Punyaku

293 42 15
                                    

"Aku tau kamu bingung sama semua ini. Tapi asal kamu tau, semua tentang kamu selalu memiliki tempat ter indah di hidup aku. Aku hanya tak pandai mengekspresikan apalagi mengutarakan rasa itu. Bahkan tanpa kamu sadari setelah beberapa bulan kamu pindah ke Jakarta, aku selalu memantaumu dan Nadiya adalah salah satu orang yang membantuku dalam mendekatimu kembali meskipun dengan jalur senyap"

"Maksud lo?"

"Kamu ingatkan kalau Kamu bekerja di kantor aku atas rekomendasi dari dia kan?"aku mengiyakan.

"nah..itu semua atas permintaanku maka nya kamu bisa dengan mudah di terima"

Aku menarik napas pelan, terlalu Banyak kejutan yang tak kuketahui dan banyak sekali rahasia Rony yang sangaja di tutupi nya.

"Apa ada lagi yang gak gue ketahui?"

"Banyak Ca, tapi pelan pelan akan aku ceritakan secara keseluruhan. Yang jelas, aku ingin kamu tau bahwa lelaki dengan ego setinggi gunung fuji ini mencintai kamu Tsalsa Andriana sepenuh hati. Sejak dulu kamu lah cinta pertama Rony Nainggolan dan akan selalu menjadi pemenang di hatiku. Kamu sumber bahagia ku, kamu duniaku dan kamu yang aku inginkan untuk menjadi pendamping hidup ku serta ibu dari Rony Junior nanti. Gak akan ada yang bisa merubah itu"

"Terus Keyza?"

"Ssttt...aku sudah menyampaikan ini pada nya dan akan aku tegas kan sekali lagi pada nya dihadapan kamu. Aku tak ingin wanita lain, aku hanya ingin kamu. Titik"dia mengecup puncuk kepalaku dan mengelus lembut ujung jemariku.

"Bolehkah aku berbunga bunga"

Aku tak membalas peluknya namun jika di telusuri, jiwaku seperti berteriak kegirangan dengan jutaaan kupu kupu yang berterbangan.

"Saat ini aku gak menuntut kamu untuk menjawab lamaran aku tapi aku mohon jangan gantung aku terlalu lama ya Ca?" aku menelusuri bingkai sempurna wajahnya dan berhenti saat netraku bertubrukan dengan iras tajam namun teduh milik pria itu.

"Beri aku waktu ya Ron" dia mengangguk cepat kembali memeluk tubuhku erat dan mengelus lembut rambut ku.

***

Aku melirik sekilas dan sedikit terkejut dengan kemunculan seseorang di balik pagar rumah.

"Lo ngapain ke sini?" tanyaku pada tamu yang mengenakan kaus panjang warna navy dengan celana jeans denim. Perpaduan antara warna navy atau biru tua dengan warna jeans denim tersebut membuat gradasi yang simpel tapi menarik di tubuh pria berkulit putih pucat itu.

Dia membuka kaca mata hitam yang membingkai sempurna di hidung mancungnya "mau main aja, emang gak boleh?" jawabnya enteng.

"Bukan gitu, ta......"

"Ehhh ada mas Rony, masuk nak" suara ibu muncul dari belakang yang membuat ucapku mengambang kemudian seolah olah tak mengubris wajah kesal ku, Ibu langsung menarik lembut lengan Rony untuk masuk ke dalam rumah.

Masih dengan raut wajah cemberut aku mengekori langkah ibu dan Rony yang tampak tertawa bahagia. Entah apa yang dibicarakan pria itu pada ibu ku hingga membuat wanita paruh baya itu sumringah dan sesekali mengelus punggung Rony.

"Bikinin Rony minum ya Ca?" pinta ibu setelah Rony duduk di kursi. Aku tak bereaksi, masih menatap heran pada tingkah Ibu yang terlalu mengistimewakan anak tante Tiya dan om Aron itu. Bukan hanya kali ini, tapi sejak dulu dulu pun selalu begitu.

Dan gilanya, lelaki di hadapanku ini pun senantiasa bersikap manis tiap kali bertemu ibu. Sempat aku terfikir bahwa Rony seperti ahli hipnotis, karena siapapun yang melihat nya akan jatuh cinta dengan paras tampan dan tingkah santunnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My ChacaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang