The Way You Look At Me

332 33 7
                                    

"seseorang yang telah jatuh cinta karena tatapan mata yang tidak pernah ia temukan sebelumnya di hidupnya. Ia merasa bahwa tatapan mata ini sungguh berbeda. Bahkan, merasa seakan-akan tatapan mata seseorang yang dicintainya ini memiliki arti tersendiri tentang cinta yang hanya dia saja yang bisa mengerti"

(The way you look at me_Nyoman Paul Fernando Aro)

***

Menjelang malam yang telah dinantikan kakak perempuan pertamaku. Kami sekeluarga terlihat sangat excited mempersiapkan segala hal untuk mewujudkan engagement impiannya. Sejak pagi ibu sudah disibukkan dengan printilan makanan dan minuman untuk para tamu undangan.

Aku di percaya untuk membantu team dekorasi ruangan yang sebelumnya telah dibicarakan bersama WO yang memegang acara hingga di resepsi nantinya.

Ayah dan bang Tama bertugas mengurusi bagian perlengkapan dan lokasi parkir para tamu serta hal hal lain yang bersifat darurat.

"Cha..buruan cek kakakmu.udah kelar makeup apa belum?" ibu terlihat sedikit kerepotan dengan kebaya yang digunakannya saat ini. Sesekali beliau memperbaiki posisi belahan rok yang secara tak sadar sudah terlalu menyamping. Aku turut ikut merapikan letak selendang berbahan tile yang melilit di pundak kanan ibu.

"Iya bu..bentar Chaca ke kamar kak Tania"ibu mengangguk kemudian kembali berbincang bincang dengan para tetangga yang telah hadir di kediaman kami.

Saat menaiki tangga menuju kamar kak Tania, aku bertemu bang Tama yang sudah terlihat sangat gagah dengan batik bewarna hitam sedikit garis silver sebagai kombinasi.

" kamu gak mandi Cha?"mata bang Tama menyoroti tampilanku dari ujung kaki dan berhenti tepat di wajahku.

"Apaan sih bang.. Chaca udah mandi dari tadi" ujarku sedikit sewot dengan bibir manyun.

"Kok kumal banget kayak kain pel di pojokan"tanpa sengaja, mataku mengikuti jemari Bang Tama Yang menunjuk ke arah pel lantai yang terselip di sudut tangga.

Karena rasa kesal akhirnya aku mecubit lengan bang Tama. Dia hanya cengengesan sambil mengelus bagian tersebut tanpa berniat menghindar.

"Ntar bakal ketemu tamu spesial loh, minimal dandan tipis tipis. Abang khawatir orangnya bakal pingsan liat wajah buluk itu"

"Lah.. Yang mau tunangan kan Kak Tania?tamu spesialnya juga buat Kak Tania? Jadi ngapain aku yang harus dandan sih kak?"jangan tanya perasaanku saat ini, rasanya sudah ingin mengigit lengan Bang Tama yang benar benar menguras moodku. Padahal aku sudah sangat antusias dengan kehadiran orang orang di rumah yang di dominasi oleh keluarga, tetangga, rekan kerja ayah maupun teman kak Tania.

"Udah..pokoknya kamu harus dandan. Abang udah bilang sama mas mas si tukang makeup, setelah kak Tania giliran kamu yang di permak"tanpa menunggu jawaban dariku, dia menyelonong pergi menuruni anak tangga. Aku menghentakkan kaki kesal dengan kelakuan random kakak kedua ku itu.

Akhirnya rangkaian acara demi acara berlangsung secara khitmad dan sesuai rencana. Kedua keluarga tampak ikut berbahagia mendampingi putra putrinya yang sudah berniat serius dalam menjalani hubungan.Karena sepengetahuanku, kak Tania akan menggelar akad di bulan berikutnya kemudian di lanjutkan ke acara resepsi di hari berikutnya.

Bang Tama yang sejak tadi berada disebelahku tak henti hentinya menatap kearahku dengan kerlingan mata jahilnya.Aku menjadi sedikit bingung dengan tingkah absurdnya, bagaimana tidak?sesekali dia tersenyum kecil kemudian membuang muka ke sisi lain sembari mengusap ujung hidungnya.

"Apa dandananku terlalu menor?" gumamku dalam hati.

"kenapa sikh bang?"tanyaku setengah berbisik, demi apapun aku mulai dongkol tapi masih berupaya kutahan untuk tidak mencubit pinggangnya.

My ChacaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang