Setiap malam ku memikirkanmu
Tak tahu kau di mana
Masih setiakah kepadaku
Kau cintaku
Jangan pernah kau sakiti aku
Tepatilah janjimu
Ku kan selalu menunggumu
Dan menunggu
Ku percaya kau kan selalu
Menangkan cintaku
Kau dimana dan aku di mana
Kita jauh tak bisa bertemu
Demi cinta aku akan menjaga segalanya
Aku merindukanmu..
Jangan pernah kau sakiti aku
Tepatilah janjimu
Ku kan selalu menunggumu
Dan menunggu..
Ho ho..
Kau di mana dan aku di mana
Kita jauh tak bisa bertemu
Demi cinta aku akan menjaga segalanya
Aku merindukanmu..
Ho ho..
Kau di sana dan aku di sini
Kita terpisah jarak dan waktu
Hingga nanti tiba saatnya
Kau kembali padaku
Aku merindukanmu..
Aku merindukanmu..
(Salma Salsabil Aliya_Merindukanmu)
Iringan musik mengiringi lantunan suara penyanyi di cafe tempatku saat ini terpaku duduk sendirian. Aku begitu terpukau dengan tiap lirik yang seolah olah menarikku pada dimensi yang sebenarnya ingin ku hapus namun masih terpatri di sudut naluri paling jauh.Sejenak terbuai dengan suasana syahdu nan sendu, mataku menatap nanar di sekeliling yang cukup ramai di isi oleh pengunjung lintas gender bahkan lintas generasi.
"Salsa" panggilan lembut seseorang membuyarkan sebagian bayang yang hampir mengembalikan susunan kisah berbentuk puzzel.
"Zidan?" aku berdiri dari kursi yang sejak tadi ku duduki. Sesaat aku terpaku menatap tangan kokoh telah terulur sempurna di hadapan.Memandang netra cokelat pekat yang menyunggingkan senyum damai kepadaku.
Sejenak seakan terhipnotis dengan tampilan maskulin pria yang dulu menjadi teman paling sering membantu hampir pada setiap situasi sulit. Menemaniku melewati banyak ujian hidup selama di rantau, tak pernah sekalipun dia mengeluh saat meladeni setiap tingkah absurdku. Zidan adalah sahabat terdekat lainnya selama di Jakarta setelah Nadiya.
"Hey..." dia memberiku kode untuk kembali ke bumi setelah melayang sementara waktu di negeri antah berantah melalui telepati. Secepat kilat aku menyambar tangan Zidan kemudian menjabat tangan kekar itu cukup erat.
"Duduk Zi!!" tawarku padanya setelah melepas jabatan tangan kami yang terlihat sedikit canggung.
"Maaf membuatmu menunggu lama" ucapnya di sela melihat menu yang sudah berada di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Chaca
RomanceMenyimpan debaran pada seseorang yang sama sekali tak melirik kearahmu bukan lah perkara mudah.apalagi melihatnya justru memilih mengejar cinta lain yang tak sebesar cintamu padanya. luka bathin tersimpan rapat sejak confess yang Tsalsa ungkapan men...