kami tempati bersama dan mengatakan sedikit hal tanpa menoleh kembali kearahku.

"Hidup itu memang sulit..jika tak ingin berjuang maka jangan hidup"

Aku terpana,tanpa sadar mulut ku ternganga bahkan hampir membentuk huruf O karena hampir tak percaya dengan kalimat nyelekit dari si Bos arogan.

Bagaimana dia bisa membaca fikiranku?
Apa dia cenayang?
Atau dia saudaranya Hard Gumay?

Aku menggeleng-gelengkan kepala untuk menepis pertanyaan pertanyaan ameh yang menari nari dalam otakku

Dalam keterkejutanku dengan kata-kata keramat si bos tadi,aku dikagetkan kembali dengan suara pintu lift yg terbuka. Segera ku ambil langkah seribu meninggalkan lift yang telah menghantarkan ku sampai di lokasi tujuan. Gegas aku melakukan pekerjaaan rutin sebagai pegawai tanpa status.

_Time skip_

Kulirik arloji berwarna merah cabe, hadiah ultah dari ibuku, jarum pendek menunjuk kearah 12. Waktunya bagi semua mahkluk Tuhan berprofesi seperti aku dapat memanjakan perut dengan makanan seadanya sesuai isi kantong.

My ChacaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang