Ada Apa dengan Rony?

473 44 10
                                    

Benci dan Cinta terkadang bertunas di sebab yang sama

Pada akhirnya Egolah yang menentukan

Mana yang akan tumbuh dan berkembang

(Tsalsa Andriana)

***

"Lo mau mampir kemana dulu?beli es cream?"tanya Rony setelah kami memasuki mobil miliknya.

Aku menatap Rony yang telah berada di belakang setir. Separuh tak percaya dengan pendengaranku, aku lagi lagi menoleh kearah nya. Dengan tiba tiba dia memajukan tubuhnya mendekat ke arahku. Tubuhku menegang dan spontan aku menahan napas karena kini wajahnya hanya berjarak beberapa centi dari wajahku. Bahkan aku bisa mencium wangi aroma tubuhnya. Aroma parfum maskulin khas yang telah dia pakai sejak SMA.

Aku dapat melihat wajah tampan pria Ini dengan jarak yang sangat dekat.Alis mata yang terukir lebat seperti barisan semut yang berbaris beriringan. Tulang rahang yang tegas, bibir tipis tapi memberikan warna cerah dikuli putih susu miliknya. Hidung mancung tapi tidak terlalu besar dengan kedua mata indah hazel yang mampu menghipnotis setiap orang saat memandangnya.

"Napas Cha.." titahnya setelah kembali di kursi setir. Ternyata dia hanya membantuku memasang selfbelt.

Aku Seketika membuang muka ke arah jendela, khawatir Rony melihat wajahku yang sudah seperti kepiting rebus.

"Dari tadi diem mulu.."ujarnya masih setia menatap lurus kedepan. Dari samping, wajah itu terpahat sempurna tanpa cela di bagian manapun.

Dulu aku sering bertanya, kapan Rony akan terlihat jelek. Jika bareface nya saja tak kalah tampan dengan tampilan nya saat di tempat publik. Sepertinya saat pembagian struktur bagian tubuh oleh Tuhan, Rony adalah pengantri pertama sehingga semua hal indah adalah pada tubuhnya.

"salting lo" tebaknya tanpa menoleh ke arahku.

Aku mendengus sebal sembari memainkan ujung tas dipangkuanku.

"Geer banget lo" sangkalku menolak mengakui bahwa saat ini mulutku terbungkam dikarenakan segala perubahan sikap Rony. Terlebih dia mengabaikan itu saat aku sedang mengamat setiap presisi tubuhnya.

"Menurut lo, gue apa lo yang saat ini yang pantas disebut geer?" pungkasnya memberi bingkai kalimat semu yang sesungguhnya memberatkanku untuk menjawab nya.

"Sikap lo yang aneh?"aku mengalihkan pertanyaan itu karena tak ingin dia tau lebih dalam apa yang sedang merajai fikiranku kali ini.

"Aneh gimana?" tanya nya pagi masih fokus memperhatikan jalanan yang penuhi oleh kendaraan.

"lo bisa gak jangan sok baik ke gue. Jangan ngelakuin hal hal manis ke gue. Semua tingkah lo sejak pertemuan kita di acara pertunangan kak Tania membuat jantung sialan ini berdegup lebih kencang dari semestinya. Bahkan menyebabkan otak bodohku ini lebih sering memikirkan hal bullshit yang berharap bahwa lo mulai menyukai gue. Udah lah..gue mau lo bersikap normal kayak lo yang biasanya ke gue. Rony yang dingin, jutek, cuek, kasar dan semua sikap benci lo ke gue. Sejujurnya gue capek menetralkan semua isi hati dan logikaku. Gue tau lo tak melakukan hal ini atas dasar kesabaran diri lo. Dan gue menanggapi ini sebagai ketidakwarasan lo yang menyelipkan gue untuk mengambil sikap. Pleas STOP IT RON.." kata kata itu kencang terucap tanpa ada beda sedikitpun. Namun sayang nya, itu hanya mampu kukumandangkan dalam hati tanpa ada yang terlontar di ujung lidahku

Aku tak ingin berdebat dengannya,bukan takut dia memperlakukanku lagi dengan buru tapi lebih kepada menjaga keharmonisan dua keluarga yang saat ini tak ingin ku rusak kembali. Cukup sudah aku membuat permasalahan yang menyebabkan semua orang Baik disekitarku menerima kesedihan dan kesulitan. Cukup dengan masa lalu buruk itu menjadi hantu yang terus membayangi hidup ku hingga kini menjadi penyesalan terparah yang aku rasa kan.

My ChacaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang